Kecemasan adalah satu dari banyak hal yang membuat tidak bisa melangkah maju kedepan.
.
.
.
Chapter 5
~~~~~~~~Kereta kuda dengan lambang ukiran bunga mawar pada pintunya berpacu dengan cepat. Grover Lawrence mengendarai kendaraan darat itu tiada henti, ketiga kuda yang menarik benda itu berlari semakin melambat setelah seharian berlari tanpa istirahat. Dua orang perempuan duduk berpegangan dengan erat pada kursinya didalam untuk menahan guncangan kencang yang terjadi.
"Apa masih lama?" Lilia bertanya tidak sabaran, sudah berkali-kali dia menanyakan hal yang sama pada Ruby. Dia hanya takut jika mereka tiba lebih lama di tempat itu akan membuat mereka terlambat untuk menyelamatkan Sienna.
Di daerah Utara, tidak ada satu orangpun yang tidak mengetahui tentang hutan itu sehingga mudah bagi mereka untuk mendapatkan informasi terkait letaknya, berbeda saat mereka bertanya di wilayah lain karena tidak akan ada yang mereka dapatkan.
Mereka harus melewati dua lembah yang cukup dalam sebelum sampai di tempat tujuan yang dimaksud, tidak ada akses untuk kendaraan melewati limbah itu selain jembatan kecil terbuat dari kayu yang cukup untuk satu orang berjalan. Dengan terpaksa mereka bertiga melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Grover mengikat ketiga kudanya agar tidak melarikan diri. Sedangkan Lilia dan Ruby, dua perempuan itu menggunakan tudung yang ada di mantelnya untuk menghangatkan diri mereka. Angin bertiup cukup kencang sehingga udara dingin di wilayah ini semakin terasa. Grover memimpin jalan dengan Lilia yang berada di paling belakang kala melewati jembatan kayu tersebut.
Setelah jalan cukup jauh, mereka berjalan bersisian. Ruby menggandeng lengan kakaknya ketika merasakan hawa tidak enak kala melihat gumpalan kabut yang menutupi hutan dari kejauhan. Lilia menelan ludah nya gugup dan Grover mencoba untuk tetap tenang.
Mereka memerhatikan kabut tersebut, namun anehnya dari atas hutan itu mereka melihat kabut tersebut perlahan memudar, dari atas hingga kebawah seperti saat melihat terbukanya sebuah kubah.
"Lihat." Ruby menunjuk objek tersebut. Mereka dengan cepat berlari mendekati hutan yang jaraknya sudah lumayan dekat.
Ketika sudah berada di hadapan hutan Kabut itu, tepat sebelum mereka memasuki hutan suara langkah kaki orang berlari membuat mereka berhenti, menanti siapa yang akan keluar dari sana. Berharap bahwa itu adalah orang yang mereka tunggu.
Dan benar saja, Sienna menembus kabur hitam itu dengan berlari tertatih. Tubuhnya beberapa kali terjatuh. Dengan cepat Lilia, Ruby dan Grover segera mendekatinya sebelum Sienna terjatuh kembali tubuh kecilnya yang terluka itu ditangkap oleh Grover.
Wajah Sienna yang semula nampak ketakutan sedikit tenang saat melihat siapa yang menangkap tubuhnya. Dia berhasil keluar setelah melihat tanda yang semula dia buat pada pohon pohon mati agar tidak tersesat, jika saja Sienna tidak menemukan tanda tersebut dia tidak bisa memikirkan bagaimana nasibnya saat ini.
"Kita harus segera pergi dari sini." Katanya tergesa-gesa.
"Apa yang terjadi?!" Ruby bertanya khawatir melihat kondisinya.
"Tidak ada waktu! Kita harus pergi!" Sienna berteriak panik, dan Lilia dia hanya bisa memandang keadaan saudara kembarnya tanpa bisa melakukan apapun. Dia amat bersyukur dapat dipertemukan lagi dengan Sienna.
"Naiklah ke punggungku." Grover berjongkok dengan memunggunginya, tanpa pikir panjang Sienna segera naik di punggung orang itu.
Mereka berlari semakin menjauh dari sana, Sienna berkali-kali menatap kebelakang dengan perasaan takut. Kabut hitam yang menutupi hutan itu perlahan kembali seperti semula membungkus hutan tersebut seperti kepompong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lightshadow
Fantasy{PLAGIAT DILARANG MENDEKAT} Cerita ini murni hasil dari pemikiran dan ide author. . . . Di kekaisaran Melatonandia, ada sebuah legenda tentang Hutan Kabut dimana terdapat sebuah pohon besar yang tumbuh subur didalamnya. Konon siapa saja yang berhasi...