Chapter 11 - Sesi Belanja Bersama Adik

8 2 0
                                    

* Haloo guys. Ini cerita pertamaku jadi apabila ada kesalahan, mohon kritik dan saran untuk perbaikan dan juga biar aku semakin berkembang kedepannya. Tolong juga buat vote, komen dan share biar aku makin semangat buat update ceritanya. 😘

HAPPY READING! 🥰 *

Saat sudah sampai di rumah, aku langsung berendam di bathtub dengan air hangat dicampur garam mandi. Sangat efektif untuk membuat badanku relaks lagi setelah jalan kaki di cuaca dingin bersalju dan berlatih merakit senjata. Setelah berendam selama 30 menit, aku keluar dari bathtub lalu mengenakan jubah mandi putih. Kulihat jam di ponsel dan rupanya sekarang sudah jam 5 sore. Kuambil ponselku yang terletak di atas kasur lalu kutelepon Shyntia dan dalam tiga dering, gadis kecil itu mengangkat teleponku.

"Halo, Barry." , "Halo Shyntia, apa kamu sedang sibuk?" ,"Mmm ya, saat ini aku sedang sibuk. Sangat sibuk membaca majalah fashion." , kuputar bola mataku mendengar jawabannya,"Shyntia, tadi aku sudah meminta Pak Henry untuk mengantar kita ke pusat perbelanjaan besok jam 10 pagi. Ngomong-ngomong, apa nama pusat perbelanjaan yang akan kita datangi besok?" ,"Baguslah kalau kamu sudah memberitahu supir kita. Pusat perbelanjaan yang akan kudatangi besok itu Wilson Department Store, salah satu bisnis keluarga kita. Para pekerja disana pasti tahu siapa kita dan kita akan menjadi pelanggan super VIP." Shyntia tertawa dengan kata-katanya sendiri. Lalu dia terdiam beberapa detik,"Memangnya kamu dimana, Barry?" ,"Aku di kamarku." , Shyntia kembali tertawa,"Astaga, Barry. Tadi kupikir kamu ada di luar rumah. Kenapa tidak ke kamarku?" ,"Yah aku baru saja selesai berendam." ,"Hmm lalu ada lagi yang mau kamu katakan, Barry?" , aku berpikir sebentar,"Tidak ada." ,"Kalau begitu kumatikan ya teleponnya." , sebelum sempat kujawab, Shyntia sudah mematikan telepon.

Kuputuskan untuk menelepon ayahku karena aku ingin memberitahu soal kegiatanku besok. Kuhubungi beliau dan dalam 6 detik, teleponku diangkat."Halo, Nak" ,"Halo, Dad. Sekarang Dad dimana?" ,"Saat ini aku sedang di San Francisco. Sejam atau dua jam lagi aku akan pulang ke rumah. Bagaimana sekolahmu?" ,"Sekolahku lancar. Lalu aku bergabung dengan tim basket." , kudengar Dad tertawa,"Baguslah. Dan jangan lupa untuk selalu bersikap baik di sekolah dan menjaga nama baik keluarga kita." ,"Baik, Dad." ,"Baru saja Henry mengabariku bahwa kamu belajar merakit senjata dengan cepat. Bagus sekali, Nak." , aku tersenyum senang mendengarnya,"Dad, besok Shyntia memintaku untuk menemaninya belanja di Wilson Department Store. Jadi sepertinya besok aku tidak bisa memulai latihan menembak pertamaku dengan Niccola. Apa itu tidak masalah ?" ,"Tidak masalah, Nak. Sangat bagus kamu menghabiskan waktu bersama adikmu. Agar lebih aman, akan kukirim empat pengawal untuk menjaga kalian berdua." , aku merasa sangat senang Dad menyetujui hal itu dengan mudah. "Terima kasih, Dad. Sampai jumpa nanti di rumah." , lalu kumatikan telepon.

Kuhabiskan sisa hari dengan bermain game dan menonton film Baby Driver di laptop. Keesokan harinya, aku bersiap menemani adik kesayanganku belanja. Kukenakan sweater coklat, syal putih dan celana biru tua. Lalu kupakai topi putih biru. Setelah memastikan semuanya rapi, aku pergi keluar kamar dan kulihat Shyntia sudah menunggu di sofa sambil memakan kue coklat. Gadis itu mengenakan kaos putih, celana biru tua, jaket kulit biru tebal dan sepatu boots coklat sementara rambutnya dikepang 2 bagian. Kuhampiri adikku,"Ayo pergi sekarang." , Shyntia memasukkan kue coklat ke mulutnya lalu berdiri,"Ayo." Pak Henry menunggu di depan lift,"Selamat pagi, Tuan Muda dan nona Shyntia. Tuan Kerry menunggu kalian di ruang tamu." , mendengar itu, Shyntia tampak senang dan langsung berlari ke ruang tamu. Kuberjalan dengan santai ke ruang tamu. Sesampainya disana, Shyntia duduk disamping Dad dan ada empat lelaki yang tubuhnya tinggi tegap , semuanya berkulit gelap dan mengenakan kemeja putih dengan jas hitam. Mereka semua berdiri di dekat dinding.

Kupilih duduk di seberang sofa tempat Dad dan Shyntia duduk. "Jam berapa Dad datang?", tanyaku langsung, Dad yang sedang berbincang dengan Shyntia langsung menoleh dan menatapku lekat,"Aku sampai disini jam 4 pagi. Perjalanan dari San Francisco kesini hanya dengan mobil dan butuh waktu lama." Lalu Dad kembali menatap Shyntia,"Beritahu aku. Apa saja yang mau kamu beli?" ,dengan nada manja Shyntia berkata,"Aku ingin membeli baju, sepatu lalu boneka beruang." , Dad tersenyum,"Baiklah, selamat bersenang-senang. Lalu keempat orang ini akan menjaga kalian selama diluar sana." , Shyntia berdiri,"Kalau begitu, aku pergi dulu, Dad." , ucapnya lalu mencium kedua pipi beliau. Aku berdiri dari sofa dan membungkukkan badanku sebentar,"Aku pergi dulu bersama Shyntia, Dad".

Kali ini Pak Henry membawa mobil Chevrolet hitam yang cukup untuk membawaku dan Shyntia bersama keempat pengawal. Salah satu pengawal duduk di depan bersama Pak Henry sementara tiga pengawal lainnya duduk di kursi paling belakang. Sepanjang perjalanan, Pak Henry menyetel musik dari radio dan Shyntia bernyanyi. Suara adikku lumayan bagus dan kalau dia mengasah kemampuan vokalnya, bisa saja Shyntia menjadi penyanyi juga. Memerlukan waktu sejam lebih untuk sampai ke Wilson Department Store. Saat sampai disana, aku, Shyntia dan keempat pengawal turun di depan pintu masuk sementara Pak Henry hanya akan menunggu di area parkir.

Baru saja masuk ke dalam pusat perbelanjaan, seorang pegawai wanita yang kulihat bernama Shelby dari name tag yang dia kenakan, menghampiri kami dan berkata bahwa dia ditugaskan menemani kami selama disini. Lebih dari 30 toko kami kunjungi dan banyak sekali barang yang Shyntia beli seperti baju, celana, sepatu, produk kosmetik dan boneka. Total kantong belanjaan ada dua puluh lima, hanya tiga kantong yang kutenteng termasuk jam tangan yang kubeli, sisanya dibawa oleh Shelby dan pengawal. Setelah berkeliling berjam-jam, Shyntia ingin beristirahat sejenak."Aku lapar, Barry. Ayo makan siang di restoran fastfood  yang di lantai 3." , kutarik napas sebentar lalu aku dan Shyntia pergi kesana. Kupesan hamburger dengan empat potong fried chicken dan milkshake coklat sementara Shyntia memesan cheeseburger, soft drink dan tujuh roti krim. Kusuruh Shyntia untuk mencari tempat duduk sambil menunggu pesanan datang. Setelah menunggu selama 2 menit, semua yang kami pesan sudah siap dan pelayan menyajikan semuanya di nampan. Kubawa nampan berisi semua makanan yang kami pesan lalu duduk bersama Shyntia.

Kulihat tujuh roti krim,"Banyak sekali roti krim yang kamu beli." , Shyntia mengunyah makanannya terlebih dahulu sebelum menjawab,"Semuanya bukan untukku. Kubelikan untukmu, Shelby, para pengawal dan Pak Henry." , aku tersenyum mendengarnya,"Terima kasih. Kamu baik sekali." , Shyntia ikut tersenyum,"Lagipula kalian semua menemaniku belanja selama berjam-jam. Sudah seharusnya aku membelikan makanan." , kita melanjutkan makan sembari kuamati sekitar. Ada beberapa orang yang juga makan disini. Shelby sedang berdiri di luar restoran sementara para pengawal duduk di meja yang berjarak tiga meja dari kami tanpa memesan apapun.

The Secret Of Me & My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang