rumah sakit jiwa

10 1 0
                                    

Langit diluar terang benderang, awan awan sesekali lewat membuat teduh siapapun yang dibawanya, di dalam gedung melingkar berwarna putih tulang, terdapat sebuah taman besar yang sangat hijau asri dan sejuk.

Dipinggir pinggir halaman luas itu terdapat bangku bangku taman yang cantik, berbagai orang ada disana dengan kepentingan mereka masing masing.

Seorang gadis cantik berambut cokelat cerah duduk sambil memangku buku yang dipenuhi gambar gambar indah.

Ia diam dengan senyuman tipis dibibir ceri nya, tak jauh dari sana ada sesosok lelaki yang memandang sendu sambil berjalan perlahan menuju gadis itu.

Lelaki tampan itu sempat mengambil perhatian Orang yang dilewatinya, namun penampilan bad boy nya dan wajah yg keliatan garang itu membuat siapapun takut.

"Sea..."

Gadis merasa namanya terpanggil pun menoleh pada lelaki yang datang itu dengan terkejut.

"Nico?"

Lelaki itu mengangguk senang dengan panggilan sigadis, anak berambut cokelat cerah itu meletakkan bukunya terlebih dahulu lalu berdiri dan memeluk Nico.

"Lama tidak bertemu Nico"

"Hmmm, aku merindukan mu sea"

Nico yang awalnya terlihat ragu pun akhirnya turut memeluk erat Clarina yang tampak manis didepannya.

"Bagaimana kabar mu??"

"Aku baik"

Clarina menjawab seraya melepaskan pelukan hangat itu

Sesaat, Nico terasa kosong, namun hal itu segera dilenyapkan oleh senyuman manis dari Clarina.

"Dimana Lio?"

Clarina menarik tangan Nico agar duduk di bangku itu dengan nya, Nico sedikit terasa hangat dengan hal itu.

"Eh, bagaimana aku menjelaskan nya padamu?"

Nico seperti kebingungan, Clarina menjentik kan jemari nya sambil tersenyum.

"Apakah dia di adopsi??"

Nico mengangguk singkat, Clarina tersenyum lebih sendu, ia menatap hamparan langit gagah diatas nya, Nico turut melakukan hal yang sama.

"Aku merindukan panti asuhan, teman teman juga, mereka semua sudah sangat hebat telah mengisi kenangan terindah dihidupku "

Nico menoleh pada Clarina, bisa dilihatnya tatapan sendu itu dari mata Hazel milik Clarina.

"Bukankah kau akan di adopsi juga?"

"Ya, mereka pasangan tua yg akan mengadopsi ku"

Clarina menjawab pendek, Nico tiba tiba mengenggam tangan Clarina dengan wajah sedih.

Ia merasa kehilangan jika akan jauh dari Clarina, gadis yang menjadi teman nya saat dipanti asuhan itu, Nico sebenarnya bukan anak panti, namun rumah nya dekat dengan gedung panti asuhan tempat Clarina.

Dulu saat sedih, gadis manis itu sering menyendiri ditempat sepi, gedung tak terpakai dekat rumah Nico, dari sanalah mereka berteman baik.

"Aku akan menghubungimu Nico, tak perlu khawatir"

Nico mendapatkan ekpresi tenang dari Clarina yang masih setia menghadap keatas, netra gadis itu sangat menyejukkan bagai aliran air yang tenang, jauh dilubuk hatinya ia mendesis kasar karena telah berani jatuh cinta pada gadis yang menjadi masa kecil dirinya itu.

"Nico, apakah sekolah itu menyenangkan?"

"Ya tentu, kau akan mendapatkan banyak teman disana"

Nico menjawab seadanya, Clarina melepaskan pegangannya dari Nico dan menatap wajah anak itu, tangan mungilnya menjulur.

Aralaut Clarina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang