01 - Siapa dia?

24 5 0
                                    


Sesosok perempuan berusia sekitar dua belas tahun dengan pakaian khasnya yang di zaman sekarang disebut sebagai perempuan bumi, tengah melayani para pengunjung tokonya dengan ramah diiringi senyum berlesung yang tak pernah tertinggal.

Perempuan yang dipeluk oleh kain berwarna putih dan bawahan biru muda yang senada dengan penutup kepalanya itu, begitu cekatan menarikan tangannya ke kanan dan ke kiri agar tak ada satu pun wajah yang terlihat kecewa.

“Terima kasih, Bu,” ucapnya. Lalu, dilihatnya, di luar, terdapat Honda Jaz hitam tengah berhenti di depan tokonya.

Kaca jendela mobil itu terbuka lebar, memperlihatkan di kursi penumpang terdapat sesosok remaja laki-laki sedang tertidur pulas. Dari depan sang sopir terlihat membangunkannya, remaja itu pun tak lama bangun lalu pergi menuju ke toko dengan keadaan selayaknya orang baru bangun dari tidur, seperti kehilangan nyawa, berhenti sekilas untuk melihat nama toko, kemudian dia masuk.

Perempuan di dalam toko tidak bisa untuk tidak tertawa kecil melihatnya. Baginya, itu terlihat lucu.

“Selamat datang, ada yang bisa dibantu?” lanjut perempuan itu dengan sebuah kalimat template yang ditujukan kepada sesosok remaja laki-laki yang sibuk melihat jejeran variasi bunga.

“Mau pesan buket sih, Kak. Kalau untuk graduation, bagusnya apa ya, Kak?” tanya sang remaja laki-laki dengan masih menunduk melihat ke arah bunga. Memilah kiranya bunga mana yang cocok untuk ditukar dengan kumpulan rupiah miliknya.

“Semua bagus sih, Mas, tergantung yang lagi punya acara sukanya apa.”

“Duh, saya gak tahu, kalau Kakaknya sukanya apa?” tanya sang remaja laki-laki yang kemudian mendongak, tetapi tak lama dia terpaku menatap perempuan di hadapannya.

“Kalau saya, sih, sunflower,” jawabnya. Tetapi, tak kunjung juga mendapat respons. Sang remaja laki-laki masih saja menatapnya. Sepuluh detik tepatnya karena setelahnya perempuan itu berusaha menyadarkannya.

“Oh, iya maaf, Kak. Ya sudah bunga itu saja.” Remaja laki-laki itu kemudian mengambil alat tukar resmi di saku celana kirinya. Merogohnya sampai kertas berwarna merah muda muncul di tangannya.

Perempuan itu tersenyum seraya membungkus pesanan. “Ini Mas, sudah selesai,” ucapnya yang kemudian menyerahkan hasil pekerjaannya beberapa detik lalu.

“Terima kasih,” jawab remaja laki-laki itu dengan tersenyum. Senyum yang berbeda daripada orang kebanyakan, karena di balik senyum itu, mengandung sebuah pesan yang tersirat.

🌻🌻🌻

SunflowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang