Bab 29 | Misi terakhir?

51 10 8
                                    

"APA? JIWA GRIC TELAH MENGHILANG?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"APA? JIWA GRIC TELAH MENGHILANG?!"

Setiba di ruangan Aied, Prof. Lexa dibuat terkejut saat wanita di hadapannya melaporkan sebuah perubahan dadakan pada sistem alat pendeteksi Alam Liar. Alam Liar yang di maksud itu adalah sebuah dimensi lain. Gric sudah menghilang di tarik oleh gravitasi lintas paralel untuk kembali ke raganya. Hanya dalam hitungan hari, Gric akan tersadar dari tabungnya.

Kabar itu, tentu saja membuat Lexa diterjang kepanikan. Pasalnya, ini tidak sesuai rencananya, ia belum mendapatkan kabar dan kepastian akhir dari Gric. Pria itu belum mengatakan keadaan para raga yang masih hidup di sana. Riga dan Dozi, wanita itu belum mendapati data-data terbaru untuk memastikan bahwa raga kedua pemuda itu baik-baik saja. Terakhir kali, Gric melaporkan bahwa Rellona kemungkinan besar akan tersadar dari komanya, itu jelas kabar yang membuatnya lekas bertemu Prof. Born untuk menyampaikan dan menyuruhnya segera melakukan pemindahan memori. Artinya, kesempatan bagus, yang kemungkinan besar Prof. Born akan menyukseskan misinya.

"Dia telah menghilang, Profesor." Aied mengatakannya berulang sembari jemarinya sibuk mengutak-atik mesin miliknya.

"Tidak mungkin." Lexa menyeka rambut kepalanya yang disanggul dengan telapak tangan yang menekan kuat. "Bagaimana mungkin dia tidak mengetahui tenggat waktu? dia seharusnya sudah bisa mengetahui kapan tubuhnya akan ditarik lintas paralel ketika sudah diberi tanda-tanda. Dia pasti akan melakukan laporan akhir jika tenggat itu tiba!"

"Maaf, kalau itu, diluar tugasku." suara Aied penuh penyesalan.

"Apa yang sedang terjadi?" John, tiba dengan raut wajah kebingungan. Teman pria Lexa, yang juga sang pencipta mesin Là Vida.

"Gric telah menghilang dari radar Alam Liar." Lexa beralih memijat pelipisnya. "Aku bahkan belum menerima laporan terkait Riga dan Dozi."

Pria itu langsung menghampiri Lexa dengan air wajah khawatir. "Tapi kita akan tetap melakukan misinya, kan?" John mananti jawaban Lexa penuh harap.

Lexa justru menggeleng samar, "Aku tidak yakin." suaranya pelan.

Lelaki bertubuh jangkung itu beralih pada monitor besar yang berisikan peta radar Alam Liar. Ia menghela nafas, "Gric hanya tak menyadari tenggat waktunya, karena dia terlalu sibuk dengan misinya." John menjeda, ia berbalik menghadap Lexa,

"Kita harus tetap lanjutkan misi kita." timpalnya membulatkan keyakinan.

"Kalau begitu, kita langsung pada misi terakhir." suara Lexa berubah dingin. Wajahnya tidak lagi menampakkan khawatir seperti sebelumnya. "Kita harus bawa Riga dan Dozi terlebih dahulu."

John mengangguk mantap.

"Aied, terima kasih, kau sangat membantu."

Aied hanya mengangguk dan membungkukkan sedikit badan atasnya memberi hormat. Segaris di bibirnya mengukir senyum simpul.

Crazy Life: Another World [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang