prolog

13 2 5
                                    

"Ketika kita mengetahui bahwa cinta kita adalah cinta terlarang"


•••
Semua bermula saat mereka berempat duduk di bangku SMP, saat itu Luna yang masih duduk di bangku kelas 3, dan Mahen kelas 2. Luna dan Mahen adalah sahabat sejak kecil, bahkan mungkin sejak mereka masih di kandungan ibu mereka.

Luna dan Mahen itu tidak pernah terpisahkan, mereka seperti dia kertas yang diberi lem. Dimana ada Luna pasti ada Mahen, begitu juga sebaliknya. Tapi meskipun begitu, keduanya tidak pernah memiliki perasaan lebih dari 'sahabat'

Mahen tau Luna menyukai sepupunya, Winara gemintang, atau yang kerap dipanggil Wina. Wina itu masih satu keluarga dengan Luna, sebab ayah Wina adalah adik dari mamanya Luna. Selama ini Luna pun Mahen menyukai adik tirinya, Arjuna Sanjaya.

Orang tua Mahen berpisah saat ia masih duduk di bangku kelas 2 SD, dan Mahen lebih memilih untuk ikut dengan bundanya. Selama ini hidupnya dengan bunda baik-baik saja, hingga beberapa tahun berlalu, bunda cantiknya menikah lagi. Mahen sendiri tidak masalah dengan itu, meskipun selama ini hidupnya dengan bunda baik-baik saja, tapi ia tau bundanya tetap membutuhkan sosok suami yang bisa membantunya dan melengkapi hidupnya. Mahen tidak mau egois, selagi bundanya bahagia, kenapa tidak?

Tapi kesalahannya adalah menyukai adik tirinya, Arjuna Sanjaya. Laki-laki yang manis, dan cantik menurut Mahen.

3 tahun berlalu dengan cepat, Wina pindah ke kotanya karena sang ayah yang memiliki urusan. Dan kini mereka berempat berakhir disini, SMAN garuda. Selama 3 tahun itu, Mahen dan Luna selalu memperlakukan kedua saudara mereka dengan baik. Mungkin terlalu baik, sampai-sampai terkadang Wina dan Juna merasa risih, bahkan mereka pernah untuk meminta pindah sekolah. Seperti hari ini, Juna ngotot ingin pindah sekolah dan memilih untuk ngekost saja.

"Janji deh yah, aku gak bakal macem-macem. Please izinin aku pindah yaaa." Juna bahkan sampai bersimpuh di kaki sang ayah.

Ayah menghela napas, memijat pelipisnya.
Benar-benar pusing dengan Juna, ini sudah keempat kalinya dalam minggu ini Juna meminta pindah.

Ayah menggenggam tangan Juna, lalu menariknya agar ia berdiri. "Dengar Juna, pindah sekolah gak semudah itu. Kamu harus bisa membiasakan diri dengan lingkungan baru," ayah menarik napas dalam-dalam,  sebelum kembali berucap. "Kamu baru sebulan pertama di sekolah ini saja sudah begini, apalagi kalau pindah. Ayah gak yakin kamu bisa membiasakan diri di sekolah barumu. Lagipula kamu satu sekolah sama bang Mahen, dia bisa bantu kamu kalo ada apa-apa, bang Mahen juga bisa jagain kamu, dan juga lebih mudah bagi bunda ngambil raport kalian berdua"

Juna cemberut, selalu saja alasannya seperti itu. Tidak tau saja bahwa oknum bernama Mahen itu sangat protective padanya, entah apa alasannya, tapi yang pasti Mahen tidak akan pernah mengizinkannya untuk memiliki teman lain selain yang dia izinkan. Teman-temannya hanya Wina, Naya, Luna, Gisha, Jaya, Jean, dan Mahen sendiri. Memang itu sudah cukup banyak, tapi ia tetap ingin berteman dengan anak lainnya selain mereka.

Juna itu friendly, dulu temannya dimana-mana. Itu dulu, sebelum ayahnya memilih untuk menikah lagi, dan hidupnya seperti dikekang oleh oknum bernama Mahen.

Setelah 10 menit mendengarkan omelan dan sedikit nasihat ayah, Juna kembali ke kamarnya. Meskipun kesal karena tidak bisa pindah, ia tetap harus istirahat untuk menjalani hari esok.

••••

Winara Gemintang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Winara Gemintang

"Pada akhirnya semua ini akan berakhir dengan sia-sia"

"Pada akhirnya semua ini akan berakhir dengan sia-sia"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kaluna Raespati

"Dunia memang memiliki norma nya, tapi kita memiliki cinta"

"Dunia memang memiliki norma nya, tapi kita memiliki cinta"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arjuna Sanjaya


"Pada akhirnya kita tidak akan pernah bersatu"

"Pada akhirnya kita tidak akan pernah bersatu"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mahendra Laksamana

"Maaf karena membuatmu kecewa"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

the winning normWhere stories live. Discover now