Salma dan sahabatnya masih di sekitar Malioboro mereka enggan pulang memang sudah lama Mereka tidak menghabiskan waktu bersama. Nabila yang sibuk dengan suaminya, Anggis yang harus membantu ibunya mengurus toko roti, Novia yang terkadang harus ke Medan karena neneknya yang sakitnya kadang kambuh, sementara hanya Novia yang bisa merawatnya. Salma kadang kala merasa sendiri semua sahabatnya memiliki tempat mereka kembali sementara Salma ia sibuk bertarung dengan dirinya sendiri. Masalah yang dihadapi seakan tiada henti, Namun ia hanya bisa menyimpan di dalam hatinya, karena tidak ada tempat berbagi.
" Nab, suami lo flight kemana tumben lama" tanya Novia
" Belanda emang katanya disuruh nunggu" ucap Nabila
" Kalo yang temennya kemarin berati pilot juga" tanya Anggis
" Iya" ucap Nabila
" Kayanya mukanya ga asing deh, gue sering liat di internet berita tentang pengusaha gitu, kirain CEO" ucap Anggis
" Bukan, orang tuanya pemilik Ginendra company perusahaan tekstil terbesar kedua di Asia, Nyokapnya punya butik juga yang namanya juga udah gede, dia anak tunggal tapi minatnya bukan di bisnis" ucap Nabila, selama sahabatnya mengobrol Salma hanya diam, begitu berbeda sekali dengan dirinya hidup Rony terarah dan hampir sempurna keluarganya lengkap. Kasih sayangnya pun ia yakin tidak kekurangan melihat ia pernah bertemu dengan ibunda Rony, menurutnya ia sosok yang penuh keibuan. Sementara Salma sangat jauh dari itu, Ia sangat dekat dengan kemalangan hampir seluruh hidupnya, lengkap dengan kepiluan, Tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Entah ada atau tidak seseorang yang akan sedikit memberikan tawa di hidupnya.
" Gue laper, makan yuk " ucap Novia, mereka pun menuju kedai kaki lima dan memesan makanan dari sore sampai malam ternyata sangat menguras tenaga, Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang menggunakan taksi online seperti saat berangkat.
Setelah sampai di kostnya Salma beristirahat dengan bermain ponselnya, Saat ia tengah asik melihat foto-foto yang diambil saat mereka pergi tadi, tiba-tiba ada notifikasi tak dikenal.

(chatnya kek gini la kira-kira vren)
Salma kaget melihat yang mengirim pesan ternyata Rony bukankah ia tidak pernah bertukar nomor dengannya, namun mengingat kejadian beberapa hari lalu ia merasa bersalah atas sikapnya, hari itu memang terasa berat baginya sampai ia tak bisa mengontrol emosinya. Kejadian di mobil Rony kembali berputar, saat dimana Rony memeluk dirinya. Rasanya baru kali ini ia menangis dalam pelukan seseorang, selama ini seberat apapun harinya, sekencang apapun tangisnya ia hanya memeluk dirinya sendiri. Namun hari itu tangisnya didekap dengan hangat.
****
Ditempat lain Rony tengah berbaring di ranjang hotelnya sambil menatap layar ponselnya, ia bingung apa yang harus ia letik selanjutnya ia ingin tau apakah salma benar baik-baik saja.
" Gue kok gugup si timbang ngirim pesan doang " monolognya
Rony masih tetap di nomor yang sama nama Salma masih terpampang dilayar ponselnya, hingga paul datang pun tidak ia sadari.
" Woy ngelamun aja, ati-ati kesambet hantu belanda nanti ga ada penerjemahnya kan bingung " ucap Paul
Rony masih sama diam dengan pikiran yang masih bingung, apa Salma memang selalu begini hanya menjawab singkat pesan semua oramg. Tanpa sengaja ia melihat ke arah ponsel Paul disana ada postingan Nabila, yang ia yakini pasti bersama Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhirnya BeRSama (OPEN PRE-ORDER)
Подростковая литератураFIKSI BANGET INI MAH SERIUS!!! Lukaku terlalu pilu sampai aku terbiasa dengan itu pandangan sinis omongan hina sudah menjadi biasa di hidupku. Berbeda denganmu yang penuh kehangatan dan tatapan memuja dari seluruh insan yang kamu temui. Abadi dalam...