Sekarang jamkos, guru guru sedang rapat. Para murid dibiarkan bebas. Asal ngga ribut.
Oniel, Lulu, Adel, Olla, Flora pun memiliki untuk memasang puzzle milik Olla yang dia bawa kesekolah
Oniel sibuk memasang puzzle yang dibawa Olla, Orang aneh mana bawa puzzle disekolah? Cuma Olla kayaknya.
"Ini tuh tempatnya dimana sih? bingung gue" Ucap Lulu sambil menggaruk kepalanya, bisa dilihat wajahnya yang sangat kesal
"Ck, masa gitu doang gabisa sih, kampung."
Flora melempar tempat pensilnya ke arah Olla, "Lo ngomong doang, sini bantuin. Syukur syukur ya kita kita mau pasangin"
"Yelah flo, santai santai"
Olla duduk disamping Adel yang sibuk memasang puzzle, ditepuk nya paha Adel, Olla melihat Adel yang sama sekali tidak menengok atau menyahuti nya. Ditepuk lagi paha Adel, bedanya ini lebih keras.
"ADUH!"
Semuanya menatap Adel
"Kenapa sih?"
"Ini Olla nabok paha gue, sakit anjir" Adel mengelus elus pahanya, perih rasanya
"Hehe"
"Stop berulah Olla, gue jambak ya"
"Lu kok jahat banget sih..."
"Oniel"
Saat Oniel ingin membuka mulutnya, tiba tiba ada orang yang memanggilnya, membuat Oniel menengok kebelakang. Mengangkat satu alisnya
"Kenapa, Ndah?"
Orang yang dipanggil Ndah pun tersenyum, Indah namanya, orangnya sesuai namanya, Indah.
"Mau bantuin aku ngga?"
"Bantuin apa?"
Indah mengangkat buku tulisnya, "Bantuin aku ngerjain tugas ini, aku gapaham sama sekali soalnya. Kamu kan jagonya"
"Boleh kok Ndah."
Bukan, bukan Oniel yang menjawab, tetapi Olla yang sedang nyengir menatap Oniel. Gajelas
"Yuk?" Ajak Indah
Oniel menghela nafasnya, menatap Olla tajam lalu menatap Lulu
"Jambak aja lu, gapapa."
Selesai Oniel mengatakan itu, Lulu langsung menjambak rambut Olla. Membuat Olla berteriak histeris, melihat adegan jambak jambakan, Adel pun segera mengambil Ponselnya guna mengambil video. Sedangkan Flora tertawa melihat kelakuan teman temannya yang sangat amatlah kocak.
Oniel segera berdiri, menarik tangan Indah keluar dari kelas yang penghuninya freak semua.
"Mau ngerjain dimana?" Tanya Oniel
"Kantin, yuk?"
"Ngga takut ada guru?"
Indah tertawa, "Guru kan ada rapat.. Oniel"
"Oh iya? Hehe tadi kayanya terlalu fokus pasang puzzle nya Olla deh"
"Shan nanti jadi rapat kan?" Tanya Feni
"Iya jadi"
"Kantin yuk, laper gue"
"Bentar mau beresin ini dulu"
"Nah udah, yuk" Lanjutnya
Saat perjalanan menuju kantin, Feni yang sedari tadi tidak bisa diam, terus aja bercerita yang ditanggepin sama Shani yang mengangguk anggukkan kepalanya.
Feni memberhentikan langkahnya yang otomatis Shani pun ikut berhenti, Feni menyipitkan matanya,
"Kenapa sih?" Feni menepuk-nepuk pundak Shani cepat, sambil menunjuk kedepan
Shani mengikuti arah tunjuk Feni. Melihat Oniel dan orang yang asing bagi Shani, sedang duduk berdua, Kayanya sedang mengerjakan tugas. Tapi.. duduknya deket banget? Bahkan pundak mereka kadang kadang saling menempel.
Shani terus menatap mereka berdua, Oniel kaya asik banget duduk sama orang itu, tampak dari senyumannya. Shani jadi cemburu, Oniel gapernah gitu soalnya.
"Cemburu ya?" Suara Feni membuat Shani membuyarkan lamunannya, berusaha tetap stay cool.
"Kantin yang lain aja, Fen, Jangan disini." Shani meninggalkan Feni sendirian
"Eh, Shan! Tungguin gue dong."
-
"Yaelah Shan, udah kali jangan diliatin mulu. Oniel nya gabakal diambil, kok."
"Diem deh, Fen."
Shani terus mengaduk aduk minumannya tanpa ada niatan meminumnya. Terus melihat Oniel tanpa kedip.
"Minumannya jangan diaduk aduk doang, diminum dong."
"Kedip Shan, Kedip"
"Keliatan banget cemburunya"
Shani menatap Feni datar, Feni yang ingin membuka mulutnya pun menutupnya lagi.
"Peace, Shan"
"Panas ya disini" Shani mengibas kibas menggunakan tangannya
Feni tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "Buru samperin, mumpung masih disini"
"Buat apa?"
Feni menepuk jidatnya, "Ya.. katanya cemburu? Masa lo mau disini terus sambil liatin dia?"
Shani menenggelamkan kepalanya disela sela kedua lengannya, terus bergumam gajelas
Feni yang melihat kelakuan temannya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Menepuk nepuk pundak Shani.
"Sabar.. Cuma temennya kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Cinta Sedalam Samudra
RomanceAkankah kisah mereka happy ending? atau bahkan sad ending?