Sangkara tau tindakannya sangat bodoh. Sangkara memanfaatkan ketakutan Chaya karena ia memegang rahasianya.
Sebenarnya Sangkara tidak berniat demikian, tapi demi apapun Chaya yang di matanya seperti kunti bogel lucu benar-benar menggemaskan.
Sangkara jadi menggebu-gebu ingin mengerjainya.
Awalnya Sangkara pikir perkataannya malam itu sudah cukup untuk Chaya agar tenang.
Namun, Chaya tetap meragukannya.
Semua kebodohan ini bermula gara-gara Sangkara yang dibabu Jake mengantar Giselle ke kosan. Sangkara tidak sengaja bicara pada Ningning tentang film yang sedang tayang di bioskop dan ia ingin sekali menontonnya.
Siapa sangka Chaya yang sedang menggoreng telur di dapur umum langsung berlari ke hadapan Sangkara dan menunjukkan layar ponselnya, "Gue udah pesan tiketnya, Kak. Ayo kita nonton!"
Sangkara dan yang lain hanya bisa menatap Chaya dengan ekspresi kaget.
Kejadian lain, Sangkara mengeluh tentang hujan yang tiba-tiba turun sementara ia terjebak di parkiran fakultas, entah bagaimana Chaya tiba-tiba muncul dan memberinya payung, "Pakai payung ini, Kak!"
Sangkara menutup mulutnya tidak menyangka.
Terakhir, Sangkara lupa nge-print makalah padahal hari ini kelompoknya presentasi. Ia sudah pasrah akan dimarahi dosen dan dihujat teman satu kelompoknya, tapi saat dosen akan memulai kuliah, Chaya membuka pintu kelas Sangkara dengan keras menarik atensi semua orang.
Chaya ngos-ngosan lalu ia mengacungkan makalah Sangkara yang telah dijilid rapi. "Kak, makalah lo ketinggalan!"
Kali ini Sangkara hampir menjatuhkan rahang.
Karena kejadian luar biasa itu Sangkara akhirnya mengajak Chaya bicara empat mata.
"Lo kenapa sih, Cha?" Katanya heran sendiri setan mana yang merasuki Chaya.
"Gue mau jadi asisten lo, Kak!" Ujar Chaya tegas.
Sangkara memegang kepala Chaya lalu mengamati jika ada tanda-tanda benturan keras di batok kepalanya.
"Setan mana yang harus gue rukyah?" Simpulnya setelah tidak menemukan luka fisik di kepala Chaya.
Lalu kemudian matanya menyipit teringat sesuatu, "Apa lo ngelakuin semua ini karena kejadian malam itu?" Ujar Sangkara agak ragu.
Chaya terdiam sejenak, Sangkara tau tebakannya tepat.
"Lo udah bilang ke siapa aja, Kak?"
Sangkara memutar bola mata, "Lo pikir gue apaan coba? Gue paling bisa jaga rahasia." Sombong Sangkara.
Chaya sama sekali tidak percaya, "Tapi, Abista bilang lo ember bocor. Buktinya, Kak Hira pernah sembunyi gara-gara dilabrak cewek karena nge-ghosting, terus lo keceplosan sampai akhirnya Kak Hira dihantam teflon sampai hidungnya patah. Bukti kedua katanya pas Arsya ultah seisi kontrakan udah capek-capek bikin surprise sampai ga tidur semalaman kayak jin yang bantu Sangkuriang tapi gagal karena kakak keceplosan lagi. Bukti ketiga, tetangga kakak sampai cerai gara-gara kakak keceplosan kalau suaminya jalan sama cewek padahal cewek itu dokter dan si suami ini sedang merahasiakan kalau dia tumor otak."
Sangkara tidak bisa berkata-kata lagi. Memang iya, Sangkara banyak kasus kecoplosan. Tapi, untuk urusan yang satu ini beda. Ia tidak pernah membahasnya.
"Jadi lo sama Abista gibahin gue ya?" Cibir Sangkara dengan muka julid.
"Gue cuma mau tau aja lo orangnya bisa dipercaya apa nggak, Kak. Ternyata, melampaui ekspektasi, reputas lo buruk banget soal jaga rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA : Tanda Tanya (?) |wintke
Short StoryTentang mengubah tanda tanya menjadi tanda titik.