Chapter 15

834 110 12
                                    

Seokjin POV

Hari ini aku dan Jungkook tiba di Italia, sangat melelahkan, penerbangan yang panjang membuatku mengalami jetlag. Badanku pegal-pegal, kepalaku sakit, aku butuh lebih banyak tidur. Seperti biasa, saat kami tiba kami langsung menuju hotel dan naik ke kamar.

Aku menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur, benar-benar kelelahan. Hingga aku mendengar suara dari Jungkook, dia terus bergumam membuatku menatapnya.

"Hyung, ada apa?"

"Dimana kau menaruh laptopku?"

"Hah? Laptopmu?"

"Ya, di bandara aku memintamu untuk memegangnya karena aku akan pergi ke toilet, dimana kau menaruhnya?" Mataku terbelalak, matilah aku!

"Hyung..." Aku mendekatinya yang sedang panik mencari laptopnya.

"Hmm?"

"Sepertinya aku meninggalkannya di bandara..."

"Apa?" Pertama kalinya aku melihat wajahnya yang tanpa emosi. Dia tampak menahan kesalnya, dia menghela nafas dan menelepon seseorang.

Betapa bodohnya aku! Kenapa aku bisa meninggalkan barang-barang penting seperti itu di bandara, ini pasti karena aku lelah dan tidak fokus.

"Aku akan ke bandara sekarang, tidurlah, jangan tunggu aku." Sebelum aku bisa menjawab, dia sudah keluar dari kamar dan meninggalkanku. Wajahnya begitu dingin bahkan suaranya pun begitu. Aku telah membuat kesalahan besar.

Aku tidak bisa tidur sampai dia kembali, tapi saat itu sudah larut malam, mataku sudah berkali-kali terpejam untuk menahan kantuk tapi bagaimana mungkin aku bisa tidur nyenyak sementara suamiku sedang panik.

Kemudian pintu terbuka dan dia masuk tapi tanpa membawa apapun, ah tolong bunuh aku sekarang.

"Hyung..."

"Tidak apa-apa, kenapa kau tidak tidur? Kau pasti lelah, tidurlah, aku mau mandi dulu"

"Hah? Hyung..." Aku memegang tangannya tapi dia hanya menatapku dengan dingin.

"Jin, tidurlah, aku sudah meminta Lisa untuk membuat bahan pengganti untuk besok" Aku melepaskan tangannya saat mendengar namanya disebut.

Aku kembali ke tempat tidur dan menutupi diriku, aku hanya bisa menangis saat itu, betapa bodohnya aku, bagaimana aku bisa begitu ceroboh? Aku terus menangis, menyalahkan diri sendiri. Sampai tiba-tiba dia memelukku dari belakang.

"Kenapa kau menangis? Maafkan aku Jin, apa aku melakukan kesalahan?" Aish! Bodoh! Bukan kau tapi aku! Aku menangisi diriku sendiri. Aku membalikkan tubuhku dan memeluknya, membenamkan wajahku ke dadanya dan menangis.

"Maafkan aku hyung, ini salahku, aku ceroboh, aku bodoh karena tidak menjaga barang-barang pentingmu, seharusnya aku lebih memperhatikan apa yang kau berikan padaku, tapi aku benar-benar lelah dan mengantuk jadi—"

"Ssst.. tidak apa-apa, tidak seharusnya aku seperti itu padamu, kau pasti kaget dengan sikapku, aku hanya gugup dan takut karena banyak berkas penting disana, tidak apa-apa, aku tahu kau lelah, ini salahku, seharusnya aku yang membawanya sendiri, aku mencintaimu Jin"

"Marahlah padaku hyung, jangan seperti ini"

"Aku marah tapi aku ingin kau berhenti menangis dan peluklah aku, aku hanya butuh itu"

Bagaimana bisa? Aku menghilangkan laptopnya yang berisi file-file penting dan dia memperlakukanku seperti ini? Bunuh saja aku! Aku pantas mati karena telah mengecewakannya. Aku memeluknya erat-erat sampai aku tertidur.

Keesokan harinya, aku bangun tapi Jungkook tidak ada di kamar. Aku melihat ke meja, mungkin dia meninggalkan pesan tapi tidak ada, dia juga tidak mengatakan apapun semalam. Apa dia masih marah padaku?

Aku mengambil ponselku dan meneleponnya, aku tahu dia ada meeting tapi aku tak menyangka akan sepagi ini.

"Halo"

"Hyung, kau dimana? Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau ada meeting pagi?"

"Maaf, aku pasti lupa memberitahumu, aku sedang berada di restoran bersama Lisa, aku harus melihat materi meeting hari ini"

"Dengan Lisa?"

"Ya, dia membantuku sepanjang malam untuk membuat materi dengan laptopnya"

"Ahh, ya baiklah"

"Oke, turunlah untuk sarapan"

"Ya, sampai nanti hyung." Hatiku sangat sakit, suami macam apa aku ini? Aku yang membuat masalah dan orang lain yang memperbaikinya.

Aku mandi dan berniat untuk sarapan dan menemuinya di restoran. Namun saat aku keluar dari kamar, aku melihat seorang wanita keluar dari kamarnya, kamarnya tidak jauh dari tempatku, tapi dia tidak melihatku, aku tahu itu Lisa. Dia merapikan pakaiannya dan menurunkan roknya yang sedikit terangkat saat dia meninggalkan ruangan. Kenapa dia melakukan itu? Jantungku berhenti seketika.

Aku menelepon Jungkook untuk memastikan dia tidak ada disana.

"Halo"

"Dimana kau?"

"Restoran

"Dengan Lisa?"

"Ya, tapi—"

"Sepertinya aku tidak ingin sarapan, jadi jangan tunggu aku" Aku menutup telepon dan kembali ke kamar.

Apa yang dia lakukan di kamar Lisa? Kenapa dia berbohong padaku? Ada apa selama ini? Apa mereka berdua... Hatiku sangat sakit, aku hanya terisak sambil memukul dadaku, karena sakit sekali. Kenapa kau melakukan ini padaku Jeon Jungkook...

Aku melewatkan sarapan, perutku sangat lapar dan sekarang aku melewatkan makan siangku. Jungkook belum kembali. Aku berdiri di balkon kamarku. Ternyata pernikahan ini tidak sesempurna itu. Dia sama seperti Taehyung.

Aku mendengar suara pintu terbuka, aku tahu itu dia tapi aku mengabaikannya.

Dia berjalan ke arahku dengan suara langkah kakinya.

"Apa kau sudah makan siang?"

"Belum"

"Jin, apa kau menangis?" Dia berdiri di sampingku dan mencoba melihat wajahku.

"Tidak"

"Hei, ada apa?"

"Aku hanya lelah" Aku masuk ke dalam dan meninggalkannya.

"Jin, katakan padaku, ada apa?" Dia mengikuti di belakangku tapi aku mengabaikannya.

"Jeon Seokjin!" Dia membentakku? Aku segera berhenti dan air mata mengalir dari mataku. Aku berbalik menghadapnya.

"Kau membentakku?"

"Kau tidak menjawab pertanyaanku"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu hyung, bagaimana kau bisa berduaan dengan asistenmu di restoran?"

"Apa? Jin, sampai kapan kau akan terus seperti ini dengannya? Sudah kubilang dia hanya asistenku dan—"

"Lalu kenapa kau berbohong padaku?"

"Berbohong tentang apa?"

"Aku melihatnya keluar dari kamarnya dengan pakaiannya yang berantakan, Jeon Jungkook! Kau berbohong padaku!"

"Apa kau menuduhku berselingkuh dengannya?"

"Jawab aku Jin!"

"Ya! Itu yang kau lakukan di belakangku kan?"

"Apa kau melihatnya? Aku rasa kau tidak melihatku di kamar bersamanya, karena itu kau meneleponku, bukan? Untuk memastikan dimana aku berada? Lalu apa kau datang ke restoran? Kurasa tidak, jika kau turun saat itu, kau bisa melihatku ada disana dengan laptopnya, aku bersamanya tapi dia mengambil sesuatu yang tertinggal di kamarnya dan aku tetap tinggal di restoran. Dia adalah asistenku dan aku datang kesini untuk bekerja dan berbulan madu dengan suamiku. Jika aku ingin berselingkuh dengannya, aku tidak perlu mengajakmu kesini, tenangkan dirimu, aku pergi dulu." Dia keluar dari kamar meninggalkanku. Meninggalkanku sendirian seperti orang bodoh, aku terdiam mendengar perkataannya.




Konfliknya ga berat2 koq tenang aja 🤭🤭
Aq juga sakit kepala kalo konfliknya terlalu berat
😅😅

Break The Silence | Kookjin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang