"kakak~."rengek Gibran manja
"Apa sih!! Iih geli tau, kamu tuh dah gede Gibran!"balas Ella
"Kenapa aku harus menjalani hukuman bareng kakak, perasaan aku gak punya salah, yang bolos kerja kan kakak kok aku ikut-ikutan dihukum."sambung Gibran menggerutu
"Gak punya salah!? Hey! Siapa yang kehilangan uang sampai miliaran tapi gak sadar!! Walaupun kita orang kaya miliaran juga punya arti lain kali dengan uang itu kita bisa menggaji karyawan, secara gak langsung kamu membuat para karyawan itu gak punya gaji bulan ini."balas omel Ella
"Tapi kan itu uang yang dijatah buat aku, aku kan gak pakai uang perusahaan."bela Gibran
"Tapi kamu seharusnya tahu pentingnya uang itu!! Ini karena ayah dan ibu terlalu memanjakanmu, makanya konsep uang yang ada di pikiranmu terlalu samar."omel Ella
"Tapi bukankah sama saja papah dan mamah juga memanjakan kakak."gerutu Gibran
"Gibran!! Sekali lagi kamu menimpali Omelan kakak, kakak siram pakai air bekas cucian, biar sekalian otak kamu tambah fress."omel Ella sembari mengangkat ember berisi air bekas cucian dan mengarahkannya kepada Gibran
Gibran langsung terdiam dan menggelengkan kepalanya lalu menganggukan kepalanya
Mereka kini tengah di restoran milik sang ayah, tadi sore mereka dipanggil sang ayah untuk datang
Kirain mau ngajak mereka makan bareng nyatanya malah menghukum kakak beradik itu untuk mengelap piring
Iya mengelap bukan mencuci
Orang yang bertugas mencuci piring ada di dekat Ella
••••••••••••
Arman pernah berkata kalau yang terpenting dalam hidupnya adalah hubungan darah (chapter 2)
Jujur setelah Arman mengetahui bahwa baik jiwa maupun raganya bukanlah kakaknya dia melakukan segala upaya untuk mencari jejak kakaknya (chapter 8)
Ruang lingkup Aruna sempit seharusnya mudah bagi Arman untuk mencari jejaknya
Namun saat mencari jejak Aruna dimulai dari sekolahnya (Aruna sempat sekolah umum), gurunya, dan juga dari para pelayan lama yang berkerja di situ
Dan hasilnya selalu nihil mereka hanya mengenali Aru yang sekarang tapi tidak mengingat Aruna yang dulu
Berbagai foto Aruna dari masa bayi sampai dewasa pun hanya foto tubuh tampa wajah
Bahkan foto tahunan keluarganya yang dipajang di ruangan depan, foto mereka berempat hanya foto Aruna yang tidak memiliki wajah
Anehnya paman pelayan dan para tamu yang datang ke tempat itu tidak merasa aneh sama sekali
Seakan-akan itu adalah pemandangan yang wajar
Dan yang paling membuat Arman heran wajah Aru dan dirinya sama sekali tidak memiliki kemiripan
Tapi banyak yang mengatakan bahwa wajah mereka mirip jujur saja selain bentuk bibir mereka yang sama-sama penuh
Sebenarnya Tidak ada yang bisa di gambarkan bahwa mereka mirip
Arman juga sudah bertanya kepada Aru apa dia mengingat seperti apa kakaknya atau gambaran tentang kakaknya
Aru hanya tau gambaran umum tentang Aruna dari novel yang dibacanya sementara dari ingatan yang diperolehnya
Wajah Aruna dikosongkan jadi percuma saja Arman bertanya kepadanya
Dan selain dirinya tidak ada orang yang mengingat keberadaan Aruna dulu
Bahkan Arman merasa semakin dia menolak keberadaan Aru semakin dia melupakan tentang Aruna dan jejaknya
Mau tidak mau dia harus menerima Aru
Perlahan tapi pasti Aru membawa warna baru dalam hidupnya
Arman bahagia untuk kehidupannya sekarang
Dia akan lebih bahagia jika Aruna juga ada di sampingnya
Jujur Arman masih mementingkan hubungan darah seperti bagaimana Arman tidak mau melepaskan perusahaan yang dibangun oleh ayahnya
Arman menyayangi Aru tapi seandainya jika Aruna kembali ke dunia ini dan dia hanya bisa membuat satu pilihan antara Aru dan Aruna
Maka tanpa ragu-ragu dia akan memilih Aruna sekalipun dia tahu itu pilihan terburuk baginya
Tapi jika Arman tahu Aruna yang selama ini ia anggap kakak ternyata juga tidak memiliki hubungan darah dengannya
Apakah Arman tetap bisa memilih tanpa ragu-ragu antara Aru dan Aruna?
••••••••••••
"Yudha! Please jangan tinggalin aku."ucap Andisa memeluk pria didepannya
"Lepas! Ingat perjanjian kita, kalau kali ini kamu gak bisa memenuhi kebutuhan aku, mending kita pisah!"balas Yudha melepas paksa pelukan Andisa
"Aku pasti akan memberikan kamu uang, kamu tenang saja, kamu bisa bersabar kan! sebentar lagi."ucap Andisa dengan memohon
"Dis, kurang sabar apalagi aku ini! Lelang kali ini amat sangat penting untuk posisiku di perusahaan, lebih baik aku mencari orang lain untuk dimintai bantuan."balas Yudha
"Gak--gak biasa!! Kamu hanya milik aku, kamu hanya bisa meminta bantuan kepadaku!! kamu gak boleh minta bantuan kepada orang lain!!"teriak Andisa dengan ekspresi gila
"Aku milik diriku sendiri!!"seru Yudha melepaskan tangan Andisa
"Melangkah sekali lagi aku akan menyebarkan rahasia kamu pada dunia!"ancam Andisa
"Lakukan saja! Maka aku juga akan bunuh diri dan kamu tidak akan pernah bisa menemui aku lagi."balas Yudha
"Yudha!! Kalau kamu bunuh diri aku juga akan mengikutimu!!"teriak Andisa
"Kau!!"
"Yudha is ok, aku pasti akan membuatmu memenangkan lelang ini, dan kamu tidak akan jatuh dari posisi kandidat pewaris! apapun akan aku lakukan untuk kamu."ucap Andisa lembut sembari memeluk Yudha
"Ck, aku beri kamu kesempatan sekali lagi, jika kali ini gagal lebih baik kita saling bunuh."balas Yudha
"Iya tidak apa-apa, asalkan mati di tanganmu aku bahagia."balas Andisa dengan ekspresi gila
Ini alasan kenapa saat pertama kali Aru bertemu FL dia merasa najis (chapter 10) bukan karena sifatnya yang munafik karena dirinya sendiri juga munafik
Tapi karena obsesinya pada ML yang bikin najis
••••••••••
Cuplikan episode berikutnya
Ml dan FL mulai banyak ambil peran
Aru kedatangan tamu gak diundang dari dunianya siapakah itu?
Maaf buat para pembaca sekalian mungkin
Mulai dari chapter ini author bakal slow updateKarena author lagi sakit awalnya batuk pilek gak taunya malah kena serangan asma ringan
Mohon doanya ya biar author bisa cepat sembuh
KAMU SEDANG MEMBACA
pikirannya (End)
RandomAru tidak sengaja masuk ke dalam novel yang dibacanya dia memasuki karakter Aruna seorang pemuda yang merupakan saudara tiri dari penjahat tiba-tiba saja Arman dapat melihat kotak dialog dikepala kakaknya [karena dia penjahat dia memiliki wajah yang...