Prolog

834 57 4
                                    

Note: Halo semuanya, sudah lama sekali saya tidak melanjutkan cerita ini. Sekarang, saya berpikir untuk merevisi cerita ini. Jadi chapter sebelumnya akan saya hapus.
—————————————————




Azizi Asadel Natio atau biasanya dipanggil Zee, seorang gadis berumur 17 tahun. Disekolah, ia dikenal sebagai pembuat onar dan tentunya gadis yang nakal. Kerjaannya setiap hari kalau tidak bolos, ya berkelahi. Bahkan guru di SMA48 menyerah menasehatinya. Pasalnya, dia selalu saja mengulanginya, tidak ada kapoknya dengan hukuman yang telah ia terima.

"Lo gak cape apa? Tiap hari buat masalah, terus dihukum, eh malah diulangin lagi." ucap Adel dan menatap gadis bersurai hitam legam bingung.

"Kagak," balas Zee anpa mengalihkan pandagannya dari layar handphone.

Adel hanya bisa geleng-geleng, meski dia tidak ada bedanya dengan Zee, setidaknya dia tidak senakal dia. Katanya Olla sih, Adel udah tobat.









Sepulangnya dari sekolah, dirumah, Zee mendapatkan fakta yang mengejutkan. Kedua orang tuanya tiba-tiba saja menjodohkannya dengan seseorang yang tidak dia kenal sama sekali.

"Azizi nggak mau, Yah, Mi." tolak Zee mentah-mentah, tidak setuju dengan perjodohan yang sudah di siapkan oleh orang tuanya.

Gracia menghela nafas, lantas berkata dengan raut wajah sedih. "Ini nggak bisa dibatalin lagi, sayang."

Azizi menghentakkan kakinya, merasa kesal. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja dia dijodohkan dengan seseorang yang tidak ia kenal, ditambah kedua orangtuanya tidak pernah meminta izin ataupun membicarakan perjodohan ini dengannya!

"Ayah sama Mami nggak mikirin perasaan Azizi? Kenapa kalian nggak bicarain hal ini sama Azizi?" tanya Zee kecewa. Sean dan Gracia terdiam, tidak dapat menjawab pertanyaannya.

Zee menggigit bibir bawahnya, menahan tangis. Dia langsung berlari masuk kedalam kamar, lantas mengunci pintu. Menangis dalam diam.

Gracia mencoba untuk meraih tangannya, namun gadis itu menepisnya. Sean mengelus pundaknya, mencoba untuk menyemangatinya.

"Dia hanya terkejut. Kita melakukan ini tanpa membicarakannya dengannya. Tentu saja dia akan marah, tapi Ayah yakin dia akan menerimanya secara bertahap. dia hanya butuh waktu sendirian untuk saat ini," ucapnya dan mengecup bibir Gracia.

Gracia tersenyum, "Aku harap juga begitu,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang