Happy Reading
.
.
.÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Acara telah usai beberapa hari yang lalu, namun jobdesc Citra sebagai humas masih berlanjut. Kini dia sedang berada di lobby apartemen Bianca guna memberikan bingkisan atas sambutan perdana Bianca kemarin. Hal itu dilakukan untuk menghargai Bianca sebagai pembina Himatika yang baru.
Tidak ada raut kesal atau menggerutu, Citra justru senang dengan kesempatan ini ia dapat memecahkan tabungan rindunya. Setelah acara, Bianca keluar kota untuk keperluan lain alhasil beberapa hari ini Citra seperti kucing yang sakit gigi mereog tidak jelas karena merindukan Bianca.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya yang ia tunggu memunculkan batang hidungnya. Bianca keluar dari mobil sambil berbicara dengan sambungan telepon.
"Tidak, tidak, untuk masalah itu biarkan Becca yang urus. Aku sudah bilang padanya hari ini. Kamu fokus di cabang saja," Bianca menyeret kopernya dari mobil sambil berbicara.
Tanpa ia sadari, di depan sana ada seonggok daging yang menunggunya selama 2 jam di lobby. Setelah menutup panggilannya, ia baru menyadari keberadaan Citra. Senyum lebar Citra membuat Bianca mengangkat sebelah alisnya.
"Apa yang kamu lakukan disini ?" tanya Bianca.
"Nunggu Bu Bianca dong. Kan kangen," balas Citra jujur.
Bianca menatap datar tanpa ekspresi mendengar asbun Citra. "Dari mana kamu tau saya pulang hari ini ?" heran Bianca.
Citra tersenyum lebih lebar dan memasang wajah sombongnya. "Kepo," ucap Citra dengan bangganya karena mengetahui kapan Bianca pulang dari story instagramnya.
Bianca mendesis lalu mengabaikan Citra. Ia menarik kopernya untuk menuju lift. Tanpa ia duga, Citra mengikutinya dengan cepat dan sekarang mereka berada di lift bersama. Bianca membatalkan lift yang hendak menutup.
"Mau ngapain ikut masuk lift ?" ujar Bianca.
"Bu Bianca gak kangen sama aku ? Kita gak ketemu 4 hari loh," ucap Citra tanpa beban dan tetap mempertahankan asal bunyinya.
Bianca memutar malas bola matanya. Namun ia sempat salah fokus pada wajah Citra saat ini. Ekspresi lucunya hampir membuat Bianca tersenyum. Pintu lift tertutup dan membawa mereka ke kamar Bianca.
"Saya lelah, mau istirahat. Saya juga tidak menerima tamu hari ini," ucap Bianca menyilangkan tangannya dan mengabaikan Citra.
Walaupun terlihat seperti diganggu, Bianca tidak menginterupsi dengan kejam untuk mengusir Citra. Ia tidak masalah dengan pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan Citra. Ia juga meladeni dengan apa adanya.
"Hmm kalo besok ?"
"Sama,"
"Lusa ?"
"Sama,"
Perdebatan mereka tak berhenti walaupun Bianca melanjutkan langkahnya menuju kamarnya. Citra tidak menyerah, ia tetap mengikuti Bianca.
"Baiklah, Bu Bianca gak mau aku bertamu, bagaimana dengan jalan keluar ? nonton konser UFC kampus ?" tawar Citra dengan excited.
"Tidak," tolak Bianca enteng.
"Bagaimana dengan pasar malam di Simpang Lima besok lusa ?"
"Tidak," tolaknya lagi.
Namun tiba tiba, kaki Citra tersandung dan hampir membuatnya jatuh tersungkur ke depan. Untung Bianca memiliki refleks yang bagus sehingga menahan tubuh Citra untuk jatuh di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife (GXG)
Romance⚠️Love Story GXG⚠️ Bianca William Sean Citra Azalea ❗Homophobic jauh jauh❗ Sinopsis: Siapa yang menyangka bahwa alur kehidupan Citra berjalan sangat indah dibalik kesengsaraannya sebelum masuk ke bangku perkuliahan. Kehidupannya berubah 180° setelah...