chap 3

18 4 0
                                    

Enjoy brodi~~


Akhirnya jam pulang sekolah tiba, aku yang tak sabar untuk membeli ice cream segera mengguncangkan tubuh Nala.

"Nala! Ayo beli ice cream!" Seruku dengan tidak sabar.

"Sabar Harvey! Aku belum berberes, bisakah kau berhenti mengguncangkan ku?" Ketusnya, aku hanya menyengir dan berhenti mengguncangkan tubuh Nala.

"Nah.. sudah selesai, ayo pergi." Ajak Nala, aku pun mengangguk semangat dan beranjak dari bangku ku, kita berjalan meninggalkan kelas.

Aku dan Nala duduk pada kursi mobil dengan tenang, kita berdiam diri rasa canggung pun muncul.

"Mau beli dimana?" Tanyaku ditengah kesunyian.

"Tidak jauh dari sini, disitu ice cream langganan ku." Aku hanya mengangguk paham, kecanggungan kembali muncul tiba tiba Nala mengangkat suara.

"Omong-omong aku ingin menanyakan sesuatu kepada mu." Aku mengangkat alis bingung.

"Menanyakan apa?"

"Maaf jika ini menyinggung mu, tetapi.. mengapa bisa kau terkena syndrome peterpan?" Mendengar itu aku terdiam sejenak.

"Oh maafkan aku! Aku tidak bermaksud-

"Karena kedua orang tuaku." Ku memotong kalimat Nala dan menjawab pertanyaan yang Nala berikan tadi, Nala seketika diam.

"Mereka selalu mengurung ku dulu, aku tidak di izinkan keluar sama sekali, dulu.. aku tidak punya teman karena aku mengikuti homeshcooling dan tidak ada yang ingin bermain sama sekali dengan ku bahkan kakak ku, pada akhirnya aku diperbolehkan untuk keluar dan aku disekolahkan! Semua berubah, aku mendapat teman, aku tidak kesepian, aku diajak untuk bermain, sangat menyenangkan! Dan teman yang ku miliki adalah kau!" Seru ku sembari menatap Nala dengan senyuman yang terlukis pada wajah ku.

"Kau adalah teman terbaik ku, hanyalah kau teman terbaik yang kumiliki, kau adalah superhero! Selalu menolong ku, membantu ku, menemani ku dan banyak lagi. Ya walaupun aku tidak sempurna tetapi kau selalu menerima apapun yang ada dalam ku, aku sangat menyayangimu.. jangan meninggalkan ku ya.." lanjutku. Nala menatap ku dengan haru, ia tersenyum kecil kearah ku dan memdekap ku.

"Aku tidak akan meninggalkan mu, aku janji. Jangan menganggap remeh pada dirimu sendiri ya? Kau sempurna, tetapi mereka yang kejam." Nala memeluk ku dengan erat disertai dengan usapan pelan pada punggung ku, aku membalas pelukan nya.

Nala melepas pelukan itu, dan menepuk pundak ku pelan.

"Sudah sampai, ayo beli." Aku kembali semangat dengan mata yang berbinar, aku pun segera membuka pintu mobil begitu juga dengan Nala.

"Nah, kau ingin rasa apa?" Tanya Nala.

"Aku ingin.. rasa coklat!"

"Baiklah, kalau begitu aku juga ingin rasa coklat." Aku tersenyum senang, tangan ku meraba kantong seragam ku.

"Nala, maafkan aku.. tapi aku tidak memiliki uang," aku menunduk.

"Kau saja yang makan ice cream, aku tidak jadi makan ice cream." Aku menatap Nala dengan sedih.

"Hey, tidak apa apa Harvey. Biar ku bayar, tidak usah sungkan." Ujar nya.

"Apakah tidak apa apa?"

"Tentu, ambil ini." Nala menyerahkan salah satu ice cream rasa coklat pada ku, dengan rasa senang aku pun mengambil ice cream itu, kedua sudut bibir ku terangkat.

"Wah! Terimakasih banyak Nala!" Nala hanya tersenyum dan mengangguk sebagai balasan.

"Ayo, makan bersama dalam mobil." Ajak Nala dan aku pun menurut, kita kembali masuk pada mobil Nala.

Harvey Dengan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang