"Enzo... jangan membuat Adik mu menangis terus..."
"HHUUUAAA... MOMI!!"
Caddie menghela nafas panjang lalu keluar dari arah ruang makan menuju ruang tengah, ruang bermain anak-anak nya.
"Huu sayang... Abang nya jahilin Vico lagi ya?." Caddie menggendong putra keduanya itu. Menimang-nimang dan terus menenangkan nya.
Kini putra pertamanya itu sudah menginjak usia 4 tahun 2 bulan.
Dan Enzo itu adalah tipe abang yang sangat aneh.
Ia tidak suka kalau adik nya menangis karena orang lain, tapi ia justru akan tertawa paling kencang kalau ia yang membuat adik nya menangis.
Seperti minggu lalu, saat Rachel datang berkunjung ke rumah mereka sepulang sekolah nya, Rachel yang memang selalu jahil dan bar-bar, tidak sengaja mendorong Vico hingga terjatuh dan menangis.
Tentu sebagai abang yang sangat overprotektif, ia berdiri di depan Vico, membantunya berdiri lalu melotot tajam sambil berkata bahwa
"Ini terakhir kalinya Rachel boleh ke rumah Enzo!."Tentu saat itu juga Rachel ikutan menangis, karena baru pertama kalinya ia di bentak Enzo, yang notabenenya adalah teman dekatnya sekarang.
"Wlleehh..." Enzo kembali meledeki adik nya. Membuat nya kembali menangis kencang hingga membuat Damon datang dari arah ruang kerja nya.
"Dadi... atu di pukuy ama Zo..."
Seolah tahu Daddy nya datang, Vico mengadu menunjuk ke arah Enzo yang sedang terkikik geli di sudut ruangan.
Damon tersenyum simpul lalu mengambil Vico dari gendongan Caddie.
"Biar aja... Nanti abang Enzo ngga kita ajak liburan..." Caddie melotot tajam sambil berkacak pinggang ke arah Enzo. Membuat nya detik itu juga kicep.
"Minta maaf sekarang sama adik nya!." Sambung Caddie tegas.
Enzo berjalan pelan sambil menunduk ke arah Damon yang tengah menggendong Vico.
Sedikit berjinjit lalu mengulurkan tangan nya ke atas, menggenggam tangan mungil adik nya lalu mengecup nya lembut. Berbisik pelan mengucap maaf.
"Sudah Momy..." Lirih Enzo, masih menunduk menekuk wajah nya.
Detik itu juga Vico berhenti menangis. Menyedot ingus nya yang terus meler keluar. Membuat Damon mengambil sehelai tisu dari meja di dekat nya, lalu mengelap lembut wajah mungil Vico.
Putra kedua Damon dan Caddie itu bernama lengkap Ludovico Gustavo. Sama-sama memiliki awalan nama L, seperti Enzo = Lorenzo.
Wajah Vico mengambil karakteristik sama dengan Enzo, yaitu mengikuti jiplakan Daddy nya. Namun bedanya, Vico memiliki rambut yang sedikit ikal seperti rambut Caddie.
Persamaan nya dengan Enzo hanya terletak pada kedua bola mata mereka.
Ya, kedua putra nya itu memiliki mata indah Caddie yang berwarna coklat gelap dengan bulu mata nya yang lentik.
Usia Vico kini yang sudah beranjak 2 tahun 1 bulan, membuat nya menjadi balita paling aktif melebihi Enzo dulu.
Vico lebih senang menghabiskan waktu bermain nya di luar ruangan, di halaman belakang.
Tempat dimana dulunya penuh dengan kebun bunga, sekarang sedikit di pangkas dengan Damon yang menambah beberapa permainan anak-anak, menyulap nya menjadi taman kecil yang rindang dengan pepohonan.
Tentu tidak sepenuhnya memangkas kebun bunga milik Caddie. Bisa-bisa Damon tidak dapat jatah malam nya.
"Aku tetap di ajak pergi kan Momy?." Enzo kembali bersuara lirih. Mendongak menatap Caddie sambil mengerjap-ngerjapkan kedua matanya seolah seperti anak kucing yang menginginkan sepotong tulang ikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRAZY HUBBY (TAMAT)
Romance#Mature of content. Please be wise# *** "Siapa yang bilang kau jelek? Kelihatan nya payudara mu begitu menggiurkan" Dengan santai nya dia berkata begitu. "Dasar om-om mesum!" Aku melotot tajam ke arah nya. Dia hanya tersenyum miring. Sangat menjengk...