Setelah dinner (Sakti - Ayu)

565 6 0
                                    

Belum bisa move on dari mereka nih, mau bikin lapak sendiri males bikin plot panjangnya :(
Tujuan aku bikin cerita pendek ini buat pelarian dari skripsi yang gak kelar2 ges jadi ini buat hiburan aku aja, mohon maaf kalau tulisanku masih banyak plot hole dan gak masuk akal ya.

Cerita ini akan sedikit membahas film 10 Things I Hate About You, jadi buat yang belum nonton mungkin gak paham. Tapi itu film recommended ges, sekali seumur hidup coba deh nonton, menceritakan percintaan ala remaja yang menurutku gak cringe ges.

Yah pokoknya happy reading.

---

"Tadi kopinya unik banget ya. Kok bisa kopi item tapi warnanya bening gitu?" tanyaku penasaran. Jadi saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju apartemen Sakti yang berada di daerah Karawaci. Sebenarnya lebih dekat lagi dengan rumah kami yang sama-sama berada di daerah Kemayoran. Tetapi kami ingin waktu berdua saja, maka diputuskanlah apartemen Sakti.

"Iya, tapi paling best sih es podengnya. Meletup-letup gitu kaya popcorn."

"Mau lagi ke sana, Yang," ucapku menyengir padanya.

"Ya, ntar lagi aja kalau udah ganti tema, katanya tema sebelumnya itu ada childhood, cinema gitu ya. Haduh sayang banget kita baru ke sana. Kepo tema lainnya deh."

"Siapa dulu yang milih tempat. Aku juga baru tahu waktu lihat Youtube sih."

"Kamu udah kenyang belum? Tadi lumayan sih ada 17 course."

"Iya udah, walaupun porsinya dikit tapi ngenyangin kok."  

Aku dan Sakti menikmati perjalanan pulang dengan membicarakan banyak hal. Awalnya membahas menu makanan di Namaaz, kemudian merembet pada teman main basket Sakti yang ketahuan selingkuh. Aku tahu karena yang menjadi selingkuhan teman Sakti adalah temanku juga.

"Kamu awas ya sampe selingkuh. Gak aku maafin. Inget zodiak aku Leo. Sekali kamu ngecewain aku, bye. Gak ada kesempatan kedua." Aku was-was pada Sakti. Sakti ini ganteng banget lho. Di jurusannya, Sakti menjadi idaman teman satu angkatannya dan adik tingkat. Apalagi kami LDR kan, walaupun Tangerang - Bekasi sih. Tapi tetap saja kami tidak bisa bertemu setiap hari. Bahkan terkadang dua minggu kami tidak bertemu.

"Iya, Sayang. Itu berlaku juga buat kamu lho. Awas aja."

***

"Welcome home, Baby." Sambutnya ketika kami masuk ke dalam apartemen sakti.

Sakti memelukku dari belakang dan mencium tengkukku.

"Dah ah, aku mau mandi, gerah, Yang." Aku mengelak dari Sakti. Belum mandi, terakhir mandi tadi pukul 1 siang sepulang dari kampus.

"Udah sih, masa mandi 3x kamu, kaya minum obat aja."

"Gak ada salahnya dong, minum obat juga ada yang 1x sehari ... udah sih, kita habis keluar ini. Kamu gak nyium bau ketekku apa? asem."

"Mana ada." Sakti tiba-tiba mendusel-dusel lengan bawahku dekat ketiak, yang membuatku geli mencoba menghindar dari perilakunya itu. "Hmm ... wangi gini kok."

Ya maksudku asem bukan secara harfiah asem sih. Hanya kata kiasan saja untuk menggambarkan bahwa aku butuh mandi sekarang juga!

"Awas sih, Sakti!"

"Hehhh." Sakti beralih membalik badanku menghadapnya. "Apa itu Sakti Sakti. Gak sopan. Panggil aku Sayang, Honey, Babe atau Baby juga boleh."

"Yang ada babi," ungkapku jengkel. Beneran deh, Sakti ini kalau mode clingynya on wahhh aku selalu minta kesabaran lebih pada Tuhan.

"Sembarangan aja, nakal."

"Arghhh ..." Aku berteriak. Sakti dengan tiba-tiba dan kurang ajar menggendongku ala bridal style. "Kaget tau!"

Oneshoot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang