FROM OBSESSION

51 11 0
                                    


Aku mendesah kasar dengan perdebatan yang sudah hampir 1 jam aku lakukan dengan Shopee. 

" tidak seharusnya kau sepeti ini nona,"

"aku udah jelaskan berulang kali Shopee, dan cukup, aku gak mau berdebat." ucapku sambil membuang pandanganku jauh keluar mobil. Shoopee mendesah, aku tau ia lelah dengan apapun yang aku lakukan. Jadi seharusnya ia berhenti, bukannya semakin mendukung untuk mencekikku lebih dalam. 

"cukup!!! keluar!" 

"gak, aku punya otoritas ini disini," ucap Shopee sambil duduk melipat kaki dan tangannya di sofaku. Ya... layaknya mama. 

akh...

prankkk

"Yuanka!!" teriak Shopee ketika dengan sengaja ku lempar gelas kelantai. 

"kalian anggap aku apa sih!!! aku cuma gak suka hidupku di atur. aku gak suka dinkawal kesana kemari, aku tidak melakukan hal -hal aneh,"

"berada 1 hotel dengan lelaki yang bukan suami, mengenakan pakaian lelaki tanpa di ketahui asal mulanya. Apanya yang kamu sebut tidak aneh."

"aku udah jelasin,"

"siapa yang percaya dengan cerita karangan itu,"

"stopid bitch..," Shoppe kaget ketika kulempar pecah lemari kaca yang ada diruangan itu. 

Huft... Shopee menghela nafasnya perlahan, "aku akan kembali beberapa menit lagi. Aku mau keluar. Aku sudah menduplikat kuncimu. Ibu juga sudah menyiapkan bodyguard yang akan menemanimu kemanapun  kau pergi," ucapnya yang kemudian berlalu.   

Akh...

"kok bawa baju cewek? baju siapa Stev? " tanya mama Steven ketika mendapati mini dress di tas sekolah Stevano. 

"akh.. itu punya teman ma," ucapku gelagapan. 

"emmm ada kemajuan, siapa tu yang berhasil buat kamu luluh,"

"apaan sih ma, jangan gtu akh,itu cuma ketinggalan. besok juga aku balikin" ucapku sambil mengambil gaun itu dari tangan mama. 

"gpp loh Stev, kalau kamu mau mulai pacaran. Udah kuliah juga kan,"

"apaan sih ma, keluar deh ma, aku masih mau kerja," ucapku kesal dan malu tentunya.

mama hanya tersenyum, lalu keluar sesaat setelah mengelus lembut rambutku. 

Mama berbeda dengan papa. Papa orangnya tegas dan keras. Tidak boleh sembarangan. Beliau juga adalah seorang bos yang sangat disiplin. 

Akh...

Kuregangkan tubuhku, coba melonggarkan sendi-sendi yang kaku karna sudah hampir berjam-jam aku duduk di depan labtop. Aku menyicip kopi yang sudah tidak panas lagi, yang sedari tadi menemaniku melakukan pekerjaanku.

Degh...

Jantungku memacu keras saat tanpa sengaja jemariku menyeka bekas kopi yang ada di bibirku. Entah kenapa saat aku mengelus bibirku aku merasakan nikmat yang aneh, dan muncul siluet wanita yang sangat seksi. Namun hal yang paling memabukkan, perasaan itu benar-benar terasa nyata dan nikmat. 

"akh... Yuan...sshhh, akh...,"

Aku tersadar, aku tengan mengulum jemariku karena mengandai kalau jemariku itu adalah bibir seksi  milik...milik, Yuana?!!

"ini susu hangat, biar konsentrasi belajarnya," ucap Shopee sambil meletakkan gelas berwarna biru mudah di samping notebook ku. Aku hanya melirik tanpa bicara. 

Sebenarnya aku merasa bersalah dengan semua perilakuku pada Shopee tadi siang, tapi aku benar-benar kesal sekali karna ia tidak mempercayaiku. 

"besok, bangun jam 10.00, kau ada kelas jam 11.45, setelah kuliah, kau punya waktu 2 jam untuk jalan-jalan atau belanja. Setelah itu kau harus pulang. Dan mulai besok, kau akan di temani oleh 4-5 bodyguard, " cukup." Aku memutus kalimatnya. 

"aku sedang tidak ingin berdebat," balasku dingin. 

Shopee tampak menghela nafasnya. "aku paham apa yang kau inginkan. Seharusnya kau bersikap seadanya saja. Kau tau siapa ibu dan ayahmu. Bahkan apabila ada 1 orang saja yang tau kau siapa, maka nyawamu akan dalam bahaya,"

"justru jika kalian ingin aku dalam keadaan aman, seharusnya kalian tidak mengawasiku sampai separah itu. Kalian benar-benar buat sekitarku menaruh perhatian mereka padaku,"

"nyawamu lebih penting," "ini menggangguku Shopee, aku hanya ingin menjadi gadis biasa. aku ingin menikmati waktuku sepulang kuliah, mabuk dan bermain bersama teman-temanku senormal mungkin. aku lelah harus terus jadi burung dalam sangkar, aku." 

Dadaku sesak, air mata mulai membanjiri pipiku. Aku terkulai duduk lemas. 

"aku paham, tetapi aku tak bisa ambil resiko Yua, aku menyayangimu seperti adikku," ucapnya sambil memelukku. 

Akh...

Aku bisa merasakan sesuatu menusuk lenganku.Perlahan aku merasakan kantuk yang sangat hingga aku kehilangan kekuatan tubuhku. 

"kau membiusku?" tanyaku lemah. 

" maafkan aku, maaf," ucapnya. Aku bisa melihat air matanya meleleh. Tetapi entah mengapa aku sama sekali tidak merasa iba. 

"aku membencimu." ucapku yang kemudian kehilangan kesadaranku.  

Aku menahan malu saat berjalan menelusuri lorong kampus di barengi dengan tatapan-tatapan orang-orang. Bagaimana tidak? aku berjalan bersama 4 orang lelaki kekar dan tampang yang sangar.

"aku mau ke toilet." Ucap ku lalu berjalan memutar, dan ya tetap saja mereka mengikutiku. 

Tepat di depan toilet, " ada yang mau ikut masuk?" tanyaku dengan wajah datar dan expresi jengkel. Ke empat orang itu pun menunduk dan membentuk barisan 2 kiri dan 2 kanan. 

"aku penasaran, kenapa Yuana di kawal seperti itu, seperti orang penting saja," ucap Adit sambil terus mengulum permen karetnya. "kalian tidak tau, Yuana itu liar," ucap Febry sambil menatap lurus ke arah pandangan Adit. 

"oiya... kau dan Yuana teman baik bukan?" 

"bukan," Adit mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban Febry.

"aku dan Yuana bukan teman baik.Ia sering kali membullyku dahulu. Itu kenapa ia selalu mencoba untuk mendekatiku. Karena ia ingin menghapus rasa bersalahnya," ucapku. 

Dengan anggukan Adit, aku yakin bahwa ia percaya dengan ceritaku. Aku tau, aku akan merusak nama baik perempuan itu. Tetapi seharusnya ini adil.

PIECE OF  HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang