Kereta kuda yang mereka tumpangi akhirnya sampai di rumah sakit sekitar lima belas menit kemudian, itu karena saat ini Claude tengah dirawat di sebuah rumah sakit umum ibu kota. Sebelumnya ia memang di bawa ke rumah sakit terdekat dari rumahnya, namun karena keterbatasan peralatan medis, Claude langsung dibawa di ke rumah sakit lain yang memiliki penanganan yang lebih bagus.
Mereka kemudian bergegas turun dari kereta kudanya dan berjalan cepat mengikuti nyonya Matilda menuju ruang tampat Claude dirawat.
Tepat di depan kamar Claude ada Chloe yang menunggu disana. Ia berdiri dengan mata sembab, sepertinya habis menangis. Evelyn berjalan kearahnya dan langsung memeluk adiknya itu.
"Kakak, bagaimana ini? Claude tadi mengeluarkan banyak darah" Chloe terisak saat menceritakan kondisi Claude.
Dalam pelukan Evelyn, Chloe terbelalak saat mendapati Felix berada dibelakang kakaknya. Bagaimana bisa pria yang sudah menyakiti kakaknya itu kemari, walaupun banyak pertanyaan melayang dikepalanya ia memilih untuk diam, ia tak ingin menghujami kakaknya itu dengan berbagai pertanyaan di saat seperti ini.
"Bagaimana keadaan Claude?" tanya Evelyn dengan panik pada dokter yang baru saja keluar dari kamar Claude
"Keadaannya cukup parah, ada cidera serius di bagian perutnya. Dia harus segera dioperasi" ujar dokter paruh baya itu memberi saran.
Bagaimana ini? Pasti biaya operasinya sangat mahal pikir Evelyn karena tak mungkin ia bisa membayar biaya operasi Claude dalam waktu dekat.
Felix memegang pundak Evelyn yang sedang bengong "Kau tidak perlu mencemaskan biayanya, aku yang akan menanggung semuanya" ucap Felix menyakinkan Evelyn.
Tanpa berfikir panjang Evelyn menyetujui tawaran Felix, karena itu menyangkut keselamatan adiknya. Tak lama setelah Evelyn menyetujui saran dari dokter, para dokter yang sudah berpengalaman langsung dikerahkan untuk menangani operasi Claude.
Selama operasi berlangsung Evelyn dan yang lainnya berada di depan ruang operasi. Evelyn terlihat cemas, berulang kali ia mondar mandir di depan pintu ruang operasi sembari menunggu operasi selesai. Sedangkan Felix, nyonya Matilda dan Chloe duduk di kursi dekat dengan ruangan, mereka tak kalah cemas berharap keselamatan Claude.
Setelah mondar-mandir beberapa saat, Evelyn kembali duduk di samping Felix, ia menunduk sembari meremas jemarinya. Gadis itu terlihat ketakutan, ia takut kalau Claude akan menyusul ke dua orang tuanya pergi jika saja operasinya gagal, namun Evelyn berusaha mengalihkan pikiran itu dan berharap kalau Claude pasti akan selamat.
Felix meraih jemari Evelyn di sampingnya kemudian mengusapnya dengan lembut, Evelyn sontak menatap pria itu
"semua pasti akan baik-baik saja" ucap Felix berusaha meyakinkannya. Tatapan matanya begitu teduh hingga mambuat Evelyn yang awalnya cemas sedikit lebih tenang.
Evelyn hanya membalas dengan senyum tipis, ia tak menarik kembali tangannya dan tetap membiarkan Felix mengusapnya karena membuat ketegangannya sedikit berkurang.
Tindakan operasi baru selesai setelah beberapa jam kemudian. Evelyn segera bangkit dari tempat duduknya dan bertanya tentang keadaan Claude pada salah seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan itu.
Ia akhirnya bisa bernafas lega setelah mendengar keberhasilan operasi itu. Walaupun kondisi Claude cukup parah saat pertama kali datang, ia bersyukur adiknya masih bisa diselamatkan.
Felix berjalan mendekat pada Evelyn, sekarang raut wajahnya jauh lebih baik sekarang.
Evelyn tersenyum tipis pada Felix "Terimakasih, berkatmu Claude bisa selamat" ucap Evelyn tulus, kalau tidak ada Felix mungkin saja Claude tidak bisa dioperasi karena keterbatasan biaya.
"Kau tidak perlu berterima kasih. Aku hanya melakukan hal yang seharusnya aku lakukan" terang Felix, ia ikut senang bisa membantu Evelyn.
Setelah Claude dipindahkan ke sebuah kamar, Evelyn menyuruh Felix untuk segera pulang karena memang sudah terlalu lama ia berada di rumah sakit. Felix awalnya menolak karena ia masih ingin bersama Evelyn, namun pada akhirnya ia harus pulang karena sebentar lagi pagi dan ia harus bekerja.
"Terimakasih karena kau sudah banyak membantuku" timpal Evelyn. Ia sangat berterimakasih pada Felix karena sudah menyelamatkan adiknya.
Felix tersenyum tipis "Kalau kau membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk meminta padaku" ujarnya sebelum pergi dari rumah sakit.
***
Sudah hampir satu bulan sejak Claude berada di rumah sakit. Selama itu kesehatannya semakin membaik. Luka di tubuhnya juga mulai kering dan ia sudah bisa berjalan seperti biasa.
Selama itu pula Evelyn meminta izin tidak masuk kerja untuk menjaga Claude di rumah sakit, Felix tak mempermasalahkannya dan menyuruhnya untuk fokus merawat kesembuhan adiknya.
Pagi ini dokter yang merawat Claude datang dan mengizinkan Claude pulang setelah ia menjalani pemeriksaan. Evelyn tersenyum lega mendengar pernyataan dari dokter. Tak lama kemudian setelah dokter itu pergi, ia langsung mengemasi barang-barangnya dibantu Chloe.
Setelah mengemasi barang-barang, Evelyn memapah Claude dengan hati-hati menuju kereta kuda yang baru saja ia pesan untuk membawa mereka kembali ke rumah.
"Kakak, maafkan aku, karena tidak berhati-hati kakak jadi mengeluarkan banyak uang untukku" ucap Claude yang merasa bersalah, seharusnya ia tak menghabiskan uang kakaknya yang dengan susah payah ia kumpulkan untuk membayar biaya rumah sakitnya.
"Kau tidak perlu khawatir karena tuan duke Radlieffe yang selama ini membiayai perawatanmu" celetuk Chloe saat kereta kuda mulai berjalan.
Claude menatap Chloe dengan ekspresi tercengang. Ia kemudian kembali menatap Evelyn "Apa itu benar kak? Apa selama ini tuan duke yang membiayai perawatanku?" tanyanya memastikan.
Evelyn terlihat bingung, ia tak tahu bagaimana menjelaskannya pada Claude, namun ia tidak mungkin terus merahasiakan pada Claude kalau selama ini Felix yang sudah membiayai pengobatannya "Yang dikatakan Chloe benar, selama ini Felix lah yang sudah membayar biaya pengobatanmu" ungkapnya jujur.
Claude terbelalak, ia tak menyangka kalau Felix yang sudah membantunya selama ini, bahkan tanpa sepengetahuan dirinya "Tapi, kenapa dia melakukannya? Dan sejak kapan kakak bertemu dengannya?" tanya Claude meminta penjelasan bagaimana bisa kakaknya itu bertemu kembali dengan Felix, mantan tunangan yang sudah meninggalkannya itu.
Evelyn menghela nafas panjang, sepertinya ia tak bisa menyembunyikan lagi dari mereka kalau selama ini ia bekerja di kediaman duke. Evelyn mulai menceritakan pada keduanya kalau sebelumnya ia di pecat dari kediaman viscount dan dipindahkan bekerja sebagai pelayan di kediaman duke. Sejak saat itulah ia dan Felix jadi sering bertemu.
"Maaf, selama ini kakak menyembunyikan semua ini dari kalian. Kakak tidak ingin kalian khawatir" jelas Evelyn menatap bergantian kearah kedua adiknya itu, berharap keduanya mengerti tentang keadaannya.
"Seharusnya kakak menceritakan semuanya pada kami" timpal Chloe.
"Benar, kakak tidak perlu berbohong dengan hal seperti itu. Lain kali kakak tidak boleh menyembunyikan apapun dari ku dan Chloe, karena kita keluarga dan keluarga harus saling terbuka" ucap Claude pemperingatkan, ia tak ingin lagi kakaknya itu menyembunyikan seuatu lagi dari nya.
Evelyn tersenyum tipis kemudian memeluk kedua adiknya yang duduk di depannya dengan erat. Awalnya ia berfikir mereka akan marah saat mendengar cerita dari nya, namun dugaannya salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-Fiance's Obsession
Historical FictionKehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Setelah kehilangan rumahnya, evelyn dan kedua adiknya tinggal disebuah rumah kecil yang ada di pinggir...