Part 13 *New

281 24 0
                                    

Seohyun masih menunggu di sofa lobby hotel. Terlihat gusar wajahnya saat menunggu seseorang yang ditunggunya tidak kunjung menampakkan batang hidungnya. Malam semakin larut saat dirinya menatap jam di layar ponselnya. Jika tidak terpaksa, seharusnya dirinya sudah di perjalanan menuju rumah orang tuanya.

Seohyun menoleh ke belakang saat pundaknya di sentuh sebuah tangan. Dirinya sempat terdiam, lebih tepatnya terkejut tanpa mengeluarkan ekspresi saat melihat orang yang bukan diharapkannya saat ini.

"Aku tak bermaksud mengganggu. Aku hanya ingin mengembalikan ini." Yonghwa yang kini sudah berada di depannya mengulurkan tangannya, memberikan sebuah paper bag. Seohyun sempat mematung beberapa detik sebelum menerima paper bag.

"Kau meninggalkannya saat terakhir kali kita bertemu." Seohyun dengan cepat teringat kejadian pada malam itu dimana dirinya menumpangi mobil Yonghwa walaupun kondisi tersebut bisa dikatakan terpaksa. Ia bahkan tidak menyadari bahwa barangnya tertinggal di mobil Yonghwa.

"Ah, terima kasih" Seohyun memeriksa isi di dalam 'paper bag' tersebut yang terdapat sweater putih milik Ahra yang sempat ia pinjam sewaktu berkunjung ke rumah orang tua Kyuhyun.

Seohyun tidak mengerti dengan dirinya sekarang. Mengapa kemarahan yang selama ini ia pendam menguap begitu saja kepada pria di hadapannya ini? Selama ini ia kesulitan mencari keberadaan pria itu yang bagai ditelan bumi demi mendapatkan kejelasan mengapa pernikahan mereka batal.

Harus diakui kini kemarahan tersebut memang mereda dan dirinya sudah berdamai dengan masa lalu, tetapi rasa sakit yang ditinggalkan masih melekat kuat dan tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun. Dirinya bukan pendendam namun bolehkan ia berharap pria ini merasakan hal yang sama dengannya? Luka yang ditorehkan sanggup mengubah pandangan dan kehidupannya menjadi kelam pada saat itu.

"Apa ada urusan lain Tuan Jung?" Tanya Seohyun skeptis melihat Yonghwa yang masih terdiam di hadapannya. Sejujurnya ia ingin pria ini berlalu dari hadapannya.

"Bisakah kita bicara?" Pinta Yonghwa dengan tanpa basa-basi.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Sahut seseorang yang tengah berjalan menghampiri arah Yonghwa dan Seohyun. Yonghwa tampak jengah dengan keberadaan pria itu yang tak lain adalah Kyuhyun.

"Ckck.. Mengapa kau selalu mencampuri urusanku dengan Seohyun?" Ia memandang tajam menunjukkan rasa tidak suka kepada Kyuhyun. Intensitas ketegangan semakin tinggi membuat Seohyun sedikit was-was akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sejak awal Yonghwa tidak bisa menganggap enteng kehadiran pria itu di dalam kehidupannya. Benar saja kehadiran pria itu merusak semuanya. Termasuk hubungannya dengan Seohyun.

"Kau tidak berkaca pada dirimu sendiri Tuan Jung? Kemana saja dirimu selama ini? Apakah pantas setelah menghilang tanpa jejak kemudian kembali seolah tidak terjadi apapun?" Desis Kyuhyun pelan namun cukup menghujam lawan bicaranya. Bagaimana ia bisa diam melihat pria itu yang seenaknya kembali setelah melihat perlakuannya kepada Seohyun? Tentu ia tidak bisa melihat sahabatnya terluka.

Seohyun segera bangkit menyela mereka sebelum pertikaian semakin berlanjut. Setidaknya ia masih berpikir bahwa di tempat ini banyak relasi yang memegang jabatan penting. Seohyun masih memikirkan nama baik mereka apalagi keduanya juga cukup dikenal oleh orang penting.

"Cukup. Tidak perlu dilanjutkan. Aku mohon pikirkan kembali bahwa masih banyak relasi penting di sini dan pikirkan juga nama kalian jangan karena hal sepele nama kalian menjadi tercoreng."

Sebagai makhluk yang sangat mengandalkan logika, perkataan Seohyun seharusnya bisa diterima. Namun Kyuhyun menganggap Seohyun seolah berpihak kepada pria itu. 'sepele' katanya? ia bahkan nyaris ikut kacau melihat keadaan Seohyun di hari yang seharusnya menjadi hari bahagianya. Bukan reaksi seperti ini yang ada dalam bayangan Kyuhyun. Kyuhyun ingin Seohyun meluapkan segala emosinya pada hari pernikahannya kepada pria itu dengan lebih terbuka.

What are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang