Bab 3

150 9 1
                                    

Sebagai lelaki dewasa Gael pun sadar benda kenyal yang melekat di dadanya adalah kepunyaan gadis yang sedang berada diatas pangkuannya.

"Namun, kenapa rasanya kenyal sekali? Apakah dia tidak pakai bra?" Batin Gael sambil menerka-nerka.

Terkaan Gael terhenti ketika petir menyambar lagi dan Sasa yang kaget pun bergerak reflek dan memeluk Gael semakin erat. Naasnya, bagian tubuh bawahnya justru membangunkan sesuatu yang ada di diri Gael akibat gesekan yang ditimbulkan karena gerakannya.

Sasa yang merasakan ada sesuatu yang mengganjal bagian bawahnya pun kaget dan tersadar sehingga dia melepaskan pelukannya dari Gael. Sasa pun mengerjapkan mata karena tersadar berada diatas pangkuan Gael dan dia pun turun.

"Bang maaf ya, gue takut sama petir. Maaf tadi refleknya jelek" Sasa yang tak enak hati pun meminta maaf mengingat tingkahnya yang seperti bocil.

"Gapapa Sa. Enak kok" Sasa yang tak mengerti ucapan Gael pun mengernyitkan dahi. Gael yang tersadar dengan ucapannya langsung mengalihkan pembicaraan.

"Sa, Pak Varo biasa pulang jam berapa?"

"Akhir-akhir ini pulang telat bang, biasanya jam 8 baru sampai rumah" Gael pun hanya menganggukan kepala tanda mengerti.

"Bang, tadi ada yg mengganjal pas dipangkuan abang itu apa ya?" Tanya Sasa polos.

"Oh itu..... Belalai abang" Gael yang bingung menjawab pun dia hanya mengeluarkan kata yang ada di kepalanya saat itu.

"Hah abang punya belalai? Apasih bang"

Duarrrrrr...
Suara petir menggelegar mengalihkan perhatian Gael dan Sasa. Sasa pun kembali memeluk Gael erat.

Hujan yang terlalu deras dan lampu yang padam membuat suasana bertambah syahdu. Sasa yang sedari tadi memeluk Gael pun tiba-tiba ketiduran karena udara di luar yang mendukung untuk terlelap.

Gael yang mendengar nafas yang teratur berasal dari Sasa pun segera menengok kearah Sasa. Dan benar saja, gadis yang memeluknya itu tengah tertidur pulas. Karena Gael yang tidak tega membangunkannya, dia pun membiarkan Sasa tidur sambil memeluknya.

*****

Hari ini, Varo pulang lebih cepat karena tidak jadi survey lapangan dikarenakan hujan derasa sehingga tidak memungkinkan dia untuk meneruskan pekerjaannya. Sekitar pukul 5 pun dia sampai rumah. Namun, rasa herannya muncul karena dia melihat mobil asing terparkir di halaman rumahnya. Setaunya, teman Sasa tidak memiliki mobil seperti itu. Dengan cepat dia pun masuk ke rumahnya untuk mengecek siapa tamu yang berada di dalam.

Saat berjalan menuju ruang tamu dia pun dikagetkan oleh penampkan dua manusia yang sedang tertidur di sofa. Ya betul itu adalah Sasa dan Gael.

Dengan cepat Varo membangunkan mereka untuk menjawab kebingungannya.

Setelah mengetahui alasan mereka, Varo pun mempersilahkan Gael untuk singgah sampai makan malam sambil mengobrol santai. Rupanya Varo dan Gael memiliki obrolan yang nyambung sehingga mereka sudah seperti teman dekat yang akrab.

Dilain sisi, setelah dibangunkan oleh Varo tadi, Sasa segera ke kamar untuk melanjutkan tidurnya.

*****

Semenjak kejadian di rumah itu, Sasa dan Gael sudah tidak pernah bertemu lagi. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Sasa yang mulai sibuk membangun bisnisnya di bidang fashion, dan Gael yang semakin sibuk dengan proyek yang ada di kantornya.

Sasa yang saat ini mulai membuka butiknya pun disibukkan dengan berbagai persiapan untuk promosi produk barunya.

Sebagai promosi awal, selain Sasa gencar mengunggah di media sosial, dia juga mengikuti pameran fashion yang diadakan di salah satu mall di Jakarta.

Semenjak mengikuti pameran tersebut, pakaian yang dirancang olehnya selalu sold out dan saat ini butik miliknya pun sedang naik daun di kalangan remaja. Tidak sedikit yang rela rebutan saat pakaiannya dirilis di webnya. Tak terkecuali Bila.

Bila yang sangatlah menyukai fashion itupun tak ketinggalan menginginkan pakaian rancangan Sasa. Tapi karena kecepatan jarinya tak secepat yang lainnya, ia pun selalu kehabisan. Seperti saat ini, Gael menjadi sasaran kemarahan oleh Bila karena tidak mendapatkan produk yang diincarnya.

"Ah abanggggg. Gara-gara abang nyenggol aku jadinya aku gadapet barang incaranku." Rengek bila yang sudah seperti kehilangan pacar

"Kan abang ga sengaja. Lagian sebagus apasih barang incaran kamu itu?" Gael menjawab sambil menggoda adik kecilnya itu. Gael selalu menganggap Bila sebagai adik kecil meskipun usianya sudah 20 tahun yang artinya Bila sudah remaja.

"Ini nih bang, aku udah ngincer lama banget sekali restock malah gak kebagian"

Gael yang tidak asing dengan model yang ada di foto tersebut pun berfikir karena sepertinya dia mengenali wajah yang menjadi model pakaian tersebut.

Ah Gael ingat. "Ini Sasa, adiknya teman abang yang jadi model bajunya"

"Itu yang punya bang. Kak Salmira. Dia keren banget ya, yang rancang dia, foto katalog dia, semuanya diborong dia bang. Pinter ya dia mana cantik lagi"

"Kamu mau abang tanyain teman abang gak biar dibikinin baju sama dia khusus buat kamu?"

Bila yang mendengarnya pun sangat excited. Dan langsung mengiyakan tawaran abangnya itu.

****

Hari ini adalah hari pertemuan yang dijanjikan oleh Sasa untuk menemui client pertamanya yang ingin membuat baju khusus rancangan Sasa. Sasa yang sangat nerveous itu pun sampai rela bangun lebih awal untuk mempersiapkan berbagai desain untuk client tersebut. Biasanya Sasa hanya merancang pakaiannya sesuai dengan kreativitas yang ada di kepalanya. Namun, lain halnya dengan hari ini. Sasa harus bisa menyatukan kemauan client dengan skill yang dimilikinya.

Hari libur yang biasanya dimanfaatkan untuk rebahan, tidak berlaku pada hari ini. Jam 8 pagi Sasa sudah sampai di butik miliknya yang hanya berada di depan cluster perumahannya. Hari ini dia datang lebih awal untuk menyambut client nya karena mereka janji bertemu pukul setengah sembilan.

Sasa yang sedang sibuk berkutat dengan tablet miliknya pun dikejutkan oleh suara lonceng dari arah pintu, pertanda ada yang masuk.

Sasa segera berdiri dan melihat tamunya.

"Selamat pagi, dengan mbak Bila ya?" Sapa Sasa dengan ramah.

"Pagi hallo iyaa kak aku Bila. Ohiya panggil aku Bila aja sepertinya kita seumuran" balas Bila tak kalah ramah.

Setelah sesi sapa menyapa itu pun Sasa dan Bila langsung berdiskusi tentang rancangan baju yang diinginkan olehnya. Tak sulit karena Bila mengetahui apa yang diinginkan dan Sasa mampu mengerti apa yang diinginkan oleh Bila.

Tak sampai satu jam, diskusi yang awalnya dihiasi oleh wajah serius kini berubah menjadi canda tawa.

Ternyata Bila dan Sasa adalah orang yang sama sama friendly dan enak untuk diajak ngobrol sehingga tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka.

"Kak aku pulang dulu ya nanti dicariin abang. Aku nanti wa kakak ya biar aku ada teman main"

"Hati-hati ya, Bil" jawab Sasa sambil mengantarkan Bila sampai di depan butik.

*****
Hallo hallo gimana nih cerita aku? Apakah ngebosenin? Atau ada saran lain mungkin biar cerita ini lebih hidup 😁

Ohiya, ini cerita pertama aku kalau ada kritik dan saran bisa disampaikan lewat komen/tulis di percakapan profil aku.

Terimakasih teman-teman yang sudah membaca ♥️

Our Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang