Arc 4 Chapter 25 : Berlayar

427 73 2
                                    

[Siena PoV]

Ah ... Mimpi ini lagi ...

Saat ini aku melihat dua orang pria sedang menendang tubuh pria lain yang terkapar di jalanan. Dia adalah Evans Baxter—Mantan Kekasih dari Liana namun dari timeline ini mereka masih baru saling mengenal satu sama lain.

Setelah Liana berjanji akan ikut dengan pria berambut pirang itu, akhirnya rekan-rekan pria itu berhenti menganiaya Evans. Terlihat Liana hendak membantu Evans namun dicegah oleh pria berambut pirang yang kalau tidak salah namanya adalah Gavin—Teman masa kecil Liana.

Liana merupakan seorang Putri dari seorang pemiliki perusahaan produksi senjata yang terkenal di negeri ini. Keluarganya termasuk ke dalam sirkel golongan Elit yang ada di negeri ini.

Gavin merupakan anak dari rekan bisnis Ayah Liana dan saat kecil sering kali menghabiskan waktu bersama karena kedekatan orang tua mereka.

Walaupun tatanan sosial di dunia berbeda dengan dunia asalku, namun sifat-sifat mereka yang memiliki kuasa tidak ada bedanya baik di sini maupun di dunia tempatku lahir.

Orang-orang yang ada di atas selalu menyombongkan apa yang mereka miliki, menganggap rendah orang yang mereka anggap tidak satu kelas dengan mereka dan sering mengeksploitasi orang lain demi meraih keuntungan individu.

Inilah yang mengakibatkan mengapa Gavin—Salah satu orang yang keluarganya berada di kalangan elit memiliki sikap seperti ini terhadap Evans yang tidak memiliki latar belakang dari orang-orang yang memiliki kuasa.

Akan tetapi, Liana memiliki pandangan yang berbeda dengan kebanyakan orang-orang Elit ini walaupun keluarganya termasuk dalam sirkel mereka.

Bukan berarti Liana tidak memiliki sikap seperti keluarganya itu. Ini karena sedari kecil Liana sudah diajarkan bagaimana bersikap layaknya keluarga Elit sama seperti Gavin.

Dia juga hanya bersosialisasi dengan orang-orang yang dipilihkan oleh keluarganya.

Awalnya Liana berpikir, bahwa sikap arogan, penuh rasa bangga dan memandang rendah orang lain yang memiliki kasta sosial di bawahmu merupakan sebuah hal yang normal di dunia ini.

Namun, saat memasuki usia 15 tahun dan mulai memasuki Sekolah Menengah Atas, Liana banyak bertemu dengan orang-orang yang memiliki latar belakang sosial yang beraneka ragam, tidak seperti sebelumnya dimana teman-temannya selalu datang mendekatinya walaupun ia bersikap dingin dan sering memandang rendah mereka.

Liana selalu merasakan sebuah kepalsuan dari senyum teman-temannya yang ingin mendekatinya karena status keluarga Liana yang tersohor itu.

Namun, ketika Liana bersikap dingin dan sering merendahkan murid-murid SMA lain di sekitarnya, dia mulai merasakan tatapan-tatapan kebencian itu. Bahkan para wanita yang iri di saat para lelaki di sekolah banyak yang mendekati Liana mulai menjauhinya.

Saat kelas dua SMA, Liana memiliki seorang teman pria. Hubungan mereka cukup dekat dan bisa dibilang itulah hubungan pertama Liana rasakan tanpa sebuah kebohongan sama sekali. Temannya itu berhubungan dengan Liana bukan karena melihat status maupun parasnya yang cantik itu.

Tetapi, hubungan pertemanan mereka tidak berlangsung lama.

Murid-murid ria yang iri terutama dari kalangan Elit membully teman pria Liana itu. Mereka mengatakan bahwa teman pria Liana itu tidak pantas bersanding dengannya karena latar belakang mereka bagaikan langit dan bumi.

Akibat sering dibully oleh para pria yang iri ini, teman pria Liana kemudian menjauhinya. Liana bahkan tidak mengerti mengenai perubahan sikap dari teman prianya itu.

Namun, walaupun teman pria liana itu telah menjauhinya, para pria yang iri tetap tidak berhenti membully-nya hingga membuat dia depresi berat.

Liana baru tahu temannya menjauhi dirinya karena dibully oleh orang lain saat mereka berdua bertemu untuk yang terakhir kalinya di atap gedung sekolah.

I'm a Villain In My Own Game?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang