Rasanya memang selalu berat jika menghadapi persoalan diluar kehendak.
~ Saujana
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
*KALAU ADA TYPO TANDAIN, YAAA.
Hari ini menjadi hari terberat bagi Arina. Setelah berita dating nya tersebar ke seluruh rungu pengisi SMANSA. Nama Arina Syakila menjadi terkenal, ia dibicarakan di setiap sudut sekolah, terlebih lagi di kantin. Saat jam istirahat Arina sempat menolak ketika Maretta mengajaknya ke tempat ramai itu, namun Maretta bersikeras mengajak Arina yang membuat nya terpaksa mengiyakan. Dan kini Arina menyesali keputusannya itu. Banyak sekali ocehan yang masuk ke rungu nya tentang hubungannya dengan Nata. Walaupun di kantin banyak yang menyelamatkan tapi Arina tetap risau. Begitulah seorang introvert. Apalagi Arina harus berhadapan dengan banyak orang yang tiba-tiba menyalaminya. Rasanya seperti kesengsaraan yang sangat memeras tenaga nya.
“Minta.” M datang tanpa aba-aba dan langsung meneguk minuman kaleng milik Maretta.
“Lo kemana aja sih?” Omel Maretta.
“Ada gue.” Jawab M acuh tak acuh. Ia tidak melirik Arina sedikit pun dan Maretta menyadari hal itu.
“Harusnya lo bantu kita! Lo tau 'kan apa yang lagi rame.” Ujar Maretta masih merasa kesal.
“Aslinya sih, gue kecewa sama lo, Rin. Kita bertiga 'kan udah janji may jomblo sampe umur 25, tapi ya gimana juga ya, mungkin lo kecantol sama si Nata.”
Puk!
Maretta menimpuk M. Ia heran dengan M sudah bersikap seperti itu.
“Bener-bener lo ya! Ngucap selamat 'kek,” sungut nya.“Selamat btw,” Kata M pada Arina dengan sekilas senyuman, dan tatapan mereka bertemu. Arina dapat melihat senyuman mata M yang samar.
Maretta yang menyaksikannya lantas mendengus. Kentara banget kecewanya, M, batin nya.
M mengambil snack yang ada di hadapan Arina. “Minta,” Katanya dan Arina mengangguk dengan senyuman tipis di bibirnya.
Arina sadar ada yang berubah dari M. Tetapi, untuk sekarang ada Nata yang selalu disisinya. Gadis itu jelas dilarang memilih karena langkah Nata lah yang lebih depan dari siapa pun. Semoga Arina bisa sangat menyadarinya.
Nata dan teman-temannya berada di seberang posisi Arina. Laki-laki itu tampak memerhatikan Arina dari jauh.
“Samperin.” Fian menyenggol Nata.
Nata melirik Fian dengan skor matanya.
“Sotoy banget sih jadi orang.” Kata Deka.
Fian tak menanggapinya. Ia melihat Arina, sungguh gadis itu memang cantik. “Cakep banget sih, cewe gue.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUJANA
Teen FictionMari kita bersama selamanya. Tanpa memperhatikan dari jauh, dan tanpa rasa sakit. "Kesempatan hidup di bumi yang fana ini hanya satu kali, Rin, dan aku dedikasikan buat kamu." -Nata Alamsyah Dalam risalah, kita hanyalah dua atma yang tergugu oleh l...