Kondisi sebuah kampus yang terlihat sibuk dengan banyaknya mahasiswa berlalu lalang. Berlari dengan wajah gelisah lantaran mengejar waktu, berjalan santai sembari bergurau, sibuk dengan ponsel, dan masih banyak lagi. Seorang gadis nampak duduk seorang diri di sebuah gazebo yang terletak di bawah sebuah pohon besar mengistirahatkan dirinya sebentar seblum kembali mengikuti kelas keduanya. Wajah cantiknya nampak memerah terkena panasnya sinar matahari, bulir peluh juga nampak membasahi pelipis gadis itu namun tak mengurangi sedikitpun kecantikannya. Kulit putih yang memerah di tambah netra coklatnya yang menawan mampu menyihir siapapun yang melihatnya. Tak sedikit laki-laki yang berusaha mendekatinya, namun gadis itu tak tertarik pada satupun diantara mereka kecuali satu laki-laki yang saat ini berstatus sebagai kekasihnya sejak 1 tahun lalu ketika mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.
"El!" panggil seorang gadis berambut hitam legam yang berjalan menghampirinya. "Aku mencarimu sedari tadi, ternyata kau di sini," ucapnya mengambil tempat di sebelah Elina.
"Kenapa kau tidak menghubungiku terlebih dahulu Sofia?" Tanyanya yang hanya dibalas cengiran.
"Ayo kita pergi, sepertinya kelas Mr. Robert akan segera mulai," keduanya segera beranjak dan pergi menuju tempat kelas mereka berada.
Kondisi kelas masih nampak sepi, hanya ada beberapa orang yang duduk di bangku mereka masing-masing dan disibukkan oleh ponsel yang mereka genggam. Kedua gadis yang baru saja tib aitu segera mengambil tempat di paling ujung yang masih kosong. Sampainya di bangku yang ia pilih, Elina mengeluarkan ponselnya memeriksa sebuah pesan yang baru saja masuk dan ternyata dari sang kekasih yang memberikan kabar jika nanti selesai kelas akan menjemput dan mengantarkan gadis itu menuju tempatnya bekerja.
Tak berselang lama seorang pria berusia sekitar 22 tahun memasuki kelas mereka yang sontak mengundang dari setiap individu yang ada di dalam kelas yang saat ini setiap bangku telah terisi penuh. Semua saling memandang dengan tatapan penuh tanya tentang siapa gerangan yang saat ini berdiri di hdapan mereka.
"Selamat siang, perkenalkan nama saya Davian Hugo. Kalian dapat memanggil saya Mr. Davian. Saya di sini selaku pengganti dari Mr. Robert yang saat ini tengah berhalangan hadir. Saya rasa cukup perkenalan saya selanjutnya mari kita mulai kelas pada hari ini." Ucap pria itu Panjang lebar dengan tatapan tajam yang begitu menusuk.
Dia, seorang pria tampan yang kehadirannya menimbulkan banyak tanya dari setiap mahasiswa yang duduk di dalam kelas tersebut tak terkecuali Elina. Ada sedikit rasa familiar ketika ia memandang netra abu-abu yang begitu menawan namun dalam waktu bersamaan mampu mengintimidasi siapapun yang memandangnya. Tanpa Elina sadari seorang laki-laki tengah memandangnya penuh arti disertai seringaian liciknya.
Kini seluruh mahasiswa yang berada di kelas tersebut tengah fokus pada tugas yang baru saja diberikan oleh Davian. Pria itu berkeliling seluruh penjuru kelas, memeriksa satu persatu mahasiswanya. Elina yang sedang fokus merasakan ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya namun ia berusaha untuk tak mengindahkannya hingga sebuah suara berat seketika membuatnya merinding.
"Elina Graciella, right?" Elina menoleh sedikit pada sosok yang berbisik di tepat di samping telinganya. "I found you, baby girl." Bisiknya lagi dan lebih lirih namun penuh penekanan.
Elina menegang mendengarnya, ia tak lagi berani menatap wajah tegas itu. Otaknya terus berpikir maksud dari kalimat tersebut. Siapa pria itu, apa maksudnya dan bagaimana dia bisa mengenali namanya yang bahkan tadi ia tak memanggil satu persatu mahasiswanya. Ia begitu sibuk dengan segala pemikirannya hingga tak menyadari kelas telah berakhir dan satu-persatu mulai meninggalkan kelasnya. Mungkin ia akan terus melamun jika Sofia tak menepuk pundaknya.
"Apa yang kau pikirka sampai membuatmu melamun? Hei, ada apa dengan wajahmu? Apakah kau sakit?" Sofia nampak panik mendapati Elina yang wajahnya sedikit memucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIAN
RomanceMungkin, sebagian orang berpikir untuk apa mereka diciptakan di dunia jika tujuan mereka dihidupkan hanya untuk mati. Tak hanya perihal hidup, beberapa juga sering bertanya tentang apa tujuan cinta yang dibangun begitu megahnya dalam sukma jika pada...