chapter 7

293 59 13
                                    

Hari ini adalah jadwal nya Sakusa kiyoomi berkeliling untuk melihat dan sesaat memastikan semua fasilitas sekolah lengkap.

Memantau para guru serta murid di dalam sekolah agar belajar dengan benar.

Sejauh ini Sakusa terus berusaha memperbaiki semuanya, walaupun sulit ia tidak bisa hanya diam melihat pesantren peninggalan orang tuanya merosot jatuh tak terlihat lagi oleh masyarakat umum.

Sedikit cerita, uminya meninggal saat melahirkan adik perempuannya sedangkan sang abah meninggal 4 tahun lalu, blum terlalu lama tapi tidak bisa di sebut baru, sebelum abahnya meninggal dunia, beliau sempat mengganti semua sistem operasional pesantren.

Ini cukup aneh di mata sakusa.

Ushijima wakatoshi, mengganti semua pengajar di sekolah dengan pengajar yang baru, para ustadz sepuh kepercayaan tiba-tiba saja di berhentikan dan di ganti dengan yang muda, kordinator pesantren di ganti bahkan ketua pun ikut di ganti.

Entah apa yang coba beliau lakukan, yang jelas hal itu janggal di benak sakusa.

Tidak ada protes kalah itu, karna sakusa tidak akan menyangka kalau setengah tahun setelah pergantian itu abahnya meninggal dunia.

Secara tiba-tiba, tidak ada sebab yang jelas, salah satu khodim kepercayaan yang baru di ganti setengah tahun lalu bilang ushijima terkena serangan jantung, padahal sakusa yakin beliau tidak punya riwayat jantung.

Dalam keadaan berduka, sakusa yang sebelumnya tidak pernah berkomunikasi dengan terushima untuk pertama kalinya saling berbicara.

Terushima yuuji menerobos masuk ke dalam rumah mereka dan menuntut sakusa untuk melanjutkan penyidikan atas kematian abahnya, benar sakusa menghentikan itu sesaat setelah para ustadz bilang pemakaman jenazah harus di segerakan, blum sempat di otopsi seperti yang terushima inginkan.

Sampai detik ini keputusan sakusa selalu di salahkan oleh saudara seayahnya. bukan karna tidak ikhlas hanya saja, Teru merasa cukup yakin kalau kematian itu di rencanakan oleh seseorang.

Pesantren kacau, sakusa yang baru berumur dua puluh tahun di ombang ambing oleh peraturan-peraturan baru, ia kalah kekuasaan dengan para ustadz yang hanya sedikit lebih tua dari nya.

Kordinator pesantren menyimpan semua uang santri dengan alasan hal itu mempermudah akses pemasukan dan pengeluaran. sakusa bodoh pada saat itu dan menyetujui.

Sampai akhirnya beberapa bulan lalu, seluruh uang pesantren yang berjumlah lebih dari 30 juta di bawa lari, tanpa tersisa.

Sejujurnya sakusa sudah gila memikirkan semua ini. dia tidak sempat mengharapkan bantuan dari siapapun, bahkan motoya yang selalu meminta padanya untuk berbagi masalah, tidak kiyoomi bebankan. ia merasa gadis itu sudah terlalu banyak menerima kebencian dari orang-orang sekitar.

Sakusa tidak mau mengorbankan motoya lagi.

"Gus kiyo" Panggil seseorang

"Loh ustadz? lagi di sini?"

Ustadz ukai keishin, laki-laki berusia 37 tahun yang empat tahun lalu menjadi salah satu korban pemberhentian pekerjaan oleh Abahnya.

Beliau salah satu yang masih muda saat itu, tapi nyatanya tetap di berhentikan.

Oiya, beliau juga termasuk guru sakusa saat ia masih sekolah, setelah di berhentikan sakusa sempat mendengar ustadz mengajar les di rumahnya. 

"Saya di undang sama orang" Beliau menunjuk salah satu surat "Katanya suruh kesini, bukan Gus yang ngundang?"

Sakusa mengangkat bahu, di ambilnya kertas itu, tidak ada nama pengirim, hanya tertulis, ustadz ukai bila berkenan di minta kembali mengajar? kurang lebih begitu isinya

Kiblat cinta [Haikyu Religi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang