Part. 15 {Takdir Yang Akan Mendatang}

0 0 0
                                    

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥

"Kalau begitu, aku akan menunggu mu di ruang pertemuan."

"Baik Tuan Uriel."

Uriel yang habis selesai menelpon Sariel langsung menaruh kembali telpon tersebut ke tempatnya.

"Cepatlah Sariel, kau harus tau kebenarannya." Batin Uriel.

"Kau habis menelpon siapa, Uriel??" Tanya Raphael yang tiba-tiba ada dibelakangnya Uriel.

Seketika itu juga Uriel pun terkejut, secara tiba-tiba Raphael muncul di belakangnya, dan sepertinya Raphael mendegar percakapannya ditelpon.

"Tu-tuan Raphael!!" Ucap Uriel yang terkejut.

"Apakah kau menelpon Sariel??" Tanya Raphael kembali.

"Sa-saya..." Ucap Uriel.

Melihat wajah Uriel yang kebingungan, Raphael pun hanya tersenyum tipis.

"Benar-benar, sifat ke ibuan ada di dirimu iya, Uriel." Ucap Raphael.

"Iya, lagi pula kita adalah generasi ke-2 dari anggota Malaikat Agung pertama, dan kita juga orang dari Sariel, Haniel dan Minerva." Ucap Uriel.

"Aku tahu itu, makanya jika ada terjadi sesuatu pada mereka, insting orang tua kita aktif." Ucap Raphael sambil tersenyum.

"Yang aku bingungkan, mengapa 'Sang Ayah' melakukan rapat lagi?? Dan mengapa Sariel tidak boleh ikut??" Tanya Raphael yang kebingungan.

"Bagaimana anda tahu bahwa Sariel tidak di ikut sertakan??" Tanya Uriel.

"Aku bertanya kepada Raguel 'apakah Sariel ikut juga??' Dan dia tidak ada jawaban sama sekali." Ucap Raphael.

"Saya juga bertanya seperti itu, dan jawabannya sama." Ucap Uriel

"Sepertinya rapat ini sedang membahas Sariel." Ucap Raphael.

"Saya rasa bukan hanya Sariel, melainkan dengan adik-adiknya juga." Ucap Uriel.

"Terutama Minerva, saya merasa akan terjadi sesuatu kepada mereka, itu yang saya takutkan." Ucap Uriel yang khawatir.

"Jangan berpikiran hal yang lain, mungkin rapat ini hanya melibatkan kita yang inti saja." Ucap Raphael.

Uriel hanya menganggup dan Raphael pun pergi ke tempat duduknya, sementara itu Uriel masih berdiri untuk menunggu Sariel.

|Children Garden|

Sementara itu, di Children Garden, Minerva yang sedang bermain bersama anak-anak Malaikat.

"Nona Malaikat, Nona bisa nyanyi tidak, menari-menari, Nona Malaikat ayo kita main." Ucap Anak-anak Malaikat tersebut secara bersamaan.

Minerva pun bingung untuk menjawab pertanyaan mereka secara bersamaan, tidak lama kemudian, Caliel datang untuk membantu.

"Heyyy~, sudah-sudah, bertanya nya satu-satu iya, Nona Malaikatnya jadi bingung kalian ngomong nya Bersama-sama." Ucap Caliel yang memenangkan Anak-anak Malaikat tersebut.

Para Anak-anak Malaikat tersebut pun tidak mengganggu Minerva lagi, beberapa dari mereka ada yang bermain sendiri, ada yang bersama Malaikat lainnya.

"Terima kasih Tuan Caliel, sudah membantu ku, Anak-anak ini banyak sekali yang mereka mau, dan sangat aktif sekali." Ucap Minerva.

"Iya sama-sama Nona Minerva, saling membantu itu baik, bukan." Ucap Caliel sambil tersenyum.

"Hihi, anda benar Tuan Caliel." Ucap Minerva.

The Agony of the Angel MinervaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang