3. delightful cuisine

846 103 58
                                    

hotel, ya ....

hotel?

hotel?!

asahi tak bisa berhenti menghadapi pergumulan di dalam benaknya, terlebih saat jaehyuk sama sekali tak membuka percakapan di sepanjang perjalanan.

pemuda yoon itu hanya fokus menatap jalanan di hadapannya dengan satu tangan memegang kemudi dan yang lain di atas persneling.

di bangku sebelah, asahi duduk dengan kaku sembari memainkan jari-jarinya gugup. otaknya sibuk memikirkan bagaimana cara agar dirinya bisa kabur sebelum terkurung di dalam kamar hotel bersama pemuda asing di sebelahnya ini.

"ehm, ngomong-ngomong ...." asahi memberanikan diri untuk membuka suara, masih dengan suara lembutnya yang dibuat-buat, "kau tidak sedang menyetir dalam keadaan mabuk, 'kan?"

dengusan pelan asahi dapati dari pemuda itu. "kenapa? kau takut mati?"

kedua alis asahi menukik tidak suka.

pertanyaan macam apa itu?! jelas saja asahi belum mau mati secepat ini!

ia tidak ingin membuat adik kesayangannya hidup sebatang kara bila ia pergi lebih dahulu.

"tenang saja. walaupun jarang minum, toleransiku terhadap alkohol cukup tinggi," lanjut jaehyuk, membuat asahi sedikit tenang.

hanya sesaat, sebab beberapa menit kemudian ia dibuat ketar-ketir ketika jaehyuk benar-benar melajukan mobilnya memasuki areal sebuah hotel bintang lima.

pikirannya mendadak kusut, memikirkan apa yang akan terjadi di dalam kamar hotel; antara dirinya dan jaehyuk, dan akan seperti apa reaksi pemuda yoon itu nanti kalau mengetahui identitasnya yang sebenarnya.

"uhm ... tuan j-jaehyuk?" panggil asahi ragu. terasa asing bagi dirinya yang baru pertama kali memanggil nama pemuda itu.

"k-kita benar-benar ke hotel?" tanya si hamada retoris.

"seperti yang kau lihat," jawab jaehyuk acuh. tangannya bergerak lihai mengarahkan stir hingga kendaraan putihnya berhenti tepat di depan lobby.

ia hendak turun dan menyerahkan kunci mobilnya pada petugas valet parking, tetapi tertunda karena asahi menahan tangannya.

"s-sebenarnya, aku ...."

jaehyuk menunggu dengan sabar sembari menatap lekat ke arah sang lawan yang kini terlihat begitu gusar dan kesulitan melanjutkan kata-katanya.

"a-akuㅡ sepertinya, aku b-belum siap. kau tahu kan ... aku baru di bidang ini," lanjut asahi lirih, nyaris berbisik di akhir kalimatnya.

"bisakah kita, ehm ... menundanya di lain waktu?" asahi mengulum bibirnya dengan sorot mata yang bergantian memandang ke arah sang lawan dan kedua kakinya.

"turunlah."

asahi mencelos mendapati jaehyuk yang terlihat tak mengindahkan permohonannya. pemuda itu keluar dari mobilnya dan kini membuka pintu di sisi asahi.

"t-tuan, aku benar-benar belumㅡ"

"kita hanya akan makan, jadi cepat turunlah."

satu kalimat yang dilontarkan jaehyuk berhasil membuat asahi serta-merta bernapas lega. ia pun akhirnya keluar dari mobil dan mengekori langkah yang lebih tua, masuk ke dalam hotel.

sedikit risih tatkala ia dapati pandangan beberapa pengunjung pria yang terus tertuju padanya, terlebih dengan sorot mata lapar saat mereka menatap kaki mulus nan jenjangnya yang terekspos hingga ke paha.

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang