TIGA

84 7 0
                                    

  Setelah menempuh perjalanan jauh mereka sampai di depan sebuah rumah,ceelyis menebak mungkin itu kos-kosan tapi ini versi jepang.

Mereka berdua turun dari atas mobil kemudian berjalan memasuki rumah besar itu.

"Ceelyis kau akan tinggal disini, semua sudah di siapkan,dan juga kantor tak jauh dari sini kau bisa jalan kaki saja jika mau", jelas Mina membukakan salah satu pintu bercorak hitam itu.

"Ini kunci kamarmu,jangan memasukkan seorang laki-laki ke dalam", Mina melayangkan kedipan nakalnya, sedikit menggoda ke Arah ceelyis.

Ceelyis tertawa dengan tingkah Mina,mana mungkin ia melakukan hal semacam itu dan situasi saat ini ia sedang berada di negera orang,ceelyis harus tetap waspada dan menjaga dirinya, ia harus pulang dengan keadaan baik.

"Tidak mungkin aku melakukan hal seperti itu Mina",kata ceelyis tertawa kecil.

"Yah,aku hanya bercanda,oiya aku hampir lupa,kau di beri waktu 3 hari untuk istirahat jadi besok kau belum bekerja,aku akan menjemputmu jika hari pertama mu bekerja tiba, bersenang-senang lah, aku pulang dulu",ceelyis hanya mengangguk sebagai balasan tak lupa ia berterima kasih pada Mina.

Ceelyis bersyukur,Mina tak begitu dingin atau pun galak,hal itu cukup membantu nya nanti.

Ceelyis memasuki kamarnya, lumayan luas dan juga bersih, ceelyis mulai merapikan barang bawaannya setelah di rasa rapi ia membersihkan diri, bersiap untuk tidur,besok ia harus bangun pagi-pagi untuk merasakan udara pagi negara jepang apakah sama dengan negaranya, malah ngebanding, nggak boleh gitu ceelyis.



Ceelyis bangun sesuai janjinya, selesai melakukan kewajibannya, ia keluar untuk melihat-lihat lingkungan sekitar, suasananya sangat amat damai dan begitu tenang,ceelyis menyukainya,pagi ini masih sangat sepi hanya beberapa orang saja yang melakukan aktivitas sama seperti ceelyis yang sedang melakukan lari pagi.

"Mimpi apa gue,bisa rasian suasana kayak gini,andai aja skaayine ada pasti lebih seru", bercerita tentang skaayine, ceelyis mendadak merindukan kelakuan random dan jahilnya bukan orangnya.

Sayangnya skaayine tak tertarik dengan negara ini, ceelyis pun heran,mungkin saja otaknya sedang korslet hanya itu yang terbesit di otak pas-pasan ceelyis kala skaayine mengatakan yah.

Terhanyut dengan pikirannya sendiri ceelyis tak fokus hingga menabrak seseorang yang tengah berdiri menjulang tinggi di sana.

Brakkkk.

"Eh, maaf aku tidak sengaja", kata ceelyis panik, baru juga hari pertama udah buat ulah rutuknya pada dirinya sendiri.

"Apa ada yang terluka?",tanya ceelyis pada laki-laki itu, yang sedari tadi menatapnya tajam, hanya saja ceelyis tak memperhatikan nya.

"Aku tak terluka",ucapnya.

"Aku benar-benar minta maaf,aku tak fokus tadi,maaf",ceelyis benar-benar ceroboh, gara-gara skaayine gua jadi nabrak orang, duh mana ganteng lagi, ini rejeki atau Malapetaka.

"Tidak apa-apa,aku juga yang salah tak begitu memperhatikan jalan", laki-laki itu tersenyum, ceelyis dibuat terpesona,ini mah rejeki bukan malapetaka batinnya.

"Syukurlah kalau begitu",ceelyis mengembuskan napas lega, tersenyum ramah kemudian pamit,bisa diabetes klw lama-lama.

"Nama mu?", tanyanya.

Ceelyis berbalik,sedikit berteriak
"Ceelyis",lalu melanjutkan kembali lari nya yang tertunda.

"Ceelyis yah?",seringai nya.

















Sore harinya ceelyis berniat untuk jalan-jalan malam sekalian membeli persediaan ataupun cemilan,ia harus memanfaatkan harinya sebelum bekerja tiba.

Ceelyis Mendorong trolinya kesana kemari, melihat-lihat makanan dan Snack tersusun rapi dalam benak nya berpikir apakah semua halal?atau tidak.

Mata ceelyis terpaku pada satu Snack namun sayangnya raknya terlalu tinggi"tinggi banget sih,bikin orang pendek susah aja",kesalnya, ceelyis merutuki tinggi badannya yang terlalu pendek,terlalu lama melamun ia tak sadar jika seseorang berdiri tepat di belakangnya.

Mata ceelyis berbinar senang kalah tangan besar itu menyodorkannya snack incaran nya.

"Makasih", Ceelyis mendongakkan kepalanya melihat seseorang yang baru saja menolong yah"kamu?", ceelyis menatap orang yang tadi pagi ia tabrak sungguh kebetulan.

"Oushi hatake", laki-laki itu menjulurkan tangannya di depan ceelyis.

Ceelyis mengatupkan kedua tangannya, tersenyum tak enak pada oushi"maaf tapi in....".

Oushi sedikit mengeram, menatap tajam ke arah tangan mungil ceelyis,
ia benci penolakan,tak ingin ceelyis menyadari perubahan nya, oushi tersenyum lembut dengan tatapan melunak"tidak apa-apa aku mengerti ceelyis", oushi segera menyela perkataan ceelyis.

Ceelyis mengerut keningnya sesat
"Mungkin cuma perasaan gue aja".

"Aku senang bertemu dengan mu,aku tak sempat mengenalkan namaku",kata oushi.

"Itu salah ku yang terlalu buru-buru,hehehe", rasa canggung menyelimuti tubuh ceelyis apalagi saat memergoki oushi yang sedang menatap begitu dalam.

"Ceelyis", panggil oushi.

"Ya?, kenapa", jawab ceelyis.

"Kau melamun", oushi tersenyum,rasa penasaran membuncah dalam dirinya,baru pertama kali ia melihat seseorang gadis yang menolaknya,oushi penasaran dengan style ceelyis yang begitu tertutup, jiwa oushi merasa tertantang untuk melihat dibalik pakaian itu, senyum licik terbit di wajah tampannya.

"Maaf,aku harus pulang", kata ceelyis Mendorong trolinya menuju kasir,oushi mengikutinya dari belakang dengan santai.

Mungkin mau bayar juga batinnya, ceelyis sedikit risih dengan tingkah oushi apalagi saat ia memergoki senyuman oushi yang membuat bulu kuduknya merinding,berbeda saat pertama kali mereka bertemu.

Namun dugaan ceelyis salah,oushi tak membayar sepersen pun dan malah mengikuti langkah nya.

______________________________________
                                Next

Obsession Oushi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang