EMPAT

84 6 0
                                    

   "Ceelyis", panggil nya pada ceelyis yang tampak terburu-buru, seperti berusaha menghindari nya?,tak semudah itu gadis kecil

Langkah ceelyis terhenti sekitar 10 langkah lagi ia akan sampai, menoleh ke belakang dimana oushi tengah berdiri tak jauh dari tempatnya,jantung ceelyis berdetak kencang,ia takut.

Oushi mendekat, senyum manis terpatri di wajah tampannya
"Kau takut dengan ku?",oushi sedikit menunduk untuk menyamai tinggi badan ceelyis,oushi menatap dalam manik coklat itu lalu meniup-niup wajah ceelyis,sedengankan ceelyis hanya terdiam kaku.

Oushi tertawa terbahak-bahak menatap raut wajah ceelyis yang menurut nya mengemaskan,kenapa dia sangat lucu ketika ketakutan batinnya.

Ceelyis menatap tak suka,apa yang lucu coba?,sinting batinnya.

"Santai saja,aku tak memakan orang, aku hanya ingin kita berteman akrab",kata oushi, lalu dengan sengaja menyentuh pundak ceelyis"ah maaf aku reflek",katanya dengan raut wajah bersalah.

Ceelyis hanya diam, berusaha mengontrol rasa panik dalam tubuhnya,ini pertama kalinya ia berdekatan dengan lawan jenis dan situasi nya pun tak mendukung.

"Ngomong-ngomong wajah mu sedikit asing,kau orang luar?",tanya oushi.

"Iya, aku datang kesini untuk magang di company hatake", setelah lama berdiam ceelyis membuka suara juga"emnh aku ingin pulang ini sudah sangat larut",kata ceelyis tak nyaman dengan situasi ditambah kakinya sedikit penggal sedari tadi.

"Aku antar", gelengan kepala ceelyis menghentikan langkah oushi"tak usah, tempat tinggal ku tak jauh dari sini", ceelyis menolak halus tak lupa tersenyum sopan lalu pergi meninggalkan oushi,tanpa tau jika senyuman nya dapat membawanya ke malapetaka.

"Manis sekali", gumamnya.
Oushi menatap tajam kearah ceelyis yang tengah berjalan jauh di depannya hingga hilang di telan gelapnya malam.

"Company hatake ya?", oushi terkekeh,gadis ceroboh seharusnya ia tak memberitahu oushi jika ia bekerja di perusahaan itu.













Oushi mendengus menatap rumah mewah di hadapannya sebelum memasuki nya dengan langkah lebar.

"Selamat datang tuan", ucap seorang maid menunduk hormat.

"Ayah dimana?", tanyanya.

"Tuan miyamura sedang di ruang kerja tuan",oushi melangkah kan kakinya menuju lantai atas dimana tempat ruang kerja ayahnya.

"Ayah aku ingin bekerja di kantor",ucapnya tanpa basa-basi .

"Bisa kah kau mengetuk pintu terlebih dahulu oushi?",miyamura melepas kacamatanya yang tengah bertengkar di hidung mancung ya, menghela nafas melihat tingkah anak semata wayangnya"kenapa mendadak,apa kau sudah bersiap Mengantikan ayah,bagaiman dengan anak perusahaan yang sedang kau kelola?",kata miyamura menatap lurus oushi.

"Itu urusan ku,aku tak ingin menggantikan ayah",kata oushi mengundang tatapan bingung miyamura.

"Lalu?".

"Aku ingin menjadi karyawan biasa", katanya santai tak peduli dengan wajah syok ayahnya,lebay sekali batinnya.

"Apa yang sedang kau pikir kan oushi", miyamura tak habis pikir dengan oushi,ada apa dengan anaknya?.

"Hanya ingin,aku butuh hiburan dan juga aku minta agar karyawan pura-pura tak mengenal ku".

"Baiklah terserah pada mu saja,jangan sampai kau Lalai mengurusi anak perusahaan oushi",kata miyamura memperingati lalu menatap fokus layar laptop nya.

Oushi mengangguk lalu keluar dari ruang kerja ayahnya menuju apartemen yah.













Pagi harinya seperti biasa ceelyis melakukan aktivitas yang sama seperti sebelumnya,pagi ini udaranya begitu dingin namun ceelyis tak peduli,ia tetap berjalan keluar tak lupa memotret hal-hal yang menurut yah cantik.

"Pagi ceelyis",sapa oushi,ia tak sengaja melihat ceelyis seorang diri di bawah pohon sakura, seperti nya sementara berpihak padanya,bagaimana bisa semalam ia  tak bisa tidur, bayangan dan senyum ceelyis mengusik pikiran nya.

"Pagi",ceelyis membalas sapaan oushi dengan senyuman,hal yang paling oushi sukai.

"Apa yang sedang kau lakukan,bukankah cuaca begitu dingin?", tanya oushi.

"Hanya memotret bunga sakura,lagi pula aku bosan dirumah, ini cantik kan?", ceelyis menunjukkan hasil jepretan pada oushi.

"Hmm cantik seperti dirimu", ceelyis tertawa kikuk,bisa aja masnya, seperti nya ceelyis melupakan kalau semalam ia begitu ketakutan dengan tingkah oushi dan sekarang, nggak apa-apa deh ngitung-ngitung nambah teman,lagian oushi Keknya orang baik deh pikirnya.

"Kau berlebihan oushi", ceelyis merendah walau dalam hatinya mengatakan hal lain"bagaimana kalau kita jalan-jalan,aku ingin mengenal kota ini lebih jauh", oushi mengangguk setuju.

Sepanjang jalan oushi banyak bercerita tentang kota Tokyo dan ceelyis hanya mengangguk-angguk saja sebagai balasannya.

Oushi berhenti di depan restoran kemudian menoleh ke arah ceelyis.

"Aku traktir",kata oushi tanpa basa-basi, ceelyis berbinar senang tanpa sadar mendahului oushi untuk segera masuk,ada untungnya juga gua ajak jalan.

Oushi memotret ceelyis dari belakang,tersenyum sejenak lalu menyusul masuk.

"Mau pesan apa?".

"Ramen".

"Minum", sejenak ceelyis berpikir,eh disini ada es teh nggak sih?,lama berkelahi dengan isi pikirannya

"Lemon Thea aja",oushi mengangguk lalu memanggil pelayan.

Selagi menunggu ceelyis melihat-lihat sekitar,suasana cukup sepi cocok untuk introver seperti dirinya, walaupun kadang malu-maluin,oushi mengambil kesempatan untuk memotret ceelyis saat tak fokus dengan sekitar.

"Ceelyis Kau belum bekerja?",ceelyis mengalihkan pandangan nya ketika mendapatkan pertanyaan dari oushi.

"Dua hari lagi aku akan masuk kerja,kenapa?",tanya nya.

"Tidak ada,hanya bertanya", Ceelyis mengangguk saja, oushi menatap ceelyis dengan tatapan sulit di artikan,rencana tersusun rapi di otak cerdasnya tak lama oushi tersenyum smirik.

Ceelyis adalah miliknya.

____________________________________
                                Next

Obsession Oushi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang