"Loh tugas kamu belum selesai Fika?" Tanya Rahma, wanita berkacamata dengan kerudung polkadot coklat yang baru saja masuk kedalam kelas dan mendapati temannya yang sedang sibuk menyalin catatan entah punya siapa.
Fika, Gadis berjilbab hitam itu mengangkat kepalanya melihat siapa yang bertanya dan beralih kembali ke kegiatannya.
"Belum"
"Tumben, biasanya kamu yang paling pertama selesai"
"Gara-gara persiapan acara seminar besok, lupa aku kalau ada tugas hari ini, mana banyak lagi" Fika membolak-balik kertas yang ia pegang
"Iya kan disuruh buat resume minimal lima lembar" Rahma duduk disamping Fika "udah berapa lembar?"
"Baru empat dan ini ada enam lembar"
"Sisa 15 menit lagi Fika. Kamu yakin bisa selesai?" Rahma melihat jam tangan putih gadingnya
"Astagfirullah, Ya Allah semoga masih ada waktu, semoga bisa selesai, doain Rahma" lirih Fika berdoa dalam hati agar tugasnya selesai sebelum dosen masuk.
"Aamiin, semangat" Rahma mengepalkan kedua tangannya memberi semangat.
"Ayoloh yang belum selesai tugasnya" Bima berdiri didepan Fika dan menggoyang pelan kursi Fika, kursi yang dilengkapi tempat untuk menulis, khas kampus.
"Ish jangan ganggu dulu Bima"
plak, gulungan kertas melayang tepat diwajah Bima"Iya nih Bima bukannya bantu support temannya malah ganggu" Rahma mengeluarkan buku dan pulpennya, bersiap menunggu dosen.
"Lah ini yang disalin Fika punyaku loh, kurang support apa lagi aku"
"Duhh kayaknya gak akan sempat ini" Fika mulai frustasi sesekali menatap jam dinding di atas pintu kelas. Selain dari rasa paniknya karena waktu yang mepet, ada rasa mengganjal di dadanya karena harus menyalin tugas Bima.
"Ya Allah maafkan hamba, tapi hamba takut kalau sampai gak dapat nilai karena gak buat tugas"
Tiba-tiba teman-teman kelasmya masuk dengan tergesa-gesa, pertanda dosen akan segera masuk. "Astagfirullah" Fika mempercepat kecepatan menulisnya "Ya Allah ya Allah " paniknya
Seorang pria paruh bayah berbaju putih dengan pin PNS dengan nametag Wahyudi Harman memasuki kelas sambil membawa tas hitam ditangan kiri dan laptop ditangan kanannya.
"Fika, Dosen!" Seru Rahma menepuk lengan Fika alhasil goresan kecil namun indah menghiasi kertas yang sedari tadi telah diperjuangkan oleh Fika.
Mulut Fika terbuka lebar, sedangkan Rahma terbelalak melihat hasil perbuatannya "Astaga, maaf, maaf Fika, aduhh bagiman ini?!" Rahma panik memegang kepalanya kebingungan. "Stipo, stipo, mana ini stipo" Rahma langsung menggeledah tasnya. Fika masih ternganga menatap kertasnya.
"Ya Allah, cobaan apa lagi ini" Fika mengusap wajah dengan kedua tangannya.
"Ya ampun, maaf Fika gak sengaja aku... Duhh mana lagi ini stipo"
"Itu yang ribut-ribut dibelakang, ada apa itu?" Suara ngebas ciri khas pria paruh bayah membuat semua siswa berbalik menatap Rahma dan Fika.
Rahma dan Fika yang menjadi pusat perhatian hanya kelabakan mencari alasan. "A..anu ustadz... Ini.." Rahma terbata-bata tidak tau mau bilang apa.
"Anu anu apa? Bicara yang jelas" tegas ustadz Wahyu
"Maaf ustadz,.... tugas saya tercoret" lirih Fika memperlihatkan kertasnya dan menundukkan kepalanya pelan kebawah, takut kena marah apalagi tugasnya belum selesai ditulis semua. Rasa malu menjalar didada Fika, ini pertama kali dalam dua setengah tahunnya kuliah tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, apalagi sampai menyontek punya temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dosen Killer
Teen FictionFika, seorang mahasiswa semester lima selalu berurusan dengan dosen killer. "gini amat punya dosen kek punya suami, semuanya diatur. Sekalian aja jadi suami biar sampe Jannah" ucap Fika kesal "Ucapan adalah doa" kata seseorang dibelakang Fika "Astag...