36. MATUR MBAH YAI

1.6K 119 2
                                    


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
فِيۡهِنَّ قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِۙ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ اِنۡسٌ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنٌّ‌ۚ

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya".
(Q.S. Ar-Rahman ayat 56)

Happy reading 🦕✨❤️

Malam itu, suasana di kediaman Kyai Syafi'i begitu tenang dan dingin. Gus Rezi dan Ziya duduk di antara cahaya lampu yang terang, sementara Gus Alfa dan Syifa duduk di seberang mereka.

Kyai Syafi'i duduk di tengah-tengah mereka, menatap kedua pasangan tersebut dengan penuh kehangatan. Dia kemudian memberikan pesan kepada mereka, agar segera melaksanakan akad secara resmi agar tidak menimbulkan fitnah di masyarakat.

"Dalam agama dan hukum negara, pernikahan adalah suatu ikatan yang suci dan suci. Saya mendorong kalian semua untuk segera melaksanakan akad, agar hubungan kalian menjadi halal di mata Tuhan dan manusia," ujar Kyai Syafi'i dengan tegas namun penuh kasih.

Gus Rezi dan Ziya saling pandang, senyum tipis terukir di wajah mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah langkah yang tepat dan penting untuk dilakukan. Sementara Gus Alfa dan Syifa mengangguk mengerti,dan mereka akan mempersiapkan dengan cepat.

Rencananya akad akan dilaksanakan sembari berhaji bersama keluarga disertai seluruh orang yang bersangkutan.

Persiapan pernikahan hampir 50% telah selesai, namun kabar tentang hubungan gelap Syifa dengan seorang laki-laki misterius membuat gempar Pondok Pesantren.

Tapi, kabar lain mulai beredar.Beberapa santri melihat Syifa berjalan bersama laki-laki secara misterius menggunakan topi dan masker.Kabar itu menyebar dengan cepat di Pondok Pesantren, dan banyak yang menuduh Syifa sebagai wanita murahan.

Ketika kabar tersebut mulai menyebar, suara desas-desus dan sentakan bisikan tidak berhenti menghantui Syifa. Meskipun dia tidak pernah melakukan hal yang disebutkan, namun tuduhan-tuduhan itu terus menderanya.

Setiap kali ia berjalan dan bertemu beberapa santri yang lewat didepannya,Syifa selalu mendengar ucapan yang sama. "Penulis cinta halal,tapi kok pacaran." Tangisannya pecah di depan sahabat-sahabatnya, air mata tumpah ruah menunjukkan kesedihannya yang dalam.

Kabar itu membuat gempar Pondok Pesantren, seluruh santri menuduh Syifa murahan.Tangisan Syifa tidak terbendung lagi.Ia menangis dengan keras di depan ketiga sahabatnya setelah mendengar namanya membuat gempar.

Syifa, yang sebelumnya selalu tertawa ceria dan ramah, sekarang terlihat hancur dan penuh kesedihan. Ia tidak bisa memahami mengapa semua santri menyalahkannya tanpa alasan yang jelas. Ziya, salah satu sahabatnya, mencoba merangkulnya untuk menenangkannya namun Syifa terlalu terpukul untuk bisa menerima pelukan tersebut.

"Ini ujian Syifa, apapun yang dikatakan mereka selagi itu tidak benar kamu jangan lemah,kan gak fakta biarkan waktu yang menjawab itu semua," ucap Fatimah menenangkan Syifa.

"Daripada sedih-sedih mulu,mending kita ngisi perut ke kantin," ajak Laila.

Disaat Syifa dan ketiga sahabatnya pergi ke kantin,kerumunan santri yang menatap dengan tatapan tajam,dan Syifa tiba-tiba ditarik paksa ke tengah-tengah halaman santri putri.Ziya berusaha untuk melindungi temannya, namun ia tenggelam oleh sorakan para santri yang menghakimi.

GIRLS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang