9: Cinta Bukanlah Keiklasan Tapi Paksaan

776 87 19
                                    













### Pertemuan Tak Terduga di Toko Roti

Pagi itu, Gito pergi ke toko roti tempat ibunya bekerja. Tanpa sepengetahuannya, Shani mengikuti dari belakang. Saat Shani merasa waktunya pas, ia masuk ke toko tersebut dan disapa oleh seorang wanita paruh baya yang bekerja di sana.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya penjaga toko dengan ramah.

Shani mengedarkan pandangan ke sekeliling toko yang sepi. "Saya mau..." Perkataannya terhenti saat matanya tertuju ke arah bawah, melihat Gito yang sedang duduk di sudut, sibuk menghabiskan roti yang ia buat tadi pagi.

"Gito, kamu ngapain di sana?" seru Shani dengan nada sedikit tinggi.

Gito menghentikan aktivitas makannya, lalu mendongak. Betapa terkejutnya ia melihat Shani berdiri di sana dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Shan..." Gito tergagap, tidak tahu harus berkata apa. Ia melihat ibunya yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Ibu Gito akhirnya penasaran, sejak kapan putranya punya teman wanita. "Maaf Mbak, Mbak ini temannya Gito ya?" tanya ibu Gito penuh ingin tahu.

"Dia suami saya," jawab Shani singkat dan jelas.

"Suami..." Ibu Gito terkejut, memegang dadanya, tampak khawatir.

Gito panik, takut ibunya kambuh sakitnya. "Eh, Bu, tenang Bu, tenang," ucapnya, mencoba menenangkan.

Pelan-pelan, ibu Gito berangsur tenang, namun masih terlihat kebingungan. Shani merasa bersalah, kaget karena wanita yang dihadapinya adalah ibu Gito.

"Tenang Bu, dia pacar Gito," kata Gito dengan cepat, "Ibu kan pernah bilang pengen aku cari pacar, tuh udah aku cariin Bu."

Ibu Gito kini lebih tenang dan terlihat bahagia, senyum merekah di wajahnya. "Akhirnya, punya juga kamu, Git. Cantik, memang nggak salah kamu nyarinya, tapi kayaknya dia yang salah nyari," canda ibu Gito.

"Maaf Tante, membuat Tante kaget. Saya Shani," kata Shani sambil mengulurkan tangan, ingin menjabat tangan ibu Gito.

Ibu Gito tersenyum dan menyambut uluran tangan Shani. "Eh, tunggu, maksudnya apa tadi? Kok kamu panggil Gito suami?"

Shani bingung harus menjawab apa, namun Gito dengan tenang menjawab, "Enggak Bu, dia posesif Bu. Gito juga heran sama dia." Balas Gito dengan nada bercanda, berharap ibunya percaya. Shani menatap Gito dengan sinis, merasa situasinya semakin rumit.

"Aduh, Gito. Posesif atau sayang, yang penting Ibu senang kamu udah punya pacar," kata ibu Gito dengan tawa kecil.

#### Obrolan ringan

Setelah drama perkenalkan antar ibu Gito dan Shani, akhirnya ibu Gito mengajak mengobrol Shani sedangkan Gito kembali fokus ke makanannya.

Ibu gito bertanya bagaimana mereka pacaran, "kok bisa kalian pacaran, ibu tau gito itu baik tapi dia jutek, cuek, bajunya gak ada bagus bagusnya, dia bilang dia itu keran cool, alah muka datar datar aja."

Shani melirik ke arah gito yang masa bodo dengan obrollan shani dan ibunya. "Iya sih bu, mukanya datar datar aja, jutek, keras kepala juga, tapi saya suka. Dia buat saya nyaman."

Ibu Gito tersenyum saat melihat shani berbicara sambil memandangi gito, dan atas jawaban jujur shani. "Kalau boleh tau shan, kalian awalnya temen kampus kah?"

Seketika Gito menoleh ke arah mereka, matanya waspada. Shani tampak bingung sejenak, tetapi kemudian menjawab dengan tegas, "Awalnya saya kenal Gito di kampus, Bu. Dia junior saya."

CERITA DIBALIK KONTRAK (GITSHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang