Hari itu adalah hari biasa bagi Joshua.
Pergi bekerja di pagi buta menggunakan mobil jemputan yang mengantarkan ia ke bandara.Di Bandara, sambil menunggu crew lainnya bersiap, ia sibuk dengan handphone. Menghabiskan waktu sendiri sebelum nanti ia tidak bisa memainkan handphone selama penerbangan.
Hong Joshua, pria yang sudah 4 tahun menjadi pramugara di salah satu maskapai terbaik di negeri ini, sangat mendedikasikan dirinya di bidang yang ia geluti.
Tak banyak teman-temannya yang dapat bertahan bekerja di industri ini dengan berbagai alasan.
Ia, mencintai pekerjaannya karena cita-cita untuk berkeliling dunia selalu menjadi 'cambuk' untuknya."Josh, makin hari kok makin ganteng aja sih?" Puji rekan kerjanya yang seorang pilot saat mereka berjalan menuju pesawat.
Sebelumnya mereka sudah melakukan briefing dan doa bersama seperti biasanya."Pak Josh tau hari ini ada penumpang spesial jadi groomingnya mantep." Sela lainnya.
Hah? Penumpang spesial?
Oh.. Joshua ingat. Tadi saat briefing mereka menyebutkan salah satu nama penyanyi terkenal yang sedang booming naik penerbangan mereka hari itu.
"Pak nanti saya boleh minta tanda tangan dia ga? Saya ngefans banget soalnya.. Kesempatan langka loh ini." Pinta seorang pramugari sesaat setelah mereka masuk pesawat.
Semua orang mulai bekerja di tempatnya masing-masing sebelum para penumpang naik."Hus, kita lagi kerja bukan jumpa fans." Tegur Joshua sambil membantu pekerjaan rekannya.
Kebetulan dipenerbangan kali ini ia yang bertanggungjawab menjadi tim leader yang harus mengatur banyak hal. Otomatis dia akan menjadi orang paling sibuk selama penerbangan.
Tak lama terdengar riuh langkah kaki karena para penumpang mulai memasuki area tempat duduk.
Joshua terlihat sibuk membantu orang-orang. Tak lupa senyum manis nan ramah selalu ia pamerkan sebagai bentuk pelayanan prima bagi penumpangnya.
Tak jauh dari tempat berdiri, ia melihat seorang pria dengan penampilan rapih sederhana berjalan menuju ke arahnya.
Keduanya bertatapan saat pria itu melewati Joshua dan menuju ke area kursi first class.
Joshua melempar senyum ramahnya dan mempersilahkan pria itu masuk ke area tersebut setelah memperlihatkan tiketnya sekilas.
Sepertinya dia penumpang reguler yang sudah biasa naik first class jika dilihat dari gestur tubuhnya saat mencari nomor kursi.Merasa tidak ada masalah, Joshua kembali ke pekerjaanya sebelum pesawat lepas landas.
Penerbangan berjalan lancar.
Tidak ada masalah berarti karena maskapai mereka adalah maskapai dengan reputasi terbaik sampai saat ini.Hari itu ada 5 awak kabin termasuk Joshua yang bertugas.
Masing-masing dari mereka memiliki tugasnya sendiri selama penerbangan, dan semua itu ada dibawah tanggungjawab Joshua.Penerbangan kali ini memakan waktu yang cukup lama yaitu 8 jam. Jadi setiap beberapa jam sekali Joshua dan timnya akan berkeliling untuk mengecek dan menawarkan makanan pada seluruh penumpang.
Dan kini Joshua memiliki tugas untuk mengantarkan makanan yang sebelumnya sudah dipesan.
"Mr. Lee, alla norma pasta with garlic tuna bread and.. one fudge brownie." Joshua menyajikan satu set makanan yang di pesan salah satu penumpang first class.
"Yup. Thank you." Pria yang bernama Dokyeom itu sudah siap dengan peralatan makannya saat Joshua menghidangkannya di meja khusus.
"Wine or juice, sir?"