#10⃠

281 38 17
                                    
































“Sampai kapan kau berkelana?”

“Sampai menemukan jalan pulang.”










































































"PENYIHIR! DIA BENAR-BENAR PENYIHIR!" Teriakan kepala desa membangkitkan ketakutan para penduduk setempat yang menjadi saksi penyiksaan seorang gadis terduga penyihir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PENYIHIR! DIA BENAR-BENAR PENYIHIR!" Teriakan kepala desa membangkitkan ketakutan para penduduk setempat yang menjadi saksi penyiksaan seorang gadis terduga penyihir.

Di tahun 1470, rumor tentang keberadaan penyihir berhasil menjadi pusat perhatian. Semua berspekulasi bahwa segala kesialan yang terjadi adalah dampak dari kutukan roh jahat yang mengiringi setiap langkah sang penyihir.

Dan sekarang gadis malang itu sedang dikelilingi ratusan orang yang membawa obor mereka masing-masing. [Name] tetap bangkit walaupun senjata telah bersarang di punggungnya.

"SIAL, ROH NYA SANGAT KUAT! DIA BISA BANGKIT LAGI. SEMUANYA, AYO LEMPAR BATU BERSAMA-SAMA."

Kemudian hujan batu menimpa [Name] dari segala arah. Perempuan bermanik putih itu hanya menatap kosong sekitarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Duak! Duak!

Tak terhitung berapa banyak batu yang mengenai tubuh [Name] yang telanjang bulat di atas tumpukan salju. Darah mengucur hampir di seluruh tubuhnya, menetes tanpa henti.

Beberapa jam berlalu, para warga merasa lelah bukan main. Sedangkan [Name] sama sekali tidak menunjukkan reaksi apa-apa.

"Penyihir ini kapan matinya, sih?!"

"Sial! Desa kita dikutuk selamanya!"

"Dasar manusia bodoh." [Name] tetap diam ditempatnya. Kepalanya masih menunduk menatap tanah yang terdapat genangan darah.

"Kita tinggalkan saja dia sendirian disini! Nanti juga akan mati karena kehabisan darah dan kedinginan!"

"Semoga.." [Name] pun ditinggalkan para warga yang pergi berbondong-bondong menuju desa mereka yang terletak jauh dari sama.

[Name] sendirian.

Di atas tumpukan salju. Entah berapa banyak darah yang telah keluar- [Name] tidak peduli. Dia hanya ingin mati.

Namun semesta seakan tidak pernah mengizinkannya untuk pergi.





























































Aku lelah.”











































































Redemption [Lookism X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang