Kabar Duka

4 0 0
                                    

"panggilan kepada Seranaya Elizha Rayu Asak untuk pergi ke ruang guru, sekali lagi panggilan untuk Seranaya Elizha Rayu Asak untuk menghadap ke ruang guru" ucap seorang guru dalam sound.

"Weh ser kok lu dapet panggilan?? Lo habis berulah lagi ya?" Tanya rea.

"Enggak, gue gak ngapa-ngapain" ucap sera lalu beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruang guru.

Sampai di ruang guru sera di kasih berita bahwa kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan sedang di rawat di rumah sakit. Sera sudah di jemput oleh tetangganya yang memberikan informasi mengenai kedua orang tuanya.

Sera di beri ijin untuk dispen menemui orang tuanya di rumah sakit. Sera kembali ke kelas dengan cepat mengambil tasnya dan langsung pergi dari kelas.

"Loh ser! Kenapa??" Tanya rea yang melihat sera pergi tergesa-gesa.

"Nanti gue kabarin!" Teriak sera dari kejauhan.

Sera berlari melewati lorong kelas menuju parkiran dimana tetangganya sudah menunggu. Sera pergi ke rumah sakit bersama dengan tetangganya. Sesampainya di rumah sakit sera mendapatkan kabar bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal.

Sera yang mendengarnya langsung masuk ke dalam ruangan untuk melihat sendiri kebenarannya. Sera melihat kedua orang tuanya sudah di tutupi kain. Sera langsung pingsan membuat tetangganya langsung panik.

_________

"Ser!" Panggil rea yang berlari ke dalam rumah sera dan langsung memeluk sera.

"Rea" balas sera. Rea menangis sesenggukan memeluk sera. Sedangkan mio berdiri di samping sera mengelus pundak sera.

Rea dan mio datang bersama dengan keluarganya. Mereka yang membantu proses pemakaman orang tua Sera.

"Yang sabar ya nak, tenang aja di sini masih ada rea dan tante" ucap ibunya rea sambil mengelus kepala sera.

"Iya, makasih tante, om, udah bantuin pemakamannya ibu sama bapak" ucap sera.

Hari mulai larut namun rumah sera masih ramai orang yang melayat dan mendoakan kedua orang tua sera. Rea dan mio juga akan tinggal di rumah sera untuk sementara membantu sera.

"Sera" panggilan joshua membuat sera menoleh ke arahnya.

"Shua, makasih ya udah datang bantuin aku" ucap sera.

"Sama-sama, kalo butuh apapun telfon gue aja! Gue pulang dulu ya" Ucap joshua di angguki sera. Joshua kemudian pergi dari rumah sera.

Larut malam rumah sera semakin sepi. Tersisa beberapa orang saja termasuk keluarganya rea dan mio. Sera membereskan rumahnya yang berantakan di bantu oleh rea dan mio.

Mio keluar sebentar untuk membuang sampah di depan, di luar mio melihat vexo di seberang jalan berdiri bersama zero. Mio kemudian berjalan menghampiri mereka.

"Kalian gak masuk?" Tanya mio.

"Bentar lagi.." ucap vexo.

"Langsung masuk aja!" Ucap mio menarik lengan vezo dan zero menuju rumah sera.

"Ser, ada vexo sama zero" ucap mio memanggil sera. Tak lama sera datang membawa makanan.

"Di makan ya vexo zero...makasih udah datang" ucap sera. Vexo dan zero terlihat sangat canggung.

Melihat sera yang sangat lemah membuat vexo merasa aneh. Vexo bingung harus bagaimana, vexo ingin bicara dengan sera. Tak lama rea datang, mata rea terlihat merah dan sembab.

"Gak nyangka gue kalian berdua dateng" Ucap rea masih sesenggukan.

"Lo ngapain?" Tanya zero pada rea.

"Diem lo!" Ucap rea pada zero.

"Harusnya kan yang keliatan paling sedih di sini sera, kok malah lo" ucap zero.

"Biarin!!" Ucap rea.

_________

Beberapa hari kemudian. Sera tidak masuk sekolah sementara untuk menenangkan dirinya. Pagi-pagi tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk. Sera kemudian pergi membuka pintunya, sera melihat azen yang terengah-engah di depan pintunya.

"Azen? Kamu ngapain?" Tanya sera. Tiba-tiba azen memeluk sera erat, sera nampak terkejut.

"Jangan di tahan lagi" ucap azen tiba-tiba. Sera terdiam sebentar lalu sera mulai menangis sangat keras.

Sera menangis dalam bekapan azen. Tangan sera mencengkram erat jamet azen.

Beberapa jam yang lalu...

"Mio!" Panggil azen.

"Zenkha! Udah pulang lo dari Aussie" ucap mio.

"Sera dimana?" Tanya azen.

"Ya dirumahnya lah dimana lagi emang, mending lo cepetan ke sana. Gue khawatir banget ama dia, waktu orang tuanya gak ada dia gak bilang apa-apa dia juga gak nangis, mungkin dia tahan karna gak mau orang liat dia terus khawatir" ucap mio.

"Tapi kalo dia kayak gitu guenya jadi makin khawatir, waktu gue ajak bicara berdua juga dia bilang gak pa pa terus, coba lo yang ngomong sama sera" ucap mio.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, azen langsung bergegas pergi. Azen langsung pergi ke rumahnya sera.

"Loh kemana tuh anak?" Tanya azera, kakak perempuannya azen.

"Ketemu sera" jawab mio.

"Njirlah, baru juga nyampe dari Aussie langsung cabut nemuin sera tuh anak" ucap azera.

"Baru nyampe?" Tanya mio.

"Iya, gue habis jemput dia dari bandara, ni kopernya" ucap azera sambil memperlihatkan kopernya azen.

__________

"Minum dulu ser" ucap azen sambil memberikan segelas air putih pada sera.

"Makasih" ucap sera meminum airnya.

"Maaf aku baru dateng sekarang" ucap azen.

"Gak pa pa" ucap sera.

"Kamu laper gak?? Aku beliin makan ya" ucap azen.

"Enggak usah enggak perlu, aku gak lapar" ucap sera.

"Jangan bohong, aku tau kamu pasti belum makan sama sekali beberapa hari ini" ucap azen.

Sera hanya diam, karena memang benar apa yang azen ucapkan. Sera memang belum makan semenjak orang tuanya tiada. Sera seakan tidak memiliki nafsu untuk makan sejak saat itu. Sera juga tidak merasa lapar.

Azen kemudian pergi keluar untuk membeli makanan. Beberapa saat kemudian azen kembali membawa makanan dan jajanan sangat banyak.

"Makan ya ser, jangan biarin perutmu kosong, nanti kamu sakit" ucap azen menyiapkan makanan untuk sera. Sera mulai menangis lagi melihat azen.

Azen kemudian memeluk sera lagi dan menenangkan sera. Rasanya azen juga ingin ikut menangis melihat sera namun azen tahan.

"Tenang aja, ser. Aku bakal di sini terus sampe kamu bisa merasa lebih baikan" ucap azen.

Angry Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang