JATUH SUKA

4 0 0
                                    

"aduhh kemana sih ni anak, perasaan rumah nya ga jauh banget, hampir telatt nihhh". terlihat wajah panik dengan handphone yang di liat nya terus menerus.

"kan udah mama bilangin, kamu pergi sendiri aja". ikut mama nya mengomel, sambil menyapu halaman depan.

Entah kenapa sangat malas bagi deana anggita atau sering di sapa 'dea' untuk pergi sendiri ke sekolah mengendarai motor kesayangannya itu, si putih. Padahal 1 tahun di sekolah sebelum sepupunya joy masuk sekolah yang sama dengan nya sebagai adik kelas dea selalu berangkat sendiri dengan si putih. Sepertinya ia lebih nyaman jika berboncengan dengan sepupunya itu, walaupun sering kali telat. Itu karena sekolahnya lumayan sangat jauh dari rumahnya jadi tidak ada teman sekolahnya yang berdekatan rumah.

Waktu menunjukkan pukul 6.40 yang sebenarnya membutuhkan sekitar 20 menitan untuk sampai di sekolah, sedangkan gerbang sekolah tutup pada pukul 7.00. Jelas itu membuat gadis dengan tinggi 162 cm dengan jaket denim kesayangannya itu semakin kesal.
"kemana si aduh, ni anak kebiasaan deh" ujarnya sambil mencoba menelpon joy.

Sambil mengumpat terdengar suara laki laki remaja dari ponselnya.

"Iya sepupu kesayanganku bentar lagi otw ni, tenang aja"ujar joy dengan nada sedikit menggoda.

"kemana si, dari tadi di call ga diangkat, di chat ga dibales. Cepatan lo lama diomelin mama gue lo abisss" jawab dea membalas godaan joy.

5 menit setelah itu joy sampai dengan senandungnya yang membuat dea tersontak berteriak "JOYY CEPETAN 10 MENIT LAGI GERBANG DITUTUP" "mama dea pergi duluu udah telattt!!!" tak sempat memperhatikan keberadaan ibunya dea langung menaiki kuda besi milik joy dengan perasaan yang amat kesal sambil menyuruh Joy untuk segera melaju.

-

Saat bell istirahat berbunyi, 2 teman dea, caca dan tia bergegas untuk ke kantin langganan mereka namun langkah mereka terhenti ketika mendapati bestie mereka dea, duduk dengan kepala di letakkan diatas meja, tidak se excited biasanya.

"kenapa lo, tumben ga baso?" ujar caca teman yang biasanya sama sama memesan baso di kantin bu'de. " Iya ayo kantin sambil cerita kenapa sayang, sekalian antar bekal buat pacarku" kata tia langsung menyambar sambil mengangkat sebuah kotak bekal khusus.

"gapapa, males sama joy nanti dipalakkin lagi, mending makan bekal dulu" jawab dea sedikit malas. melihat jawaban yang begitu tidak bersemangat dari sahabatnya caca dan tia mau tidak mau harus menyeret paksa bayi besar mereka itu hingga dea ikut menuruti kemauan sahabatnya."kalian ku pukul satu satu ya!" teriak dea dengan nada malasnya "pukul aja pukul sini wle" jawab dua orang temannya yang masih sibuk menyeret nyeret tangan tak betenaga miliknya itu.

Dan sialnya hal yang ditakutkan dea terjadi ia bertemu dan dipalak oleh sepupunya sendiri joy saat hendak mengantarkan bekal milik pacar tia, "de bagi uang dong, jajan"katanya santai. "diem ya lo, gue telat tadi gara gara siapa? gue ga bawa dompet" jawab dea menghindari permintaan sepupunya itu.

"joy ayo kantin, tenang gue yang bayar" terdengar suara sedikit berat dari dalam kelasnya, yang membuat fokus dea terpecah. Dea sampai tidak berkedip melihat adik kelas nya yang tingginya sekitar 172 cm, dengan rambut sedikit ikal, kulit hitam manis, hidung mancung, keluar dari kelasnya mendekat kearah joy dengan memperlihatkan dompet hitam yang ia bawa. Siapa sangka dea punya adik kelas semempesona itu? "who is that?" tanya dea kecil. " hah, apa de?" sambar joy seakan akan mendengar.

Caca dan tia yang sudah selesai urusan dengan pacarnya riko teman akrab joy langsung menepuk pundak milik dea dan bilang "yo de, gas kantin" dea yang masih terpesona, salah tingkah dan tidak sadar ia telah memberikan uang kepada sepupunya itu " nih, buat jajan" katanya dengan nada sedikit salting. " loh katanya gaada, anehh!" seraya cepat menggapai uang yang diberikan dea."ngga tadi bercanda" ucap dea buru buru, tangan dea cepat di tarik oleh caca dan tia, karena masih penasaran ia berbalik melihat " lo yang anehh!" teriaknya yang merujuk kepada joy. Tapi terlihat mata sendu yang sedang menatap tingkah aneh dea, sambil sedikit tersenyum.

tatapan adalah awal segala harapan yang paling indah.

my favorite classmateWhere stories live. Discover now