١٣- pesantren

7 2 0
                                    

Vote and komennya duluuu gesyy


Jangan sampai satu kesedihan membuatmu lupa akan seribu kenikmatan yang Allah berikan

Habib Umar bin hafidz

🦢🦢🦢

Siang harinya mereka semua bersiap untuk mengantar Naya ke pondok pesantren milik sahabat Rafa.

" Bun masa sekarang sih, kan bisa besok" ucapnya.

" Eleh alasan kamu, kita juga tau kalau kamu mau kabur dari hukuman ini" ucap Rafa santai.

" Aaaa ayah mah souzon mulu" ucapnya cemberut.

" Udah siap yuk otww" ucap nathan yang akan mengemudikan mobil Alphard hitam milik Rafa.

Kemudian mereka masuk ke dalam mobil tersebut dengan Naya di samping nathan yang mengemudi.

" Pantesan nyuruh Abang yang nyetir ternyata mau mesyra mesyraan rupanya" ucap nathan sambil mendayu dayukan suaranya di kata 'mesra'

Sedangkan Naya masih dengan wajah cemberutnya " cepet ih nanti berubah pikiran juga aku" ucapnya kemudian nathan menyalakan mesin mobil lalu mengucap bismilah.

🦢🦢🦢

Setelah satu jam menempuh perjalanan akhirnya keluarga Naya sampai di pondok pesantren al-ghani.

Mereka sekeluarga turun lalu berjalan ke arah ndalem.

" Kaya kenal deh ni tempat" gumam Naya pelan.

Naya kemudian menggenggam tangan sang Abang kuat kuat karna melihat banyak santriwan maupun santriwati yang memperhatikan mereka.

Bagaimana tidak Naya yang bertubuh munggil harus berdu dengan gamis yang sangat longgar menurut mereka, membuat ia terlihat lucu kalau berjalan.

Dan nathan yang setia menampakan wajah datar di samping Naya yang full cemberut.

Ditambah nathan pernah mengajar mereka kitab kuning jadi mereka mengira bahwa Naya adalah istri dari nathan syaqarel.

Sesampainya mereka di Depan pintu ndalem Rafa langsung mengetuk pintunya lalu mengucapkan salam.

" Waalaikum salam" jawab seorang perempuan bergamis coklat dengan hijap senada.

" Kyai zidannya ada?" Tanya Rafa.

" Oh mari masuk saya panggilkan beliau" ucap perempuan tadi sopan.

Merekapun mengikuti perempuan tadi yang mengajak mereka ke ruang tamu.

" Pak kyai ini ada tamu" ucapnya kemudian pemit undur diri karna masih ada pekerjaan yang harus ia kerjakan.

" Eh Rafa, nita, udah sampai?" Tanya perempuan paruh baya dengan gamis hitam polos yang sedang membawa Napan berisi teh hangat.

" Mari duduk" ucap Zidan.

" Jadi ini putrimu?" Tunjuk nasa dengan degunya" kok nunduk gak usah sungkan"

sukron zaujikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang