Pagi ini murid para murid kelas 2 dan 3 sudah berkumpul di gedung sekolah. Mobil bus berjajar rapih dengan nomer yang diletakan kaca depan.
Para pembina pun mengarahkan murid-murid masuk ke bus sesuai nomer yang mereka dapatkan.
Juna sedikit mendengus kesal membawa tas yang terasa cukup berat ini, sampai ia harus memesan ojek online agar bisa sampai ke sekolah tanpa repot.
Sebenarnya bisa-bisa saja ia membawanya, namun entah kenapa ia merasa jengkel dengan janji seseorang yang justru menghilang tak menghubunginya sedikitpun. Mana janjinya mau bawa tas sial ini?
Mengingat hal itu saja sudah membuat Juna benar-benar kesal. Ia menghela napas panjang sebelum memasuki Bus sesuai nomor yang ia dapatkan, memilih duduk dekat jendela dan berniat menaruh ranselnya itu di bawah kakinya. Bus ini benar-benar di rolling bahkan juna tak begitu mengenal siapa saja yang ada di bus ini. Namun Juna tetap menangkap mata-mata yang melihatnya dengan tatapan tak suka. Terserahlah, ia hanya berharap tidak sebangku dengan orang yang menyebalkan.
Sampai sosok lain datang dengan senyum sumringahnya, menaruh tas ransel miliknya di bagasi atas lalu menjulurkan tangan pada Juna. Mesti dengan tatapan jengkel Juna menyambut uluran tangan itu.
"Tas nya Jun."
Juna dengan cepat menarik tangannya sendiri lalu menyerahkan ransel miliknya pada Jamal. Ia lantas mengalihkan pandangan keluar jendela menahan malu. Hanya bisa merasakan pergerakan Jamal yang kini duduk di sampingnya.
"NAHH!"
Juna hampir saja lompat dari tempat duduknya saat orang dari bangku depan berbalik menunjukan kantong plastik dengan banyak camilan ke hadapannya.
"Nih udah gue bawain camilan untuk kita berempat." lanjutnya yang langsung membuat Juna sadar siapa orang yang duduk di bangku depannya.
Camilan-camilan itu didorong kembali oleh Jamal dan ia menyerahkan kotak makan pada Juna. "Makan dulu, belum sarapan kan?" lanjutnya. Juna yang belum bisa sepenuhnya mencerna pun hanya bisa menerima kotak makan dari Jamal.
"Jam, lu dipanggil pembina." seseorang orang murid datang menghampiri sang ketua Osis.
"Kita juga gak?" Yudha dan Doni pun ikut menoleh pada murid yang masih masuk dalam jajaran osis. Murid itu pun mengangguk lalu berjalan usai menyampaikan pesan.
"Abisin." tegas Jamal sebelum beranjak, tak lupa memberikan senyum khasnya yang entah kenapa membuat Juna malu untuk melihatnya.
Setelah ketiganya pergi, ia pun membuka kotak bekal itu. Tanpa sadar menggaris senyum melihat isi dari kotak bekal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna [JaeRen]
Fanfiction[M][Romance][Lokal-AU][Non-Baku][Harsh Word] Jamal, sangat menyukai langit cerah dengan gumpalan awan putih yang begitu indah. sangat menenangkan. Arjuna, baginya malam adalah tempatnya untuk bersembunyi dari segala penat. bxb jaehyun x renjul lok...