10. Hari-hari...

40 9 2
                                    

BERANTEM!
⚠️Harsh Words
Don't forget to let me know if u leave some loves, sweetheart.

JUNGKOOK mengenakan jaket kulit hitamnya dengan tergesa, dengan cepat memasang sepatu di dekat pintu apartmennya sambil terduduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JUNGKOOK mengenakan jaket kulit hitamnya dengan tergesa, dengan cepat memasang sepatu di dekat pintu apartmennya sambil terduduk. Beberapa hari telah berlalu hingga ia tidak memerlukan kruk lagi untuk berjalan, namun, kakinya masih belum boleh dipakai berlari, pula masih terasa sedikit nyeri jika banyak digerakkan.

"Buru-buru kenapa sih, yang bawa mobil juga gue." Itu Taehyung, ikut bersiap dengan kunci mobil di genggaman tangan. Pemuda itu menggunakan celana pendek berwarna hitam dengan rambut tidak disisir rapih. Berbanding terbalik dengan Jungkook yang sedikit memperhatikan penampilan.

Jungkook menghadap belakang dan melongo melihat penampilan Taehyung. "Lo serius ke sana kaosan doang? Kaga dingin apa tolol?" Taehyung mengendikkan bahu, "Biar lah, paling gue diem di bar aja ntar."

Jungkook menyatukan alis, kembali fokus pada sepatunya. "Yaudah terserah, pokoknya gue mau keliling." Taehyung berjalan ke depan Jungkook, mengambil sendal jepitnya. Wajahnya sedari tadi masam, berjalan lunglai seolah-olah tidak ada gairah.

"Ck, ngapain sih, orang arena belom ada tanding, baru dibuka lagi aja. Lo kan sepakatnya gue ajak kalo ada tanding doang anjing."

Jungkook terkekeh, berdiri dan menepuk-nepuk kaus hitam yang ia gunakan dibalik jaket kulitnya. Ikut memperbaiki celana panjang yang juga berwarna hitam itu. "Ya kan sekalian gue ikut nongkrong aja, kenalan. Lusa ada tanding kan? Gue sama temen-temen mau dateng."

Taehyung menyatukan alis, "Temen-temen siapa goblok?" Jungkook memandang yang lebih tua dengan raut bingung, "Ya temen-temen gue, Jimin, Mingyu sama yang lain. Emang gak boleh? Boleh kan?" Katanya, melewati badan Taehyung dan membuka pintu apartmen, keluar lebih dulu tanpa memerdulikkan Taehyung yang sudah mengusak rambutnya sendiri.

"Anak-anak iblis emang. Gak bisa dikasi tau banget."

Lalu pergi menyusul Jungkook, masih tanpa senyuman, ia mencebikkan bibir. Tidak suka kalau Jungkook harus sering menyetor muka ke arena, perasaannya tidak akan tenang.

Tapi mau dikata apa, Taehyung tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Jungkook.

🎶🎶🎶

"Yo, Tae! Tumben, biasanya ke sini kalo ada tanding aja lo."

Menjabat tangan yang lebih tua, Taehyung mengangguk. "Disuruh bang Namjoon, katanya sekalian ngumpul sama anak-anak. Ngajak minum."
Jungkook yang sedari tadi mengikuti di belakang hanya memasukkan ke dua tangannya ke kantong jaket, memperhatikan, membiarkan matanya melihat ke sana dan kemari menelusuri arena.

"Tumben sama si kecil?"

Jungkook yang merasa dibicarakan mendelik, tidak suka pasal panggilan baru yang disematkan pemuda tinggi selain Taehyung itu. "Maksa pengen ikut." Jawabnya pendek. Sedangkan Chanyeol hanya tertawa. "Biarin aja, masuk arena sekarang minimal harus ada muka yang dikenal dulu. Lagi gak buka buat umum."

BERANTEM! (VK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang