"rumahmu di mana?"
itu pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut jaehyuk setelah ia melajukan mobil putihnya keluar dari hotel, menyusuri jalan raya yang lumayan sepi karena sudah hampir tengah malam.
"kenapa kau menanyakannya?" asahi bertanya balik dengan nada penuh selidik.
"kau tidak mau pulang?"
pupil si pemuda hamada sedikit melebar, tak menyangka pemuda yoon itu akan berbaik hati untuk mengantarkannya pulang.
namun sayang, rasa senang itu hanya bertahan sesaat, sebelum kemudian ia teringat bahwa rumah mereka telah diambil alih oleh para rentenir beberapa waktu lalu.
"turunkan saja aku di sini."
dahi jaehyuk berkerut tak suka. "sebegitu curiganya kau padaku?"
"bukan beㅡ!" asahi hampir saja kelepasan menggunakan suara aslinya.
"ㅡbukan begitu. hanya saja ... aku sedang tidak punya rumah untuk saat ini."
"alasan bodoh macam apa itu," dengus jaehyuk tidak percaya.
"terserah kau mau percaya atau tidak, tapi aku benar-benar tidak punya tempat tinggal setelah rentenir menyita rumahku gara-gara hutang sialan itu."
mendengar nada bicara sang lawan yang begitu sendu, jaehyuk pun menarik kesimpulan kalau pemuda itu mungkin tak sedang berbohong sekarang.
si pemuda yoon melirik ke arah sosok di sampingnya yang kini membuang pandangan ke arah jendela.
samar-samar, jaehyuk bisa menangkap raut hancur yang tergambar di wajah itu melalui pantulan kaca.
-☆-
"ini di mana?"
"apartemenku."
satu kata itu membuat otak asahi serta-merta memberikan sinyal bahaya. "kenapa kau membawaku ke sini?"
"kenapa? aku sudah mem-booking-mu untuk malam ini, jadi aku bebas membawamu ke mana saja, bukan?" sahut jaehyuk dengan nada enteng.
asahi meremas jaket jaehyuk yang masih melingkar di pinggangnya. ia kira jaehyuk akan berbeda, tetapi rasa-rasanya ia keliru.
lagi-lagi, masalah uang sialan itu.
namun nyatanya, ia tidak bisa menolak ketika pemuda yoon itu memandu langkah mereka menuju unit apartemennya.
sesampainya di dalam, asahi hanya mondar-mandir pelan seperti orang kikuk, sedangkan sang pemilik tengah menyeduh segelas teh hangat di pantry saat ini.
"kau mau minum sesuatu?" tawar jaehyuk, berbasa-basi.
"o-oh, tidak perlu," tolak asahi halus.
beberapa menit telah berlalu, tak ada satu pun di antara kedua anak adam itu yang berniat untuk kembali membuka percakapan.
suasana canggung begitu kentara di tengah keheningan yang mereka ciptakan, hingga bunyi dentingan sendok yang berbenturan dengan dinding gelas terdengar sangat jelas ketika jaehyuk mengaduk tehnya.
"sampai kapan kau akan mempertahankan penyamaranmu?"
deg!
asahi hampir saja terkena serangan panik saat satu pertanyaan itu ditembakkan begitu saja oleh jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
spark in you; jaesahi
Fanfictiondemi melindungi sang adik, asahi rela membuang harga dirinya dengan menyamar menjadi wanita penghibur di salah satu kelab malam. ㅡ bxb, lowercase, baku ㅡ dom!jae sub!sahi ㅡ ft. hoonsuk ⚠ might contain harsh words, cross-dressing, mental & physical a...