HAPPY READING!!!!!
Ketika melihat kedua orang didepan sudah melepaskan pelukan masing-masing, Rahma langsung melangkahkan kakinya terburu-buru, mengabaikan cekalan tangan Mikha yang berusia menahannya.
Pukulannya langsung menghambur ke pipi Reyhan dalam sekejap. Reyhan yang terkejut sempat oleng untuk beberapa saat sebelum kesadarannya kembali pulih.
Kania yang berada didekatnya tentu ingin membantu, tetapi cekalan tangan Rahma dibelakang membuatnya tidak bisa bergerak. Terlalu erat. Sakit.
"RAHMA! MAKSUD LO APA SIH? GILA LO!" Kania berusaha melepaskan cekalan tangan Rahma meskipun mustahil karena terlalu erat.
Sekar bahkan kini sudah menangis melihat Kania didepan sana.
"Ju bantuin sana! Seenggaknya tarik Kania keluar dulu dari mereka berdua." Nina langsung mendorong tubuh Juan yang sepertinya masih belum paham dengan apa yang terjadi.
Nakha yang sadar langsung menarik Juan untuk memisahkan kedua sahabatnya yang saling menatap sinis, mungkin sebentar lagi laser bisa keluar dari mata keduanya.
Nina dan Winda langsung memeluk Sekar yang sudah menangis histeris, mengabaikan keberadaan Mikha yang berada didekat mereka.
"RAHMA LEPAS ANJI*G! ITU CEWEK!" Juan langsung menepis kasar tangan Rahma yang melingkari tangan Kania lalu membawanya ke tepi agar lebih dekat dengan sahabat-sahabatnya.
"Nin jagain Kania dulu, jangan sampai lepas dari pandangan kalian." Juan memberikan tubuh Kania yang lemas dan air mata yang terus keluar dari wajah perempuan itu.
Nina buru-buru memeluk tubuh Kania dan mengusap punggungnya yang masih bergetar. Mikha yang sedari tadi diam akhirnya berjalan mendekat dan memberikan satu botol air mineral kearah Kania.
"Nia minum dulu ya." Mikha mengusap rambut Kania yang sudah basah oleh keringat.
Kania tidak merespon, tatapannya kembali terarah kedepan dimana Rendy dan Rahma masih asik berseteru, bahkan Natha dan Juan sampai kewalahan untuk memisahkan mereka.
"Ni kita balik ke kelas dulu yuk." Winda menghampiri Kania dan bersiap menuntun sahabatnya itu menuju kelas.
Kania yang sudah lemas dan tidak mampu lagi melihat kejadian didepannya, akhirnya memutuskan ikut sebelum suara keras mampu mengalihkan perhatian mereka lagi.
***
Terkejut. Mereka semua terkejut ketika menemukan Rendy yang sudah terlentang dengan jidat yang terluka. Bahkan Juan dan Nakha masih belum bisa memproses semua yang terjadi terlalu cepat.
Kania menutup mulutnya dan langsung melepaskan cekalan tangan Nina dan Winda, fokusnya kini hanya tertuju kearah Rendy.
Berlari, Kania menghampiri tubuh Rendy yang sudah hampir kehilangan kesadarannya. Kania menatap Rahma dengan nyalang, tersirat rasa tidak suka didalam tatapannya untuk sosok laki-laki didepannya.
Juan yang pertama sadar langsung membantu Kania untuk membawa Rendy menuju UKS, dibantu oleh Nakha.
Kania berdiri dan menatap mata Rahma dengan tajam. "Lo gila! Lo orang gila!" Kania menampar wajah Rahma didepannya dan langsung berlari menyusul Juan dan Nakha.
Rahma hanya bisa menatap Kania dan tangannya secara bergantian. Sepertinya memang benar apa yang dikatakan Kania, dia orang "GILA".
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT KANIA AND HER STORY (AKAHS) |On Hold|
Novela JuvenilDeskripsi menyusul ya, semoga kalian suka sama ceritanya. So, cekidot