CHAPTER 53

870 95 21
                                    

Apa lagi gita juga merasa bahwa suara orang itu tak asing baginya. Gita pun memutuskan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Namun belum juga gita melangkahkan kakinya tiba tiba gita dikagetkan dengan kedatangan shanju dan fenny yang tiba tiba hadir dibelakangnya.

***

"Kok kalian ada disini?" Kaget gita.

"Harusnya kita yang nanya gita.. kamu ngapain disini." Tanya shanju.

"Katanya tadi mau ambil barang.. kok malah ada disini?" Lanjutnya.

"Iya tadi mau ambil barang tapi mobilnya dikunci.. jadi aku mau nyari om gerald dan minjem kunci mobilnya." Ujar gita.

"Ohh.. ya udah yuk kita cari.. lagian udah lama, kok belum selesai juga urusanya.. kan kasian nanti kamu malah kemalaman pulangnya." Ucap fenny.

"Gk usah kak mending kita masuk lagi aja.. kayaknya urusanya belum selesai.." ucap gita.

"Kamu yakin?" Tanya fenny.

"Iya.. yuk kita masuk lagi." Ajak gita.

Akhirnya ketiga gadis itu memeutuskan untuk kembali menunggu dicafe tempat mereka tadi.

Namun belum sampai 3 langkah, langkah gadis itu kembali terhenti saat mendengar suara keributan disekitarnya.

Bugh..

"Lo bener bener udah gila.. gue gk nyangka lo bisa ngelakuin hal seperti itu."

Ketiga gadis itu mengitarkan pandanganya mencari kearah sumber suara mengingat dimana taman itu minim pencahayaan. Fenny yang merasa ada yang aneh dengan situasi saat ini pun ntak kenapa tiba tiba fikiranya tertuju pada gerald.

Fenny merasa khawatir pada gerald karna tak biasanya ia selama ini, begitu juga dengan shanju yang tau jika itu suara ervan ayahnya. Shanju juga bertanya tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ayahnya terlihat seperti sedang marah?

Karna rasa penasaran dan kekhawatiranya yang memuncak, membuat fenny dan shanju memutuskan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dengan langkah pelan ketiga gadis itu perlahan menghampiri suara seseorang yang sedang ribut dan berdebat ditaman itu.

"Lo sadar gk sih? Lo udah hancurin keluarganya.. gerald.!" Emosi ervan.

"Apa lo tau karna perbuatan lo itu.. gue juga ikut terkena imbasnya.. anjing." Lanjutnya.

"Gue bingung harus bagaimana sekarang.. lo temen gue.. disisi lain zean juga temen gue.. apa yang harus gue lakuin? Arghh." Kesal ervan.

Ervan tampak sangat emosi sekaligus frustasi dengan situasi saat ini.

"Apa pun keputusan lo.. gue akan terima itu.." ujar gerald pasrah.

"Yang penting gue udah jelasin, gue gk sengaja ngelakuin hal itu.. waktu itu gue lagi mabuk berat." Lanjutnya.

"Tapi gue akui itu kesalahan gue.. jadi lo bisa putuskan solusi apa yang menurut lo terbaik.."

"Lo bisa bicara seperti itu karna lo gk ngerasain.. gimana rasanya disuruh temen lo.. buat bunuh sahabat lo sendiri." Ujar ervan.

Gerald pun tersenyum mendenar ucapa ervan barusan, dengan perlahan gerald menghampiri ervan dan memeluknya. Setelah beberapa saat pelukan itu pun terlepas dan gerald mulai berucap lagi pada ervan..

"Lo bisa bunuh gue.. karna gue akui itu kesalahan gue.. " ucap gerald.

"Tapi.. anak itu gk salah apa apa. Dan gue mohon, lo jaga anak itu.. karna bagaimanapun dia darah daging gue."

Kalian Rumahku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang