001: Pindahan

12 5 7
                                    

Jangan lupa bahagia kawan.

Happy reading 🧡

_______________

"Udah semua kan barang-barangnya?" tanya Seyna.

Nara menghembuskan nafas lelah, lalu mengangguk mengiyakan pertanyaan Seyna.

"Pak, alamatnya udah saya kirim ya. Jangan sampai salah alamat," ucap Seyna kepada supir pick up yang akan mengantar barang-barang milik Nara.

"Siap Mbak gak akan nyasar kok, ya sudah saya berangkat duluan ya Mbak," jawab supir tersebut, lalu menancap gas menuju alamat yang sudah diberikan oleh Seyna.

Minggu lalu setelah Nara mengiyakan ajakan Seyna untuk pindah kos, temannya itu langsung bergerak cepat meminta izin langsung kepada mamanya di Bandung.

Lalu keesokan harinya setelah mendapat persetujuan dari mamanya, tanpa membuang waktu lebih banyak lagi Seyna langsung mengajak Nara menemui ibu kos yang kini di tempati oleh Seyna.

Guna bertanya perihal biaya sewa kos serta membuat beberapa kesepakatan agar sang penghuni baru tidak melanggar aturan yang telat dibuat.

Setelah kesepakatan telah disetujui oleh Nara, keduanya langsung bergegas membereskan beberapa barang yang akan dibawa oleh Nara.

Dan tepat dihari ini, Nara sudah berada di depan pintu kamar kos yang akan dia tempati bersama Seyna, sahabat seperjuangannya.

Sudah beberapa kali Nara berkunjung ke kosan Seyna dan beberapa kali juga menginap disini. Kamarnya cukup luas dengan kamar mandi yang terletak di dalam, sangat menguntungkan bagi keduanya karena tidak perlu repot-repot mengantri untuk mandi.

"Terima kasih ya pak, sudah dibantu bawain barang-barang temen saya," ucap Seyna kepada supir pick up yang membawa barang-barang Nara.

Seyna menyerahkan amplop sebagai tanda pembayaran kepada supir tersebut. "Ini untuk bapak, sekali lagi terima kasih ya pak. Maaf tadi sempet ngerepotin bapak minta tolong bawain barangnya ke lantai atas."

Supir tersebut menerima pemberian Seyna dengan senyum merekah. "Iya Mbak sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu ya Mbak."

"Oh iya pak, silahkan."

"Mari Mbak," ucap supir pick up itu.

Seyna tersenyum manis menanggapi nya. "Mari."

Seyna masuk ke dalam kamar sesaat setelah mengantar bapak supir tadi keluar, melemparkan badannya tepat disebelah Nara.

"Akhirnya lo pindah juga ke kosan gue, lega banget hidup ini ya gusti," ucap Seyna.

"Gara-gara lo juga biaya hidup gue bulan ini nambah Seyton!" sinis Nara.

Seyna tertawa kecil. "Ya udah sih, lagian kapan lagi gue ngerepotin temen gue yang super kaya tapi pengiritan ini."

"Se-merdeka lo aja deh gue capek mau tidur," gumam Nara lalu menelungkupkan kepalanya.

Seyna memandang jijik sahabatnya itu. "Cantik sih, tapi jorok banget buset dah. Belum mandi udah main ngorok aja ni bocah."





🌷🌷🌷

Matahari sore begitu hangat terasa, kini Seyna mengajak Nara berkunjung ke warung yang berada tepat di depan kosan mereka.

"Mak Jenar, yuhuuuuu. Dengan Seyna yang cantik jelita di sini," teriak Seyna ketika dirinya dan Nara sudah berada di depan warung serba ada ini.

Baik makanan siap santap maupun keperluan kecil dapur tersedia disini.

Mak Jenar, pemilik warung tersebut keluar dengan tampang garangnya saat melihat siapa yang datang ke warungnya.

"Mau apa kau, kau berhutang lagi kah? Inget Seyton hutangmu sudah banyak ini di buku kasbon ku," cerocosnya yang hanya dibalas cengiran tak berdosa oleh Seyna.

"Jangan galak-galak atuh Mak, nanti cantiknya ilang loh," ucap Seyna dengan senyum manisnya.

Mak Jenar tetap merengut menatap Seyna, lalu berubah heran ketika melihat ada orang lain di samping Seyna.

"Eh siapa itu anak gadis di samping kau Seyton? Cantik kali bah, cocok ini sama anakku, asal jangan kau suka berhutang juga macam dia ya nak," ujar Mak Jenar sembari melirik sinis Seyna.

"Dih si Emak, giliran cewek cakep aja nadanya langsung berubah sok akrab. Giliran sama gue judesnya minta ampun," gumam Seyna.

"Apa kau liat-liat? Mau ku jodoh juga kau? Tapi sama si Asep saja lah jangan kau berharap dengan anakku."

"Dih, si Emak PD abis. Siapa juga yang mau dijodohin sama anaknya. Saya kesini mau belanja loh, sembari mengantar teman kesayanganku ini," ucap Seyna.

"Kenalin Mak, ini temanku namanya Andila Tanara panggil saja Nara, neng geulis asal Bandung ini teh. Jomblo dari lahir Mak, siapa tau Emak mau jodohin dia sama si Bima," sambungnya sembari menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Ma Jenar.

Nara mencubit pinggang Seyna membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Jangan sembarangan kalo ngomnong," bisik Nara.

Seyna berusaha melepas cubitan tangan Nara di pinggangnya. "Iya iya ampun Nar sakit banget say."

"Belum punya pacar rupanya kau anak cantik, cocok kali sama anak ku si Dana, bukan begitu Seyton?" celetuk Mak Jenar dengan senyum lebarnya.

Seyna mendelik kaget. "Eh ya jangan gitu dong Mak, Mas Dana kan buat saya kenapa dijodohin ke Nara."

"Kau sama si Agus anaknya Neneng saja lah," ucap Mak Jenar membuat Seyna mengeluarkan tampang sedihnya.

"Ah Emak gak asik, ya udah nih Sey beli shampo nya lima ribu aja."

Setelah mendapat shampo pesanannya Seyna langsung memberikan uangnya dan menarik Nara pergi dari warung tersebut.

Mak Jenar melongo heran melihat kelakuan ajaib Seyna. "Lah betul ngambek dia, ku pikir hanya bercanda saja."

"Siapa tadi yang sama Mbak seyna Mak?"

Mak Jenar dengan reflek memukul anak lelaki di sampingnya. " Buat kaget saja kau ini, kalau Emak jantungan mau tanggung jawab kau ha?"

"Ya maaf, kan gak sengaja. Itu tadi siapa?" tanya anak tersebut.

"Kau ini anak bujang tapi joroknya minta ampun, mentang-mentang hari minggu tidur seharian, latihan mati kau ha?" omel Mak Jenar pada anaknya yang nyawanya masih di awang-awang.

"Ih si Emak ngomel mulu dah, itu tadi siapa? Di tanyain malah ngomel mulu."

"Oh itu kawannya si Seyton, siapa tadi namanya, bah lupa kali Emak mu ini," jawab Mak Jenar dengan wajah bingungnya lalu pergi meninggalkan anak laki-laki di sampingnya yang masih mengantuk.

"Lah, malah ditinggal," keluh anak tersebut.

_____________
Jangan lupa vote komen
See you sis..

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang