"Aku akan selalu bersamamu, bahkan saat dirimu memintaku untuk pergi."- Todoroki Yosuke -
"Maaf."
Todoroki diam, sama sekali tidak menunjukan reaksi apapun atas gerakan tangan Yukio. Pemuda itu tetap fokus mengobati lebam-lebam di tangan putih Yukio, begitupun dengan luka-luka lain di area wajah dan pelipisnya.
Entah apa yang dilakukan oleh orang-orang itu pada tubuh rapuh gadis ini, Todoroki tidak habis pikir. Pemuda itu yakin, ada hal besar yang disembunyikan Yukio darinya hingga gadis itu terlibat dengan Kuryu.
Apalagi 'informasi' yang dimaksud oleh orang-orang yang baru saja memukuli Yukio, Todoroki sebenarnya tidak yakin dengan dugaannya saat ini. Namun, dugaannya berhasil diyakinkan dengan kalimat yang baru saja disampaikan oleh Yukio.
Gadis itu menggerakan jemarinya."Maaf membuatmu ikut terlibat masalahku. Seharusnya kita tidak pernah bertemu, aku hanya membuatmu dalam bahaya."
Todoroki memberikan tatapan datar selama beberapa saat, lalu kembali fokus ke luka-luka Yukio. Melihat hal itu, Yukio lantas menunduk dengan raut wajah muram. Tangannya terlihat bergetar, bersamaan dengan tangannya yang kini terkepal.
"Jika kau ingin menjelaskan apapun, jelaskan sekarang. Dan-" mata Todoroki kini mengunci mata Yukio yang juga ikut menatapnya.
"-jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah terjadi." Lanjut pemuda itu dengan nada dingin.
Yukio seketika tertegun. Dia mampu menangkap kesungguhan di mata Todoroki yang menyorot tajam, namun terasa lembut secara bersamaan. Gadis itu kerap berpikir, mengapa Todoroki yang sepertinya memang pribadi dingin dan sulit di dekati mau berinteraksi dengan dirinya? Bahkan ketika sudah mengetahui dirinya adalah mata-mata, pemuda berkacamata itu tetap menerimanya.
Yukio menghela napas, sepertinya dia memang harus mengungkap semuanya.
"Aku adalah mata-mata yang ditugaskan untuk mencari informasi mengenai SWORD. Mereka memintaku untuk mengamati dan memberikan informasi itu demi kelancaran rencana mereka."
Dahi Todoroki mengerut. "Rencana?" tanya pemuda itu bingung.
Yukio mengangguk. Raut wajahnya berubah serius, "Kuryu ingin menghancurkan SWORD dan menguasai daerah ini. Mereka ingin menghancurkan kelima geng dari segala sisi, itu kenapa mereka memintaku untuk mencari informasi mengenai SWORD." Senyum miris terlukis di wajah Yukio. Gadis itu lantas memalingkan wajah ke depan. Tangannya kembali bergerak.
"Tapi tenang saja, aku telah berhenti melakukan itu sejak pertemuan pertama kita." Tangan Yukio berhenti. Ia kini menengadah, menatap gugusan bintang di angkasa.
Tangannya kembali bergerak, "Aku menyukai tempat ini, aku menyukai kota SWORD. Kalian menerimaku dengan baik, mementingkan kekeluargaan daripada mereka yang memperlakukanku seperti budak."
'Bahkan keluargaku sendiri.' Batin Yukio.
Todoroki tidak menanggapi. Dia memandang wajah Yukio yang ekspresi berubah sendu. Ia tahu, ada rahasia lain yang gadis cantik itu sembunyikan, namun Todoroki memilih tidak menanyakan lebih lanjut. Yang pemuda itu bisa lakukan sekarang adalah memastikan bahwa Yukio baik-baik saja di sisinya, lambat laun gadis itu pasti akan lebih terbuka jika telah siap.
"Yukio," panggil Todoroki. Sang empunya nama menoleh, menatap pemuda di sebelahnya itu. Matanya seketika melebar begitu tangan Todoroki menepuk lembut pucuk kepalanya beberapa kali sembari tersenyum tipis.
"Kau sudah bertahan dengan baik selama ini."
Lagi-lagi Yukio dibuat tertegun dengan kalimat yang Todoroki lontarkan. Pemuda yang bahkan baru ia kenal mengatakan hal yang tidak pernah dia dengar sebelumnya dari mulut siapapun. Mata gadis itu mulai berembun, bersamaan dengan kepalanya yang kembali tertunduk.
Melihat itu, Todoroki melebarkan senyumannya, sedikit lebih baik dari sebelumnya. Dengan berani, Todoroki menaikkan dagu sang gadis menggunakan telunjuk tangannya, membuat tatapan mereka kembali bertemu.
Tangan Todoroki bergerak. "Selama kau bersama kami, atau tidak bersama kami, aku akan tetap bersamamu. Meskipun kau mendorongku pergi, aku akan tetap disisimu." isyaratnya.
Yukio menutup mulutnya dan menggeleng ribut. Dia tidak pantas bersama dengan pria baik ini, dia benar-benar tidak pantas. Yukio tidak ingin egois dan membuat Todoroki terjebak masalah besar dengan terlibat bersama Kuryu karena dirinya.
Cukup ibunya saja yang menjadi korban, jangan sampai pemuda ini ikut ke dalamnya.
Todoroki menatap sendu Yukio yang terlihat panik. Dengan ragu, pemuda itu menarik tubuh sempit itu ke dalam dekapannya. Menepuk-nepuk lembut punggung si gadis yang tengah menangis tanpa suara. Todoroki tahu, ada sesuatu dibalik hal keterlibatan Yukio dalam rencana Kuryu. Dia juga yakin bahwa alasan dibalik histerisnya Yukio setelah dirinya berkata demikian bukanlah hal sepele.
Apapun itu, Todoroki berjanji pada dirinya sendiri bahwa dirinya akan menjaga Yukio.
Gadisnya, mungkin.
Halo Haloo! Gimana kabarnya? Semoga selalu baik ya~ Maaf aku rada ngilang akhir-akhir ini, maklum tugas lagi banyak-banyaknya jadi harus bisa bagi waktu (plak).
Karena kebetulan aku lagi lancar jaya buat nulis fanfic ini, aku akhirnya up ni fanfiction setelah sekian lama hehe.
Ada yang aneh nggak sama sikapnya Todo? Maaf mungkin kalau rada cringe, soalnya aku mikir kayaknya Todoroki itu tipikal orang yang care dan sat set, alhasil aku menggambarkannya kayak gini:)
Kayaknya segitu dulu dari aku. Terimakasih sudah berkunjung dan sampai jumpa di chapter selanjutnya!
Salam Hangat
San
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Silence - Todoroki Yosuke
Fiksi PenggemarTodoroki tidak selalu menjadi remaja ambis yang mengejar puncak oya atau mengalahkan Murayama. Ia kadangkala bisa menjadi remaja seusianya yang bimbang akan masa depan atau mengharapkan untuk merasakan cinta seperti remaja pada umumnya. Namun sayan...