Pada siapapun yang nantinya bertemu, semoga sudi kiranya untuk bertamu.
***
Pagi itu, lapangan SMA SKENSA NUSA sangat ramai dipadati para siswa-siswi dengan pakaian hitam putih. Dilengkapi dengan kalung dari kardus bertuliskan nama masing-masing. Semua sudah tahu jika mereka adalah siswa-siswi baru.
Di atas podium sana ada bapak kepala sekolah sedang memberi kata sambutan sekaligus meresmikan kegiatan MPLS yang akan dimulai hari ini. Dilanjutkan oleh ketus OSIS SMANSA, sorak tepuk tangan menggema di bawah langit biru pagi ini.
Hari ini, tepatnya Senin di pertengahan bulan Juli adalah saksi dari mereka yang akan bertemu, menjalin hubungan, dan semoga saja bisa bertahan lama. Pada dasarnya, pertemuan selalu tercipta tanpa manusia kehendaki. Sudah menjadi hukum alam, manusia adalah tokoh utama dari kisah yang semesta tulis.
"Halo, nama gue Sinar." Dari samping kanan seorang siswi berambut sebahu memperkenalkan diri.
Sejak lima menit lalu, upacara telah selesai dan sesi perkenalan pun dimulai. Setelah lima menit diamati, dari jarak tiga meter, Sinar mendapati seorang siswi hanya diam. Jika dilihat dari ekspresinya, sepertinya dia sedang kebingungan.
Sinar yang pada dasarnya mudah akrab dengan orang baru memberanikan diri menghampiri sosok itu. kebetulan, dia juga belum mendapatkan teman.
"Nama lo siapa?" Sinar mengajukan satu pertanyaan dan berharap mendapat respon yang baik.
Semoga saja.
Semoga saja semesta berbaik hati dengan memberi takdir baik hari ini.
"Kanara," katanya memperkenalkan diri. "Panggil aja Nara."
Sinar ternganga seiring bola matanya melotot lebar sebagai bentuk bahwa dirinya sedang takjub. "Suara lo imut banget, ya."
Siswi bernama Kanara itu menunduk menatap sepasang sepatu hitam di bawah sana. Ada sesuatu di hatinya. Perasaan sama yang kerap kali hadir ketika bertemu dengan orang baru.
"Makasih."
Kanara memilin ujung rok-nya. Debar-debar ketakutan itu sampai detik ini tidak kunjung hilang. Rasanya terlalu takut bila ada disituasi ini. Entah bagaimana cara menyampaikannya, semoga tidak ada hal buruk dalam episode awal di masa putih abu-abu ini.
kening Sinar mengusut, "Lo kenapa nunduk?"
kanara menggeleng pelan. "Gue gapapa."
"Lo introvert, ya?"
Entah bagaimana bisa, entah bagaimana caranya. Yang dikatakan sinar itu benar.
Sebagian orang mungkin menyukai keramaian dan sisanya menyukai kesendirian. Entah karena nyaman atau terbiasa, karena manusia tidak bisa menebak isi hati serta pikiran manusia lainnya.
Sinar tersenyum cerah. Agaknya ia suka dengan teman barunya ini. Tanpa banyak pertimbangan apapun, tangannya bergerak mengambil sesuatu di saku bajunya.
"Mulai sekarang kita temen. Dan gelang ini sebagai tanda kalau kita resmi temenan," katanya antusias. "Btw kita juga sekelas loh."
Kanara agak kaget. Matanya memberanikan diri menatap teman barunya yang menunjukkan sebuah kalung kardus bertuliskan nama, kelas, dan cita-cita.
Ingin menjadi istri Aliando.
Agak sedikit lain memang. Emangnya ada cita-cita seperti itu?
"Gila! Lo cantik, ya? Mata lo indah banget, Ra. Definisi good looking dari remaja."
Cantik, ya?
Kanara tersenyum sebagai respon. Apakah di sini dirinya bisa menyimpulkan jika itu adalah sebuah pujian?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Z K A N A R A [lolipop cokelat]
Teen Fiction𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒂𝒏𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑨𝒛𝒌𝒂𝒏𝒂 𝒔𝒊 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒕𝒂𝒘𝒂. ✧༺༻✧ Hanya kisah sederhana seorang badboy penyuka lolipop yang tidak sengaja bertemu dengan gadis pecinta cokelat. Dia adalah Azkana Rekandra...