#13: Sudah terbiasa dinodai

5.7K 200 0
                                    

Ini entah sudah bulan keberapa sejak Youra dikurung, Vlark pria itu hanya kembali pada sore hari untuk menyiksa dan menyutubuhi Youra setelah itu dia akan pergi lagi entah kemana.

Dokter tua yang dulu pernah mengobati luka punggung Youra selalu datang setiap malam pukul 00.00, dia mengobati Youra diam diam dan memberi Youra suplemen agar dia bisa bertahan dari kebringasan pria tak punya hati itu.

Seperti sekarang, dokter yang tak lain bernama Berta itu sedang mengobati luka lecet dan bekas pecutan pada tubuh Youra, dia meringis melihat nasib malang gadis dihadapannya ini.

Sedangkan orang yang diobati? Dia hanya diam, sejak beberapa hari ini pandangan Youra selalu kosong, hati dan pikirannya entah kemana yang selalu dia ingat adalah hari pembunuhan itu, pembunuhan yang merenggut semua keluarganya.

"Nona Youra.." Berta memanggil hati hati saat melihat orang yang dia obati hanya diam.

Youra mengalihkan pandangannya, menatap Berta dengan tanpa ekpresi.

Berta tak sanggup menahan rasa kasian pada gadis dihadapannya, dia meringis dan sedikit menintikan air mata.

"Nona tak perlu khawatir, besok dan lusa tuan Ash tidak akan menyakiti nona, dia sedang berada di luar rumah sekarang bersama anakku."

Fakta yang Youra ketahui beberapa hari yang lalu, Vivian yaitu ajudan setia Vlark adalah anak dari Berta si dokter tua ini.

Youra menarik senyum tipisnya, sangat tipis bahkan Berta tak menyadarinya.

"Nona ingin keluar? Dari kastil ini?"

Pertanyaan itu membuat Youra seketika diam, tentu saja dia mau. Sangat mau dia memandang Berta seolah mempertanyakan bagaimana caranya.

Berta menarik senyum nya dan sedikit mengelus kepala Youra layaknya anak dia sendiri.

"Meskipun akan mengorbankan diriku, untuk keselamatanmu, aku rela."

Youra diam seketika, otaknya memutar mengartikan perkataan Berta.

"Maksud anda dokter?" Youra kini bersuara dia memandang Berta yang sedang mengoleskan salep anti nyeri.

"Kau pasti tau apa maksudku nak." Berta tersenyum simpul, dia tak mengadahkan pandangannya, dia fokus pada menyembuhan Youra.

Dengan cepat Youra menggeleng, dia tentu saja tidak setuju memgorbankan dokter yang sedari dulu telah mengobatinya dari kekejaman Vlark.

"Tidak.. dokter tidak perlu melakukan sejauh itu, demi aku.."

Berta melakukan gerakan terakhir dalam mengoleskan salep, dia tersenyum lalu menatap Youra dengan hangat.

"Tidak papa nak, lagipula umurku tidak akan lama lagi, aku sudah tua aku akan segera ma-"

Ucapan Berta terpotong oleh Youra "Tidak dokter, jangan berkata seperti itu aku tidak bisa, dokter adalah orang baik yang berada disini selalu merawatku dengan dan tanpa balasan apapun."

Mendengar itu Berta terharu, dia menangkup lembut pipi Youra dan mengelusnya melihat dengan penuh kasih sayang, layaknya seorang ibu yang mencintai anaknya.

"Aku ing-"

Suara Berta terhenti ketika mendengar pintu tiba tiba terbuka, dia langsung melepaskan tangkupan pada pipi Youra dan melihat kearah pintu dengan sedikit cemas, karna Vlark tak meminta dia untuk mengobati Youra sedikitpun, ini murni keinginannya.

Vlark masuk kedalam dengan Vivian yang menunggu di pintu keluar, pandangan Vlark menatap dalam kearah Youra lalu memandang Berta yang sedang cemas.

"Kau pikir apa yang kau lakukan Berta?" Suara Vlark dipenuhi dengan kedinginan dan tajam.

Vivian yang mendengar nama ibunya disebut dia sedikit melihat kearah dalam, melihat ibunya yang sedang duduk disamping Youra, dia hanya diam namun dalam hatinya dia merasa gundah.

"T-tuan ak-aku.." Berta tergagap, dia sangat cemas sekarang.

Helaan nafas keluar dari mulut Vlark, dia mendekat kearah sana lalu berdiri dihadapan Berta dan juga Youra.

Tangan kecil nan rapuh tiba tiba terlentang dihadapan Berta, seolah melindungi wanita tua ini yang sedang cemas pada dirinya sendiri.

Vlark menarik alisnya saat melihat tangan itu, pandangannya beralih pada Youra. "Apa maksudnya ini?"

Dengan suara gemetar dan sedikit takut Youra memberanikan diri untuk bersuara, Youra ingin melindungi Berta si dokter tua yang baik hati yang dia anggap seperti malaikat penolong.

"I-ini salahku, aku yang meminta Berta untuk mengobatiku.."

"Oh benarkah?" Vlark sedikit menarik sebelah senyumnya alisnya masih belum turun dia sedikit geli pada Youra yang tidak bisa berbuat apa apa malah melindungi Berta yang entah akan dia marahi atau tidak.

"Bagaimana kau bisa meminta Berta untuk mengobatimu? Sedangkan kau dikurung disini tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar."

Pernyataan itu membuat Youra gelalapan, dia gugup takut dan cemas dalam bersamaan, benar apa yang Vlark katakan, dia jelas berbohong.

Vlark terhibur dengan apa yang dia lihat depan matanya, dia melipatkan tangannya di dada.

"Keluar lah Berta, aku tak suka saat aset ku dilihat oleh sesiapapun, bahkan itu wanita tua sepertimu."

Berta menurut, dengan cepat dia bangkit dan membungkuk dia menatap Youra sejenak yang dibalas tatap oleh Youra, Berta menghela nafas seolah tak ingin meninggalkan gadis malang yang dia anggap sebagai anaknya sendiri, Berta meninggalkan ruangan.

Setelah Berta benar benar keluar, Youra menunduk, dia tak berani menatap kearah manapun.

"Jangan menunduk kau seperti tikus yang sedang terpojok oleh kucing." Suara Vlark terdengar mengejek namun intonasinya masih dingin dan tajam.

Helaan berat keluar dari mulut Vlark dia kemudian melepaskan rantai yang membelenggu kedua tangan Youra.

Tangan Youra langsung tertunduk lemas kebawah, Youra bisa merasakan kebas dan sakit akibat beberapa minggu ini dia tak bisa menggerakan tubuhnya dengan bebas.

Namun dia juga sedikit heran mengapa Vlark tidak marah, malah membuka rantai ini untuknya, Youra mengusir pikiran itu.

"Ikutlah denganku."

Youra mengadahkan pandangannya, mata abu miliknya langsung bertemu dengan mata hitam pekat milik Vlark.

"K-kemana..?" Tanya Youra gugup.

"Konferensi pers." Jawab Vlark singkat, dia masih berdiri dihadapan Youra tanpa bergerak sedikitpun.

Banyak pertanyaan diotak Youra, yang paling mendominasi mengapa Vlark menyuruhnya ikut dengannya, Youra diam dia tak menjawab apapun.

"Vivian." Vlark bersuara seolah mengatakan sesuatu yang hanya diketahui oleh Vivian.

Vivian yang diluar ruangan mendengar itu, dia menjawab "Baik tuan." Setelah mengatakan itu, ada 3 maid yang masuk kedalam ruangan.

Maid maid ini memberi hormat pada Vlark lalu mendekat kearah Youra, satu dari Maid tersebut membawa sebaskom air bersih satu membawa dress hitam elegan, dan satu lagi berjongkok di tepi ranjang.

Maid maid itu seolah mengerti apa yang harus mereka lakukan, membersihkan Youra, mengobati Youra dan memakaikan dress itu pada Youra.

Youra sepenuhnya sudah seperti Youra yang dulu, cantik, bersih dan menawan meskipun dengan luka luka bekas siksaan Vlark namun itu tertutup dengan dress hitam elegan yang dibawa Maid itu.

Vlark memandang puas, tangan nya yang melingkar didada terlepas lalu dia berjalan mundur melepaskan rantai di kaki Youra, lalu mengenakan Youra sepatu hak tinggi berwarna hitam yang dibawakan oleh salah satu maid.

"Bangunlah." Ujar Vlark sudah dihadapan Youra lagi, dia menjulurkan salah satu tangannya seolah menuntun Youra untuk bangun dengan bantuannya.

Youra enggan, dia masih diam namun setelah beberapa detik dia menghela nafas kemudian meraih tangan itu.

"Lambat." Sindir Vlark saat tangan kecil Youra menyentuh tangannya, dia menggengam tangan itu lalu menuntunnya untuk berdiri.

-
To be continue.
Vote please?

Lovesick AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang