Apa pernah aku menuntut lebih?
Apa pernah aku menyiksa batinmu?
Apa pernah?
Aku sudah mengusahakan semuanya.
Perasaan dan waktuku hanya untukmu.
Tapi apakah itu cukup?(Salma)
"Mah. Kita pulang ya ke Indonesia?" Rony membujuk mamanya yang tengah terbaring lemah di kasur rumah sakit.
"Kenapa? Kenapa harus pulang?"
"Mah. Rony kan sebentar lagi mau menikah. Rony cuma pengen Mama terus disamping Rony." Mama Rony memalingkan wajah, enggan menatap wajah Rony.
"Mama kan sudah bilang. Menikah sama Bunga. Dia bisa rawat Mama. Mama juga nggak perlu untuk adaptasi ulang sama tunangan kamu."
"Mah. Salma itu baik banget orangnya, seru lagi. Mama pasti seneng sama dia. Mama kan belum pernah ketemu juga, jangan langsung nolak gitu dong Mah."
"Lagian kamu ngelamar anak orang kenapa nggak pernah diskusi sama Mama? Kamu pikir ini masalah receh? Oh iya Mama lupa, kamu udah terbiasa hidup sendiri ya. Mutusin apa-apa sendiri. Dari awal kamu emang nggak pernah mau libatin Mama."
"Mah nggak gitu."
"Udah lah. Kalo kamu mau nikah ya nikah aja. Biar Mama disini sama Via."
"Mama kok jadi gini sih? Rony nggak mungkin ninggalin Mama."
"Ron. Kalau kamu peduli sama Mama, aturannya kamu itu diskusi dulu sama Mama. Nggak langsung ambil tindakan sendiri. Lagian kurangnya Bunga apa sih? Bukannya dulu kamu cinta banget sama dia?"
"Mah. Rony kan udah bilang berkali-kali sama Mama. Rony dan Bunga itu udah lama putus. Kita nggak akan bisa nyatu lagi."
"Kenapa nggak bisa? Mama liat Bunga juga masih cinta sama kamu."
"Mama jangan mulai deh. Rony itu udah mau nikah, sebagian persiapannya juga udah jalan. Masa mau dibatalin gitu aja? Tolong lah Ma. Rony nggak minta banyak, tolong restuin pernikahan Rony."
"Nggak tau deh. Setuju nggak setuju toh keputusan kamu juga udah bulet kan. Mama bisa apa?"
Rony menghela napas. Ia sudah habis berkata-kata, tak tahu bagaimana caranya membuat Mamanya percaya akan keputusannya.
"Kenapa Kak?" Via nampak khawatir melihat kakaknya yang duduk melamun di depan kamar Mamanya.
"Vi. Kasih tau kakak gimana caranya bikin mama luluh?"
"Kenapa sih emang?"
"Kakak mau nikah Vi. Kalo mama keras kepala terus gimana caranya kakak bisa bawa Salma?"
"Kak. Mama itu lagi sakit, moodnya naik turun. Kondisinya juga makin lemah. Dia cuma nggak mau ditinggal Kak Rony. Kak Rony coba aja terus buat bujuk Mama."
"Gimana caranya Vi? Kakak udah kehabisan kata-kata. Kakak nggak tau harus ngomong apa lagi. Mana Mama terus-terusan nyuruh kakak buat sama Bunga."
"Lagian juga kakak itu harusnya tegas. Kalo udah nggak bisa sama Kak Bunga, dari dulu Kak Bunga jangan sampek deket lagi sama kakak. Terus kalo sekarang Mama udah nyaman sama Kak Bunga gimana?"
"Hampir tiap hari lo Kak. Kak Bunga ngurusin Mama. Ya siapa yang nggak baper. Mama pasti lagi mimpi sekarang kalo mantunya itu Kak Bunga."
"Vi. Kakak beneran pusing. Kakak nggak punya solusi. "
"Via juga nggak bisa kasih solusi apa-apa Kak."
"Arghhh. Tau ah Kakak mau cari angin dulu." Rony pergi keluar meninggalkan rumah sakit untuk menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Pulang / Teka-Teki Salma 2
FanfictionSalma sudah berjuang banyak menjelang proses pernikahannya dengan Rony. Namun ternyata cinta saja tidak cukup, ada banyak hal yang masih saja mengganjal bahkan menyandung perjalanan mereka. Beberapa kali keinginan untuk menikah benar-benar harus di...