Hinata saat ini sedang sibuk membereskan pakaian nya dan juga Naruto. Sebagian sudah Naruto bereskan, ia hanya tinggal memilih pakaian yang akan di bawa Naruto dan dirinya. Naruto berkata jangan terlalu banyak membawa pakaian pria itu, karena di rumah ibunya ada masih ada pakaian Naruto. Hinata pun menurut dengan apa kata Naruto.
Sebenarnya Hinata sedikit takut jika harus satu atap dengan ibu mertuanya, tapi inilah saatnya untuk bisa semakin dekat dengan ibu Naruto. Ia juga ingin Naruto semakin dekat dengan ibunya, jika ia jujur kepada Naruto pasti Naruto akan mengusulkan untuk membeli rumah dan tidak tinggal di rumah Ibunya.
Ia hanya berharap, ibu Naruto dapat menerima nya seiring berjalan nya waktu nanti. Hinata akan berusaha mengambil hati ibu mertuanya.
Hinata mengelus perutnya yang sedikit membuncit dengan lembut. "Bantu ibu agar nenek mu mau menerima ibu nanti." Ucapnya sembari tersenyum kecil.
Ah, Hinata tidak sabar anaknya akan lahir nanti. Jika usia kandungan nya sudah cukup, ia dan Naruto akan memeriksa jenis kelamin bayinya nanti. Yang paling tidak sabar disini yaitu Naruto, pria itu sangat tidak sabar untuk mengetahui jenis kelamin anaknya nanti.
Saat sibuk dengan pikirannya Hinata tidak menyadari bahwa Naruto kini sudah duduk tepat di sebelahnya.
"Kau melamun, hm?" Ketika mendengar suara Naruto terlihat Hinata yang sedikit terkejut.
Hinata menoleh untuk melihat wajah tampan pria di sebelahnya. "Hanya sedang membayangkan jenis kelamin anak kita nanti." Ia tersenyum dengan manis.
Naruto menyandarkan kepalanya pada pundak Hinata, tangannya kini melingkar pada perut Hinata. "Aku yakin dia laki-laki." Ucap Naruto dengan yakin.
Hinata tertawa pelan. "Kau begitu yakin, hm?" Goda Hinata. Pria itu dengan cepat menatap istrinya. "Hey, tentu saja aku ayahnya dan aku yakin firasat ku berkata dia laki-laki." Naruto yakin firasatnya mengatakan bahwa anak nya nanti adalah laki-laki.
Hinata tersenyum dan membelai rahang pria itu. "Baiklah, aku berharap dia akan sangat mirip denganmu nanti."
Naruto membawa Hinata kedalam pelukannya. "Tentu saja, dia akan mirip dengan ku. Jika nanti tidak ada yang mirip denganmu, kita bisa membuatnya lagi." Hinata memukul pelan dada pria itu, sedangkan Naruto hanya tertawa saja.
"Istirahatlah, sayang. Sudah cukup mengemasnya, ini waktunya kau beristirahat." Naruto berujar lembut seraya mengelus punggung Hinata.
Hinata mengangguk dan ia ditemani Naruto untuk menuju ranjang. Naruto ikut berbaring menemani istrinya, saat Hinata tidur nanti ia akan membereskan sisanya. Biarkan wanita hamil ini beristirahat dengan tenang.
...
Keduanya saat ini melangkah memasuki rumah besar itu, Naruto menggenggam tangan Hinata dengan erat. Hinata saat ini merasa jantung nya berdegup dengan kencang, ia sangat gugup saat ini. Tetapi berkat genggaman Naruto ia sedikit lebih tenang.
Ketika sudah berada di ruang tamu, ia tidak melihat siapapun kecuali pelayan yang sedang menyambutnya dan Naruto. Tidak lama setelah itu terlihat wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik menuruni tangga dengan anggun.
Kushina menatap kedatangan putra nya dengan senyuman, tetapi setelah melihat siapa yang berdiri di sebelah putranya senyuman tadi seketika hilang. Ia menatap Naruto kembali.
"Apakah kau lelah, hm?" Tanya Kushina . Naruto menggeleng dengan bibir yang tersenyum.
"Ini istriku bu, Hinata." Hinata menundukkan badannya. Lalu menatap Kushina dengan senyuman tulusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair Of The Heart [NARUHINA]
De TodoMenjadi kekasih dari pria yang sudah beristri? Hinata mungkin sudah gila karena bisa-bisanya ia mencintai lelaki yang sudah memiliki istri. Hinata mencintai Naruto Uzumaki pria yang sudah memiliki istri. Kisah mereka mungkin akan rumit dikemudian h...