17. Lemparan Telor Kemarahan

24 12 5
                                    

Hari sudah menjelang sore, pertanda hari Minggu yang tenang akan berakhir. Tetapi tenang saja karena besok mereka ber 10 masih tetap libur, karna ada undangan yang telah mereka sepakati akan pergi ke tempat Pak Rudi saja. Alvaro baru pulang dari rumah ibunya untuk mengambil barang yang lupa dia bawa saat kemarin kerumah ibunya, Nara tidak ikut karena ketiduran siang tadi.

Alvaro keluar dari mobilnya, "Assalamu'alaikum, sayang!"

Dari balik mobil Alvaro, ada 6 orang ibu-ibu yang sedang mengendap-endap bersembunyi dibalik mobil Alvaro. Tak lama ibu itu menampakkan diri dan melempar telur-telur itu pada Alvaro yang sedang menunggu pintu dibuka oleh Nara.

"Eh bu ini ada apa?" tanya Alvaro sembari menghindari lemparan telur yang begitu banyak dari keenam ibu-ibu itu.

"Makan tuh telor!" teriak salah seorang ibu-ibu pada Alvaro, mereka terus menerus melempar dan memaki Alvaro. Karna keributan itu para tetangga mulai berdatangan dan keadaan menjadi ramai. Ravendra yang melihat segera melindungi Alvaro dengan kuali dapur milik Dinda.

"Bu ini ada apa, Alvaro masih muda bu dia gak mungkin maling!" teriak Irsyad sambil berlari menuju kerumunan itu. Para suami keenam ibu-ibu itupun mencoba menarik istrinya agak tidak melempar telur-telur lagi. Sampai sekarang Nara belum juga membuka pintunya.

Para ibu-ibu akhirnya berhenti namun masih dalam keadaan ngos-ngosan dan melotot penuh kedengkian melihat Alvaro, baju putih Alvaro sudah berlumuran telor. Sangat lengket dan basah, Nara belum juga membuka pintu walau Imran sudah mendobrak-dobrak nya seperti maling paksa.

"NARA BUKA PINTUNYA LAH, BUKA CEPAT!" teriak Keyfa dengan lengkingan nya yang memenuhi komplek, mereka sedikit terkejut dengan teriakan orang baik seperti Keyfa, setelah Risha menelepon berkali-kali barulah Nara membuka pintu. Matanya menyipit, seperti nya baru bangun. Hannah mendorong Nara menuju ke depan Alvaro, melihat suaminya berlumuran telor, matanya langsung melek.

"Kamu kenapa, siapa yang lempar telor HAH?" tanya Nara dengan berteriak.

Satu ibu-ibu yang bisa dibilang ketua dari atraksi ini memeluk Nara, "Nara kamu yang sabar ya, kamu gak pantes dengan pria tukang selingkuh," ujar ibu-ibu itu sambil menangis.

Seluruh tetangga yang hadir mulai berbisik-bisik, mereka tak menyangka pasutri baru selucu ini suaminya sudah berselingkuh. Tatapan keji dan risih mereka lontarkan pada wajah Alvaro. Nara terkejut mendengar itu pastinya, dia mematung dan tidak berkutik lagi sama sekali.

"Sayang aku mana pernah selingkuh dari kamu, wanita mana lagi yang cantik selain kamu," rayu Alvaro, namun Nara menepis tangan Alvaro.

"Kamu cantik kok Han," bisik Imran, Hannah jadi cekikikan sendiri. Begitu juga Imran.

Nara memajukan diri kehadapan ketua ibu-ibu itu, "Apa buktinya bu kalau suami saya selingkuh?"

Ketua ibu-ibu itu merogoh-rogoh handphone nya dan membuka video dari pesbuk(nama disamarkan). Disitu terlihat video Nara, Keyfa, Dinda, dan Hannah saat didepan toko eskrim di mall hari itu, yang pada hari itu mereka bertemu Alfahri adek kembarnya Alvaro.

Didalam video:
"Nara kamu perempuan kuat!"
"Nara ingat! di dunia ini ada 7 kembaran."
"HAHAHAH."
"Nara jangan ketawa nangis aja!"

"Eh dia kayanya mulai gila karna suaminya selingkuh."
"Parah si suaminya, viralin."
"Videoin udah? nanti aku post."

Nara melotot melihat video itu, perasaan dia sudah berpesan pada para penonton disitu untuk tidak meng-upload nya di media manapun. Dia juga menjelaskan kalau Alfahri itu kembaran suaminya tapi sepertinya pengunggah video ini memotong bagian itu.

"Saya gak habis fikir Nara masih menerima PRIA BEJAT ITU!" teriak ibu itu sambil menangis. Ibu ini mulai menunjuk pada wajah Alvaro dengan penuh dendam.

"Bu tapi it-"

Ibu-ibu memberikan jari telunjuk agar Nara berhenti bicara, namun tidak menempel ke bibirnya, "Udah Nara, better kamu berpisah dari dia," kemudian memeluk Nara erat.

"Assalamu'alaikum bang Varo, ini kardusnya ditaruh dimana?" Alfahri datang dari kerumunan, ibu itu melihat wajah Alfahri dan menjadi kaget terkaget-kaget.

"HAHH!!!??"

"Iya bu," kata Nara.

"Yang di video itu kembaran suami saya," jelas Nara.

"APAA? KENAPA KAMU TIDAK BILANG DARI TADI," teriak ibu itu, dia menjadi murka pada Nara karna Nara tidak memberitahunya, padahal Nara sudah mencoba.

"Bu tapi kan saya tadi udah coba bilang, tapi ibu gak mau mendengarkan sa-"

"Ah udah terserahlah mau gimana, saya permisi dulu!" ibu itu menerobos kerumunan dan disoraki oleh banyak tetangga karna kelalaiannya dalam melihat berita. 5 Ibu-ibu yang lain meminta maaf pada Nara dan Alvaro karna ikut melempari telur.

"Yaelah mak gua," celetuk seorang bocil yang berada didekat Nara.

"Itu mama kamu?" tanya Nara pada bocil yang keliatan kecewa itu.

"Iya, udah seru tadi lemparan telornya, eh malah salah sangka. Mak emang suka percaya video pesbuk. Kak boleh bagi wifi gak, mau main em el," ujar bocil itu tanpa tau malu.

"Yee lu ya cil, pergi sana lu ke security ada wifi gratis," Ravendra menunjukkan pos security di pintu masuk komplek mereka.

"Bang gak main em el?" tanya bocil itu pada Ravendra sebelum pergi.

"Gak lagi-lagi gue dah main em el, gue terlalu pro jadi gue apus deh," sombongnya, bocil menanyakan pertanyaan yang salah karna Ravendra dulu pernah ikut turnamennya.

"Rank lu apa cil?" tanya Imran yang sudah login, begitu juga Fahmi dan Irsyad yang menunggu di lobby game.

"Epic bang, masih cupu gue," lirih bocil itu.

"Ah sans cil kita-kita mythical glory, lu kita gendong sampe mythical glory ayo dah," ajak Irsyad, role Irsyad di permainan ini adalah Assassin. Dia pandai menggunakan Fanny, Ling dan Lance.

"Abang Irsyad ini suhu cil, hati hati ya," pesan Fahmi.

Alvaro cepat-cepat keluar dari rumahnya, dia sudah mengganti baju dan sudah selesai mandi.

"Eh lagi pada ngapain mereka?" tanya Alvaro pada Nara yang sedang duduk dengan bestienya.

"Main em el, kamu juga mau main?" tanya Nara berharap Varo tidak mau ikut main.

"Gas mage."

"Hah abang ini main mage, wuuu cewek bat lu bang," ejek bocil itu, karna dia rasa rata-rata pemain mage di ml itu perempuan.

"Eh kok pada main sih, aku gimana?" ucap Ravendra, dia menyesal sudah sombong tadi. Akhirnya dia jadi ingin bermain juga bersama mereka berlima.

"Udah penuh Rav. Imran, Irsyad, Varo, Bocil," kata Fahmi menolak keinginan Ravendra.

Ravendra menjadi sedih dan murung, dia hanya melihat mereka bermain. Dinda duduk disebelahnya.

"Ayo, main berdua," ajak Dinda, Dinda sudah lama tidak membuka game ini. Tapi hari ini karna dia kasihan melihat Ravendra, akhirnya dia terpaksa bermain lagi.

"Eh beneran?" Ravendra memeluk Dinda, "Kamu assassin kan?"

"Iya, kamu mage aja," ujar Dinda.

"Okee."

bersambung...

spesial tag
@nanasaynana
@Melani932
@fluffyyoshiii
@Carolineq_

Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang