Hi, readers!
Jena ketemu lagi Arai lohhh di Chapter 5 ini! Waaah, ketemu di mana tuh?
Yuk, langsung aja baca lagi ceritanya.
Jangan lupa kasih dulu vote yaa biar aku makin semangat nulis hehe
Happy reading! 📚Ternyata, Jena tidak perlu menunggu lama untuk kembali bertemu dengan si Jangkung.
Lorong kelas dua belas sore itu kembali kosong melompong. Entah apa yang membuat Jena mau kembali berjalan di lorong ini setelah kejadian di depan toilet kemarin. Toh kali ini, Caca tidak membujuknya. Bahkan, sahabatnya itu tidak ikut berjalan bersama Jena. Sebenarnya, Jena bahkan lupa apa yang sedang dilakukannya dan ke mana ia tengah menuju. Ia hanya mengikuti langkah kedua kakinya sendiri sedari tadi.
"Jauh amat, Jenaka nyasar?" seru seorang siswa berjaket Blacktula yang tengah berjongkok di lantai lorong.
"Cantik mau ditemenin pipisnya?" Sebuah suara lainnya muncul.
Jena menengok ke sumber suara, dan si empunya suara, seorang Blacktula lainnya, tengah berdiri bersandar pada pilar tembok. Sejenak, Jena mengerutkan kening. Ia yakin betul, baru beberapa detik yang lalu, lorong ini kosong.
Jena menggeleng-geleng. Mungkin saja tadi ia hanya salah melihat. Tanpa menggubris celetukan kedua tarantula itu, Jena melanjutkan langkahnya.
"Jenakaaa, Jenakaaa, kekasihkuuu..." Seolah muncul begitu saja dari udara, seorang Blacktula tiba-tiba muncul di sebelah kanan Jena, menyanyikan lagu Koes Plus dengan sebuah gitar di tangannya.
Jena terperanjat hingga setengah melompat. Apa-apaan ini? Apakah lorong sekolah ini berpenghuni makhluk halus?
Gadis itu mempercepat langkahnya.
"Main-main ke rumah Pak Wali Kota, pulangnya dapet ciuman dari sang putri tercinta. Aheuuuy!" Kini, celetukan itu datang dari samping kiri Jena, di mana seorang Blacktula berdiri menyorakinya sambil tertawa geli.
Bulu kuduk Jena berdiri, ia mulai berlari.
Tiba-tiba, sosok Farel muncul di hadapannya, membuat Jena memekik terkejut dan berhenti mendadak hingga nyaris terjatuh. "Aku bener-bener cinta sama kamu, Jen!" teriak pemuda itu tepat di depan wajah Jena.
Diliputi kengerian, Jena berbalik arah lalu berlari sekencang-kencangnya. Saat itulah ia melihat sosok si Jangkung tengah berdiri sambil melihat-lihat ke dalam jendela kelas. Ia memakai jaket denim yang sama, tetapi alih-alih celana panjang hitam dan kaus putih, jaket denim itu kini melapisi seragam SMA.
Cepat-cepat Jena berlari ke arah lelaki itu dan menggandeng lengannya, menariknya ikut berlari.
Ia terlihat bingung. "Maaf-"
Jena mencubit lengan lelaki itu agar ia berhenti berbicara.
Meski ikut berlari mengikuti Jena, si Jangkung sempat menengok ke belakang, di mana para Blacktula ikut berlari mengejar mereka. "Itu anak geng motor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf I Love
Novela JuvenilJUDUL KEDUA DALAM SERI JENAKA The Wolf I Love - On Going Mon, Wed, Fri - 20.30 WIB -------------------------------------------------------------- Sudah lama Jenaka mengubur impiannya untuk memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja. Seisi Kota Sidikar...