Xiao Zhan bangun, duduk di atas ranjang dan menatap sekeliling dengan pandangan linglung. Ruangan berukuran minimalis temaram dengan pencahayaan minim yang didapatkan dari lampu tidur kuning di atas nakas menjadi sajian pertama ketika ia membuka mata. Sejenak Xiao Zhan terdiam, mengulas kembali apa yang terjadi terakhir kali sebelum ia berakhir di ruangan ini.
Oh! Xiao Zhan ingat.
Sekitar pukul 2 dini hari ia datang ke kantor Mr.Ye untuk melaporkan penghasilan dari permainannya dan meminta reward sebagai imbalan atas kerja kerasnya. Setelah itu, terjadi perdebatan yang cukup sengit perihal Xiao Zhan yang minta dibebaskan sampai akhirnya membuahkan kesepakatan dan membuat ia mau tidak mau berakhir di bawah kendali bos besar.
Haaaah ... Sial! Kenapa juga ia harus menerima begitu saja dan berakhir seperti ini.
Tangan Xiao Zhan terulur memijat pelipisnya yang terasa sedikit nyeri. Efek dari beberapa hal yang dipikirkan dan terus-terusan menggerus emosi. Dengan malas, ia menyibak selimut yang menutupi tubuh, menurunkan kedua kaki untuk menapaki permukaan lantai yang dingin. Ia menoleh ke belakang, melihat sebuah jam digital yanng duduk dengan tenang di atas nakas kemudian menghela napas panjang.
"Sudah pukul delapan rupanya. Ugh!" lirihnya berujar diikuti lenguhan ringan karena merasakan nyeri di area pinggul hingga pinggang bagian belakang ke tulang ekornya.
Xiao Zhan bangkit, berjalan sedikit tertatih-tatih menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh sebelum kembali melakukan aktivitas yang mungkin akan menjadi tugas terakhirnya di kapal ini. Di bawah tetes-tetes air yang mengalir dari shower, Xiao Zhan mengulas kembali apa yang ia dan Mr.Ye perdebatkan semalam. Perihal kebebasan yang diminta oleh Xiao Zhan dan kesepakatan yang terjadi di antara mereka.
"Kau harus melakukan satu tugas lagi dariku. Kalau kau berhasil, aku akan melepaskanmu."
Sebuah kalimat tiba-tiba melintas di benaknya. Kalimat yang diucapkan oleh Mr.Ye sebelum kesadarannya tanggal itu membuat Xiao Zhan mendadak menjadi lebih semangat dan memiliki tekad untuk melakukan tugas terakhirnya.
Apa pun yang terjadi, kali ini ia harus berhasil.
Xiao Zhan keluar dari kamar mandi hanya dengan sebuah handuk yang melilit di pinggang. Tatapan matanya langsung tertuju pada sosok yang berdiri di dekat jendela ruangan, menoleh ke arah Xiao Zhan sembari menunjukkan seringaian tipis di salah satu sudut bibirnya.
"Good morning!"
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Mr.Ye mengulas senyum, melangkah menghampiri lalu mengulurkan kedua lengan untuk melingkari pinggang ramping Xiao Zhan dan menariknya lebih dekat. "Bagaimana kalau aku bilang, aku masih menginginkanmu?" bisiknya dengan nada begitu rendah. Kemudian membubuhkan kecupan kupu-kupu di pundak dan perpotongan leher telanjang Xiao Zhan.
Kedua kelopak mata Xiao Zhan terpejam, saat embusan napas hangat dan sentuhan lembut yang mengenai permukaan kulitnya. Namun, ia memejamkan mata bukan karena ia menikmati perlakuan Mr.Ye, tetapi karena menahan geram dan rasa kesal yang mulai naik ke ubun-ubun. Kedua telapak tangannya mengepal erat, mencoba menahan emosi yang sudah hampir meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dealer Season 2 [✓]
FanficKehancuran hati Xiao Zhan karena Wang Yibo, membawanya dalam perjalanan panjang di atas kapal pesiar mewah. Bukan sebagai turis, tetapi ia datang sebagai dealer dibawah naungan bos mafia, Mr.Ye. Demi mendapatkan kembali sang ibu yang disandera, ia...